Sisi Kelam Dari Oprah Winfrey

Sisi Kelam Dari Oprah Winfrey -- Oprah Winfrey, pembawa acara bincang-bincang paling terkenal di dunia ternyata punya hubungan 'buruk' dengan Timur Tengah. Oprah, yang belum pernah sekalipun ke kawasan ini, tercatat beberapa kali mengundang tamu untuk menampilkan wajah Timur Tengah. Namun pernyataan dan posisi tamu tersebut kerap mengundang kontroversi bagi penonton di kawasan tersebut.

Menurut David Tusing, editor dari Tabloid!, bincang-bincang Oprah dengan tamu dari Timur Tengah terkesan asal-asalan dan minim riset. Ini sejumlah alasan mengapa demikian:

Pada 2004, Oprah mewawancarai Zain Al Sabah, keponakan Emir Kuwait. Al Sabah muncul dalam segmen 'Women Over 30'. Al Sabah menjelaskan hidup di Kuwait yang menyenangkan, karena bebas pajak, bebas biaya kesehatan, bebas biaya pendidikan, dan gaya hidup yang ekstravaganza. Dia mengatakan, "Saya tidak akan meminta maaf kalau gaya hidup kami ya memang seperti ini," kata dia. Dampak tayangan ini luar biasa bagi penonton Timteng.


http://static.republika.co.id/uploads/images/headline/oprah-winfrey-yang-selama-25-tahun-memandung-acara-bincang-bincang-_110525102636-918.jpg
Oprah Winfrey yang selama 25 tahun memandung acara bincang-bincang Oprah Show di televisi AS, ternyata kerap menampilkan tamu yang menyinggung perasaan warga Timur Tengah


Banyak warga menulis di blog mereka bahwa penggambaran Al Sabah sebagai wakil Kuwait sangat tidak tepat. Bagaimana bisa Oprah dan timnya mengambil pernyataan dari keponakan dari keluarga kerajaan yang hobinya belanja fashion di Paris dan Milan untuk mewakilkan gambaran rakyat Kuwait. Sungguh tidak tepat.

Lalu pada 2005, dalam segmen Women Around The World, Oprah mewawancarai Rania Al Baz, korban kekerasan dalam rumah tangga. Al Baz menjadi perempuan Saudi pertama yang membuka cadarnya di televisi AS dan di depan umum. Menunjukkan wajahnya yang lebam akibat dipukuli. Oprah saat itu berkomentar, "Puji Tuhan kami hidup di Amerika." Komentar ini menuai kontroversi karena dianggap sangat dangkal mempertontonkan Al Baz lantas mencap kehidupan perempuan di Saudi seperti demikian.

Pada 2009, Oprah kembali membuat geger ketika komentarnya soal Lebanon. Oprah mengatakan Lebanon adalah negara yang sangat konservatif, setelah ia mewawancarai penyanyi Nancy Ajram. Ajram dijuluki Oprah sebagai Britney Spears dari Timteng.

Salah satu penampilan Oprah yang paling 'menyinggung' Timteng adalah ketika timnya terpaksa harus meminta maaf pada warga Uni Emirat Arab. Saat itu Oprah mewawancarai pengusaha UEA Lamees Hamdan via jaringan internet, Skype. Lamees yang tinggal di rumah mewahnya di Dubai, berbicara soal kehidupan rumah tangganya. Bagaimana ia hidup di rumah mewah, makanannya dimasakkan ibu mertua, listrik gratis, air gratis, dan mengenakan kerudung atau jilbab. Lamees dengan tegas mengatakan kerudung/jilbab shayla dan abaya adalah sekadar budaya UEA. Komentar ini langsung memicu reaksi negatif warga UEA dan menarik perhatian media massa.

Tim Oprah sampai akhirnya harus meminta maaf. "Bukan maksud Oprah Show untuk menyinggung warga UEA," kata mereka. "Kami meminta maaf bila ada penonton kami di UEA yang merasa tersinggung," kata Tim Oprah. ( republika.co.id )




Mungkin Artikel Berikut Juga Anda Butuhkan...!!!



No comments:

Post a Comment