Showing posts with label Ahmad Dhani. Show all posts
Showing posts with label Ahmad Dhani. Show all posts

Media Sangat Sensitif Ketika Bicara Ideologi Islam

Media Sangat Sensitif Ketika Bicara Ideologi Islam - Mungkin tema ini sudah basi, tapi untuk memetakan langkah musuh-musuh islam saya rasa sekali lagi tidak ada salahnya kita membicarakan masalah ini. Saya berpikir tidak ada yang aneh ketika beberapa bulan lalu salah satu televisi nasional secara tendensius menyebutkan Rohis sebagai tempat pembibitan benih-benih teroris. media selalu begitu, saya pikir.

Ini bukanlah sebuah pernyataan yang general sehingga anda bisa menyimpulkan bahwa setiap media bertindak subjektif. Tapi faktanya media majority, media besar yang memiliki pengaruh memang selalu begitu. Media menjadi alat makar terdepan dalam menyerang islam.

http://static.arrahmah.net/images/_t/r_w_285/stories/2012/09/demo-rohis_2.jpg

Media sangat sensitif ketika melakukan pemberitaan,terutama yang berkaitan dengan islam ideologis dan segala aspek yang berkaitan dengannya. Proyek deradikalisasi BNPT yang telah berjalan lebih dari setahun,stigmatisasi media terhadap kaum muslimin, islamophobia beserta kaburnya makna 'terorisme' memiliki kemungkinan menyuburkan semangat media sekuler dalam memberitakan islam secara diskriminatif.

Maka segala aspek yang berkaitan dengan islam ideologis, dari yang terbesar sampai yang terkecil tak luput dari bidikan media. Ironisnya, Rohis yang merupakan tempat pengkaderan para aktivis dakwah bahkan sampai diberitakan miring sebagai tempat pengkaderan para 'teroris'. Sontak pemberitaan tendensius ini mendapat tanggapan yang cukup luas dari banyak elemen masyarakat yang bersinggungan dengan Rohis itu sendiri.

Wacana sekaligus logika sesat pikir bahwa Rohis merupakan sarang teroris sangat berbahaya bagi perkembangan dakwah islam. Saya kira media tersebut memahami apa yang mereka lakukan.

Rohis, bagaimanapun merupakan pijakan awal bagi para kader aktivis dakwah untuk mendapatkan pembekalan sehingga pada akhirnya dengan izin Allah lahir para aktivis yang benar-benar serius terhadap dakwah islam. Di Rohislah para pemuda mendapatkan bimbingan dan pembekalan tentang moral, kerohanian dan islam, meski tak semua anggota rohis berminat menjadi aktivis dakwah. Perlu diketahui bahwa dewasa ini, liberalisme telah menjadi musuh utama bagi umat islam dengan segala bahaya pemikirannya. Rohis sebagai salah satu basis pendidikan islam jelas melawan liberalisme.

Liberalisme sendiri muncul bukan dari kalangan awwam dan kalangan nonakademisi. Masyarakat awam dan kalangan non akademisi layaknya hanya muncul sebagai pengusung, bukan penggagas. Ide-ide liberalisme muncul karena kesesatan berpikir para cendekiawan. Liberalisme tumbuh dan subur dikalangan akademisi, terutama mahasiswa.

Sementara itu, para cendekiawan muslim amat sedikit yang perduli untuk memerangi paham liberalisme ini. Siapakah sosok pembela dari kaum muslimin yang wajib melawan ide-ide liberalisme digaris terdepan? Tak lain adalah akademisi muslim, dari kalangan Rohis maupun aktivis dakwah yang berstatus mahasiswa.

Karena itu media sekuler sebagai media pengusung paham liberalisme, sudah tentu paham dan ingin memotong jalur perlawanan paling awal terhadap paham yang diusungnya.

Media tersebut mewakili suara media-media sekuler lainnya. Yang saya amati, ketika gerakan #Indonesia Tanpa JIL semakin meluas, meraih berbagai universitas, LDF dan LDK serta sampai pula ke tingkat SMA beserta Rohisnya, gerakan dan ide liberalisme sudah tentu semakin kecil ruang geraknya.

Maka media tersebut memahami fakta ketika muncul resistensi dari para akademisi, maka semakin kecil kemungkinan paham mereka akan berkembang. Ideologi dan paham sudah tentu dilawan dengan ideologi dan paham tandingan. Bukan dengan fisik dan kekerasan. Ketakutan sadarnya ummat akan ide Deradikalisasi selama ini ternyata lebih dekat ke ide Deislamisi, bahwa ide Global War on Terrorism ternyata adalah kedok dari ide perang terhadap islam.

Ketakutan akan munculnya kesadaran umat bahwa selama ini mereka termakan oleh pengarahan kerangka berpikir oleh media, sehingga mayoritas ummat yang dahulunya menyebut Jihad identik dengan terorisme, teroris pasti islam, dan kekerasan selalu muncul dari islam akan menyadari hakikat yang sebenarnya. Ketakutan akan sadarnya umat dari ide bahwa OPM di Papua, gerakan separatis di Maluku, dan berbagai macam kejahatan lain tidak pernah disebut sebagai aksi teror dan pelakunya bukanlah seorang teroris selama mereka bukan muslim juga mengakibatkan kemungkinan kemungkinan media tersebut melakukan pemberitaan yang mencolok meski tak secara langsung mewakili keinginannya. Strategi inilah yang akhirnya dilakukan mengingat peran mereka di media juga semakin sempit menyebarkan ideologi liberalisme.

Hanya saja sayangnya, apa yang mereka lakukan tidak tepat. Menyebut Rohis sebagai sarang kaderisasi teroris merupakan tindak kebodohan yang nyata meski pada faktanya, pemberitaan ini disandarkan pada penelitian salah seorang profesor.

Pada akhirnya, sudah sepantasnya para mahasiswa, cendekiawan muslim dan para akademisi islam menyadari hakikat yang terjadi. Media sekuler dalam sejarahnya tak pernah berhenti melakukan penyerangan terhadap akidah islam dan aspek berpikir kaum muslimin. Terus suarakan kebenaran, katakan yang haq itu adalah haq dan bathil itu bathil, jangan pernah mundur sebagai pejuang kebenaran dan mujahid pena, lawan mereka dengan tulisan-tulisan kalian meski darah yang akan menjadi tintanya ! ( arrahmah.com )

"jika kami mengatakan kebenaran pasti kami akan mati,
dan jika kami tidak mengatakan kebenaran pasti kamipun akan mati.
Maka kami akan tetap mati dengan mengatakan kebenaran
meskipun taring-taring anjing mencabik daging kami
meskipun paruh-paruh burung nasar mematuki kepala kami.
Hidup kami hanya untuk Allah, kami mati karena membela agama-Nya"
(syaikh abu dujanah ash shamy)


Blog : Selebrity


READ MORE - Media Sangat Sensitif Ketika Bicara Ideologi Islam

Benarkah Ahmad Dhani itu Setan ... ???

Benarkah Ahmad Dhani itu Setan ... ??? - Ustadz Harry Moekti menjelaskan pengalaman dan pengamatannya selama menjadi artis dahulu, seorang artis jika ingin terkenal, kadang harus membuat sensasi dan kegilaan yang direkayasa oleh industri musik tersebut, hingga sampai pada tahap melanggar aturan Allah. Ia memberi contoh, Ahmad Dhani kerap menggunakan simbol-simbol zionis Yahudi, seperti bintang David, simbol mata satu (Illuminati), dan simbol-simbol lain gerakan Freemasonry.


http://static.arrahmah.net/images/_t/r_w_285/stories/2012/05/Harry-Moekti2.jpg


“Ahmad Dhani itu memang setan. Orang fasik ini jangan dibiarkan. Harus dijelaskan kefasikannya, jangan sampai orang tertipu. Orang seperti Dhani, gak pantas bicara soal agama, karena ia masih suka ikhtilat (bercampur dengan wanita-wanita cantik), kaburo maktan,” kata Harry Moekti kepada arrahmah.com ditengah acara Halaqoh Islam dan Peradaban dengan tema“Liberalisasi Agama & Budaya: Strategi Penjajah Hancurkan Islam” di Wisma Antara, Rabu (16/5) siang.

Tambah Ustadz Harry, Ahmad Dani pernah menjadikan alas panggungnya dengan lafadz Allah. Bila melihat video klipnya, akan terlihat simbol mata satu. Bukan hanya itu, Dani terang-terangan mendukung Lady Gaga, sang pemuja setan. Dia pengagum Gus Dur yang liberal.

“Dia juga bangga dengan garis keturunan dari ibunya yang berdarah Yahudi (Kohler),” ujarnya.

Mantan rocker yang menjadi da’i ini bercerita, bahwa dirinya pernah diajak ngerock dalam satu panggung dengan Ahmad Dani di Kalimantan (Beurau).

“Saat itu karpet panggung menggunakan lambang Allah. Tawaran itu saya tolak mentah-mentah. Sebetulnya di belakang itu, ada peran produser yang mensettingnya, mengingat musik dengan sensasinya sudah menjadi industri,” terang pria yang kini menjadi aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Tidak hanya Ahmad Dani yang melakukan sensasi untuk melambungkan namanya, ia juga menjelaskan bahwa seorang Julia Perez alias Jupe dan Dewi Persik (Depe) pun menciptakan sensasi yang tak kalah gilanya. Perseteruan antara Jupe dan Depe, kata Harry, sengaja disetting untuk mengangkat kembali namanya yang hampir tenggelam di dunia hiburan.

“Dulu, Rhoma Irama dan Elvie Sukaesih juga sempat dibuat konflik yang direkayasa. Kemudian produser membuat event besar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang menyatukan Rhoma dan Elvie. Yang jelas ini adalah pasar. Dan benar saja, ketika itu penonton membludak di TMII untuk menyaksikan moment yang ditunggu-tunggu,” kata Harry.

Contoh lain, lanjut Harry, adalah membenturkan Inul Daratista dengan umat Islam, termasuk dengan H. Rhoma Irama, yang memprotes goyang ngebornya. Ingat! Di balik konflik itu ada pemodal. Nama Inul sejak itu menanjak, karena menjadi trending topic di masyarakat.

Di luar negeri pun diciptakan konflik antara grup band The Beatles dengan The Rolling Stones. Soal sensasi, Rolling Stone lebih unggul dari The Beatles. "Ketika anggota band Rolling Stone ngeganja, lebih jorok, ternyata itu membuatnya lebih ngetop."

Yang pasti, gaya hidup liberalisme membuat generasi muda muslim menjadi jauh dari syariat. “Kalaupun ada artis yang masih shalat atau umrah, tapi tetap pacaran. Cape deh..!” tandasnya sembari tersenyum. ( arrahmah.com )

Blog : Selebrity
Post : Benarkah Ahmad Dhani itu Setan ... ???


READ MORE - Benarkah Ahmad Dhani itu Setan ... ???

Dewi Perssik menagih janji Ahmad Dhani




Dewi Perssik Tunggu Janji Ahmad Dhani Pedangdut Dewi Perssik menagih janji Ahmad Dhani, pimpinan Republik Cinta Manajemen atau RCM, yang pernah sesumbar berniat merangkulnya untuk bergabung dengan manajemen tersebut.


"Saya hanya bisa berdoa agar Mas Dhani bisa menepati janjinya dan kami segera merealisasikan apa yang terindah buat semuanya. Bukan gosip, tapi karya," ucap Dewi Perssik ketika ditemui di acara syukuran tahunan Kompas Gramedia di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (12/1/2010).

Mantan istri Saipul Jamil dan Aldi Taher itu mengaku sangat tersanjung ketika mendengar adanya tawaran tersebut. "Siapa yang enggak mau, memang manajemennya sangat bagus sekali. Dan memang sangat membuat semuanya, terutama saya sendiri, menginginkan lagu-lagu Mas Dhani," ujar Dewi.

"Pasti setiap orang ingin mencapai sesuatu yang lebih baik, iya kan? Buat saya ini adalah sesuatu yang saya rencanakan, yaitu mencoba untuk membuat sesuatu yang lebih maju lagi di dunia karier," sambungnya.

Kekagumannya terhadap Ahmad Dhani ditunjukkan saat mengisi acara Syukuran Kompas Gramedia. Dia membawakan beberapa lagu karya Ahmad Dhani. "Saya suka banget dengan karya-karya dia," tegasnya. "Selain itu ya pastinya untuk mencapai dollar yang banyak," canda pedangdut berjuluk "Goyang Gergaji" itu. ( kompas.com )




READ MORE - Dewi Perssik menagih janji Ahmad Dhani