Gaji Mau Besar, Urusan Besar Tak Beres, Urusan Kecil Tak Tahu, Itulah DPR - RI -- Bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, urusan sepele seperti surel atau surat elektronik ternyata bisa berbuntut panjang. Kejadian ini menimpa pada anggota DPR Komisi VIII yang membidangi masalah agama dan kesejahteraan. Rupanya, banyak anggota komisi itu tak tahu tentang surel resmi komisinya.
Ketidaktahuan itu sempat menjadi pergunjingan ramai di internet. Insiden 'alamat surel' Komisi VIII DPR itu muncul saat 16 anggota komisi itu bertemu dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA), 30 April lalu. Pertemuan di Konsulat Jenderal Republik Indonesia, Melbourne, itu adalah rangkaian kunjungan anggota DPR ke Australia terkait pembahasan RUU tentang fakir miskin.
Dalam sesi akhir dialog, para pelajar itu mencoba meminta surel pribadi anggota dewan. Awalnya, anggota dewan emoh memberikan alamat surel yang diminta. Setelah berulang kali didesak, akhirnya salah satu anggota menyebut alamat surat elektronik Komisi VIII DPR dengan lengkap, "Komisi8@yahoo.com."
Terang saja, ini membuat para pelajar itu bingung karena lembaga negara setingkat DPR masih memakai surel gratisan seperti Yahoo!.com. Insiden itu direkam dalam video dan diunggah ke situs YouTube. Video itu kemarin jadi perbincangan ramai di Tanah Air. Anggota DPR pun dihujani kritik.
Padahal, menurut Sekretariat Komisi VIII, mereka telah lama memiliki alamat surel resmi dengan domain resmi @dpr.go.id. Sayangnya, alamat resmi surel: set_komisi8@dpr.go.id, tak banyak diketahui anggotanya. “Ada alamatnya, tapi saya tidak hafal” kata Nurul Iman Mustofa, anggota Komisi dari Partai Demokrat, kemarin.
Video “Email Resmi Komisi 8 DPR RI” . youtube.com
Kemarin, alamat surel itu ditulis dalam secarik kertas kecil dan dibagikan staf sekretariat Komisi VIII di DPR ke para wartawan. Alamat dengan domain @dpr.go.id itu, kata staf yang emoh disebutkan namanya itu, dibuat sejak 2005. Namun, sudah lama tak aktif. “Yang jelas ada e-mail dengan domain resmi, kok. Bukan gratisan” ujarnya.
Nurul Iman Mustofa menganggap wajar soal ketidaktahuan koleganya soal alamat resmi surel komisinya. “Lagian banyak anggota yang gagap teknologi.” ujarnya. “Yang penting tidak lupa Pancasila.”
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso meminta masalah ini tidak dibesar-besarkan. Menurut Priyo, soal surel adalah urusan remeh-temeh. Jadi, harusnya tak perlu dipersoalkan. “Itu tanggung jawab staf sekretariat. Toh, masih banyak urusan berat lain yang harus dicarikan solusinya,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti meminta DPR harusnya tak perlu marah soal video itu. “Harusnya video itu dilihat sebagai bentuk protes warga atas sikap DPR,” ujarnya. Ray juga memuji kreativitas PPIA Australia karena membuka mata warga Indonesia atas kualitas anggota DPR. Termasuk juga bagaimana memperbaikinya. “Kalau tidak akan jadi olok-olokan. Tinggal apakah elite politik dapat menyadari dan memahami substansi olok-olok itu,” ujarnya. ( tempointeraktif.com )
Ketidaktahuan itu sempat menjadi pergunjingan ramai di internet. Insiden 'alamat surel' Komisi VIII DPR itu muncul saat 16 anggota komisi itu bertemu dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA), 30 April lalu. Pertemuan di Konsulat Jenderal Republik Indonesia, Melbourne, itu adalah rangkaian kunjungan anggota DPR ke Australia terkait pembahasan RUU tentang fakir miskin.
Dalam sesi akhir dialog, para pelajar itu mencoba meminta surel pribadi anggota dewan. Awalnya, anggota dewan emoh memberikan alamat surel yang diminta. Setelah berulang kali didesak, akhirnya salah satu anggota menyebut alamat surat elektronik Komisi VIII DPR dengan lengkap, "Komisi8@yahoo.com."
Terang saja, ini membuat para pelajar itu bingung karena lembaga negara setingkat DPR masih memakai surel gratisan seperti Yahoo!.com. Insiden itu direkam dalam video dan diunggah ke situs YouTube. Video itu kemarin jadi perbincangan ramai di Tanah Air. Anggota DPR pun dihujani kritik.
Padahal, menurut Sekretariat Komisi VIII, mereka telah lama memiliki alamat surel resmi dengan domain resmi @dpr.go.id. Sayangnya, alamat resmi surel: set_komisi8@dpr.go.id, tak banyak diketahui anggotanya. “Ada alamatnya, tapi saya tidak hafal” kata Nurul Iman Mustofa, anggota Komisi dari Partai Demokrat, kemarin.
Video “Email Resmi Komisi 8 DPR RI” . youtube.com
Kemarin, alamat surel itu ditulis dalam secarik kertas kecil dan dibagikan staf sekretariat Komisi VIII di DPR ke para wartawan. Alamat dengan domain @dpr.go.id itu, kata staf yang emoh disebutkan namanya itu, dibuat sejak 2005. Namun, sudah lama tak aktif. “Yang jelas ada e-mail dengan domain resmi, kok. Bukan gratisan” ujarnya.
Nurul Iman Mustofa menganggap wajar soal ketidaktahuan koleganya soal alamat resmi surel komisinya. “Lagian banyak anggota yang gagap teknologi.” ujarnya. “Yang penting tidak lupa Pancasila.”
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso meminta masalah ini tidak dibesar-besarkan. Menurut Priyo, soal surel adalah urusan remeh-temeh. Jadi, harusnya tak perlu dipersoalkan. “Itu tanggung jawab staf sekretariat. Toh, masih banyak urusan berat lain yang harus dicarikan solusinya,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti meminta DPR harusnya tak perlu marah soal video itu. “Harusnya video itu dilihat sebagai bentuk protes warga atas sikap DPR,” ujarnya. Ray juga memuji kreativitas PPIA Australia karena membuka mata warga Indonesia atas kualitas anggota DPR. Termasuk juga bagaimana memperbaikinya. “Kalau tidak akan jadi olok-olokan. Tinggal apakah elite politik dapat menyadari dan memahami substansi olok-olok itu,” ujarnya. ( tempointeraktif.com )
No comments:
Post a Comment