Showing posts with label Front Pembela Islam. Show all posts
Showing posts with label Front Pembela Islam. Show all posts

Front Pembela Islam (FPI) Bukan Lagi Sekedar Ormas

Front Pembela Islam (FPI) Bukan Lagi Sekedar Ormas - Front Pembela Islam (FPI) saat ini bukan lagi sekedar organisasi masyarakat yang dipimpin oleh Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab. Dia sudah menjadi simbol perlawanan terhadap berbagai ancaman terhadap Islam. Ketika kekuatan liberal sudah begitu menghegemoni kehidupan masyarakat, maka FPI hadir tidak lagi sebagai organisasi, tapi dia berubah menjadi sebuah identitas perlawanan.

Bentrokan antara massa FPI dengan kelompok-kelompok liberal juga menunjukkan kegundahan umat Islam atas ide-ide liberalisme. Aksi Indonesia tanpa JIL yang diikuti ribuan orang, dan didukung jutaan netter, menjadi bukti bahwa perlawanan itu tidak hanya didominasi FPI, tapi mayoritas umat Islam. Kekuatan modal di balik liberalisme yang menjadikan perlawanan ini tidak imbang. Tidak heran jika kemudian perlawanan FPI adalah perlawanan jalanan. Meski ada juga kelompok muslim lain yang berusaha mengambil jalur berbeda untuk mengimbangi kekuatan-kekuatan proliberal ini.


http://www.eramuslim.com/fckfiles/image/2/fpi_dan_media.jpg



Munculnya gerakan FPI ini memiliki korelasi dengan tingkat grienvence atau keluhan yang tinggi akan derasnya pengaruh negatif globalisasi. Tidak hanya ide-ide liberal yang merusak sendi-sendi dasar Islam, tapi juga pengaruh negatif budaya, ekonomi, sosial, politik yang ditawarkan sistem demokrasi liberal. Begitu kuatnya gelombang informasi melalui media-media juga menambah kesumpekan kehidupan masyarakat muslim di Indonesia.

Budaya populer yang hedonistik dan konsumtif merajalela di setiap perilaku orang-orang Indonesia. Ditambah perilaku media massa yang ikut menampilkan sosok-sosok panutan yang mewakili gaya hidup hedonis dan konsumtif. Atas nama keuntungan materi, konser-konser musik yang menghabiskan miliaran rupiah pun digelar. Ini adalah cara efektif mengubah perilaku masyarakat dengan pemberian label moderen. Pendefinisian moderen pun menjadi tidak jelas. Moderen diartikan sebagai jika tidak mengikuti gaya rambut artis anu, maka tidak moderen. Jika tidak mengikuti gaya baju penyanyi anu, maka tidak moderen.

Selain itu, pornografi dan minuman keras yang semakin mudah didapat dan kian merusak alam pikir generasi muda, juga bagian dari efek negatif globalisasi. Sialnya, para wakil rakyat di Parlemen justru mengumbar aksi pornografi di tengah-tengah masyarakat. Video-video porno orang-orang terhormat itu juga tidak lepas dari perilaku politik Machiavelisme. Sangat mudah diterka jika penyebaran video cabul tersebut tidak lepas dari intrik politik untuk menjatuhkan seseorang.

Benturan budaya dan perilaku sosial ini yang menjadi pemicu aksi-aksi jalanan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok umat Islam. Sementara negara merasa tidak perlu mengatasi masalah ini, karena berangkat dari filsafat liberalisme yang individualistik. Filsafat liberalisme mengajarkan bahwa individu manusia adalah bebas maka tidak perlu ada campur tangan negara. Makna bebas pun ditafsirkan secara serampangan, dan bertabrakan dengan hakikat yang menyatakan bahwa kebebasan seseorang dibatasi oleh kebebasan orang lain.

Indonesia sebagai negara berdaulat memang tidak bisa menutup diri dari pergaulan dunia. Namun, di negara ini pula ada nilai-nilai yang dianut oleh mayoritas umat Islam. Serangan terhadap nilai-nilai tersebut begitu bombastis sehingga umat terbesar di dunia ini berada di pinggiran, tidak menjadi arus utama (mainstream). Sekelompok umat Islam (baca: FPI) pun berinisiatif untuk bangkit dan melawan, meski cara yang mereka lakukan hanya berdemo, menggerebek dan sejenisnya.

Dari segi politik dan hukum, negara lebih disibukkan dengan kasus-kasus korupsi yang dilakukan para penyelenggaranya. Sementara, masyarakat hanya bisa terhenyak menyaksikan perilaku mereka melalui media-media massa. Dengan kehidupan politik negara yang demikian, tidak bisa disangkal jika kemudian munculnya gerakan FPI ini menunjukkan kegagalan pemerintah memenuhi aspirasi mereka. FPI pun kemudian mempergunakan struktur kesempatan politik yang terbuka.

FPI Sebagai Gerakan Sosial

Jatuhnya rezim Soeharto membuka struktur kesempatan politik yang dulunya ditutup dengan kuat melalui tangan besi. Sejak awal reformasi, kita menyaksikan gerakan masyarakat di Indonesia terjadi begitu mudah. Pemicunya begitu beragam, namun bisa disimpulkan inti dari gerakan massa adalah ketidakpuasan masyarakat terhadap sesuatu. Masyarakat kemudian membentuk organisasi massa, LSM atau lembaga non pemerintah, untuk mewujudkan ide-ide mereka. Bahkan, negara melindungi kehadiran organisasi-organisasi massa tersebut sebagai bentuk dari kebebasan berserikat.

Teori kesempatan politik terbuka ini membutuhkan banyak faktor, selain tentunya dukungan dari pemerintah. Faktor tersebut adalah mobilisasi struktur. Teori mobilisasi struktur ini menjelaskan bahwa gerakan sosial membutuhkan lembaga atau organisasi yang dapat dimobilisasi. Teori ini menekankan jika aktor mampu memobilisasi struktur organisasi maka gerakan sosial akan dianggap sukses.

FPI adalah salah satu organisasi yang lahir dari embrio perjuangan umat Islam melawan tirani Orde Baru. Pada awal kelahirannya, sejumlah tokoh-tokoh Islam berpandangan pentingnya organisasi pelopor yang mampu mendobrak sekaligus memimpin perlawanan. Sebagai organisasi gerakan, FPI menjadi wahana untuk mewujudkan cita-cita sosial yang diinginkan. Melalui organisasi gerakan pula, kelompok ini hadir membela suara-suara Islam yang terpinggirkan.

Organisasi gerakan adalah salah satu upaya untuk menjawab kelompok-kelompok Islam yang tertindas di tengah jumlah mereka yang mayoritas. Bahkan, kelompok-kelompok minoritas mampu menguasai kelompok mayoritas karena adanya kekuatan-kekuatan modal. Istilah tirani minoritas menjadi adagium yang pas untuk menggambarkan kondisi sosial di Indonesia saat ini.

Kehadiran negara pun nihil ketika berhadapan dengan kepentingan dan suara-suara umat Islam. Tidak berlebihan jika mengatakan umat Islam tertindas, sementara negara berupaya meninabobokan mereka melalui pemikiran-pemikiran berbeda berbalut kajian limiah. Salah satu contohnya adalah dengan gencarnya pembuatan kurikulum pendidikan yang dirasuki pemikiran sekularisme, pluralisme dan liberalisme. Kondisi demikian tentunya menambah parah hubungan sosial muslim dengam muslim atau muslim dengan negara.

Inilah sebenarnya mengapa begitu sulitnya melawan kelompok-kelompok liberal karena mereka sudah masuk dalam level penyelenggara negara. Tentunya hal ini seiring berjalan dengan kuatnya dominasi barat atas Islam di berbagai belahan bumi ini. Jika umat Islam Indonesia melakukan perlawanan, bukan tidak mungkin labelisasi negatif disematkan kepada mereka. Istilah “merusak keutuhan NKRI”, “mengubah UUD menjadi Syariah” bahkan “Teroris”, menjadi senjata yang ampuh untuk memberangus gerakan-gerakan sosial yang membela kepentingan umat Islam.

Secara teoritis, gerakan sosial dianggap sukses jika para pelopornya mampu menekankan pentingnya innovatice collective action. Inovasi aksi kolektif adalah pilihan-pilihan strategi aksi dalam mencapai tujuan gerakan sosial. Ada dua strategi besar dalam inovasi ini, yakni pertama, apakah agent atau aktor akan mempergunakan cara-cara kekerasan atau yang kedua aktor-aktor gerakan sosial mempergunakan di luar cara-cara kekerasan.

Jika melihat track record FPI, maka cara pertama ditempuh oleh para aktor gerakan ini. Namun, bukan berarti FPI harus kehilangan cara-cara inovatif untuk mewujudkan gagasan mereka. Bisa saja, para aktor gerakan sosial di FPI mengkombinasikan cara-cara keras dengan cara-cara diplomasi. Selain ada yang turun ke jalan, maka harus ada aktor-aktor elit di organisasi ini yang bermain di luar jalanan. Kemampuan lobi, pencitraan dan memperluas jaringan adalah syarat untuk mewujudkan aksi kolektif inovatif tadi.

Jika di awal tulisan ini menyebutkan FPI sebagai simbol perlawanan, maka hal itu tidak berlebihan. Di tengah hujatan, cacian dan pencitraan negatif terhadap FPI, namun upaya-upaya itu tidak mampu menghentikan gerakan ini. Masyarakat pun semakin cerdas membaca perkembangan yang berkaitan dengan FPI. Mereka tidak buta dan tuli, mereka melihat misi apa yang sebenarnya dibawa olehnya. Ketika negara tidak mampu mengatasi secara tegas akan peredaran miras, prostitusi, perjudian dan narkoba, maka FPI hadir sebagai bentuk perlawanan. Lebih dari itu, FPI juga menjadi bentuk perlawanan baru terhadap gelombang sosial, budaya, pemikiran dan ide liberal yang bisa merusak eksistensi Islam di negara yang katanya dihuni oleh mayoritas muslim. ( eramuslim.com )

Blog : Selebrity
Post : Front Pembela Islam (FPI) Bukan Lagi Sekedar Ormas


READ MORE - Front Pembela Islam (FPI) Bukan Lagi Sekedar Ormas

Mereka Siap Angkat Sejata Melawan Rezim SBY

Mereka Siap Angkat Sejata Melawan Rezim SBY - Menjelang memasuki waktu Maghrib, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq, menegaskan pihaknya siap angkat senjata untuk melawan rezim Presiden SBY jika terus menembaki dan memukuli rakyat.

"Jangan sekali-kali SBY gunakan polisi dan tentara untuk menembak dan membunuh rakyat! Kalau SBY umumkan perang melawan rakyat, maka kami akan angkat senjata untuk melawan SBY!" tegas Habib Rizieq, Jumat (30/3/2012) didepan Istana Negara.

Habib Rizieq mengatakan jika pemerintah melakukan kekerasan terhadap rakyat dan mahasiswa, sudah menjadi kewajiban pihaknya untuk melawan rezim SBY.


http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Aksi-mahasiswa-menolak-kenaikan-harga-BBM-di-DPR.jpg


"Bila kondisi bertambah gawat, kami angkat senjata dan serbu Istana. DPR juga jangan mendukung partai yang zalim, jangan dukung mereka! Mereka yang mendukung kenaikan harga BBM adalah musuh bangsa dan negara!" kata Habib Rizieq.

Pantauan Tribunnews.com, Habib Rizieq menginstruksikan massa yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) untuk mengambil air wudhu karena sudah memasuki waktu salat Maghrib.

"SBY tidak tahu diri dengan menggunakan polisi dan tentara untuk melawan rakyat. Dalam waktu satu jam, berkumpul lagi disini," tandasnya. ( tribunnews.com )


READ MORE - Mereka Siap Angkat Sejata Melawan Rezim SBY

Sepak Terjang FPI Dari Tahun 1998 sampai 2012

Sepak Terjang FPI 1998 sampai 2012 - Selama ini masyarakat memandang FPI sebagai organisasi penuh masalah. Aksi-aksi sosial terhadap korban ketidakadilan jarang mendapat porsi layak di media. Tidak heran umat muslim memandang sebelah mata perjuangan FPI selama ini. Padahal banyak rekam jejak FPI membantu umat muslim dan masyarakat umum demi ketentraman dan kenyamanan. Berikut kami sajikan beberapa aksi positif yang sempat terekam. Tentu meski sedikit yang bisa kami rekam ditengah perjuangan FPI dalam melawan kemaksiatan membantu masyarakat dalam bencana alam. Kami hanya mau bilang bahwa kita beruntung masih memiliki FPI.

Tahun 1998

14 Oktober-18 Oktober Badan Pengacara Fakta DPP-FPI mengadakan investigasi kasus teror, pembantaian, dan pembunuhan para ulama, kyai, ustad, dan beberapa guru pengajian dengan dalih dukun santet di beberapa wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur antara lain di Demak, Pasuruan, Jember, Purbalingga, dan Banyuwangi yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum FPI Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab.

21 Oktober DPP-FPI mengeluarkan Pernyataan Sikap dan Seruan tentang hasil kerja Badan Pencari Fakta DPP-FPI dari tanggal 14-18 Oktober 1998.Berbarengan dengan hal tersebut di atas DPP-FPI menyampaikan pernyatan sikap dan seruannya kepada Presiden Republik Indonesia tentang "Kasus Ninja"

28 Oktober DPP-FPI mengeluarkan "Seruan Jihad FPI" terhadap "pasukan ninja" yang telah meneror dan membunuh para kyai dan ulama. Konon Ninja yang menculik para kyai itu bisa loncat setinggi 2-3 meter. Dan FPI berusaha melindungi para ulama dari serangan ninja.

12 November DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Tuntutan Pertanggungjawaban Orde Baru.

13 November Menyampaikan aspirasi ke Sidang Istimewa MPR 1998 tentang tuntutan rakyat yang menghendaki :

  • Pencabutan Pancasila sebagai asas tunggal
  • Pencabutan P4
  • Pencabutan Lima Paket Undang-undang Politik
  • Pencabutan Dwifungsi ABRI dari Badan Legislatif atau Eksekutif
  • Penghargaan hak asasi manusia
  • Pertanggungjawaban mantan Presiden Republik Indonesia Soeharto
  • Permohonan Maaf Golkar sebagai Penanggung Jawab Orde Baru

22 November Insiden Ketapang meletus, terjadi perusakan sebuah mesjid di bilangan Ketapang, Gajah Mada, Jakarta Pusat, oleh sejumlah kurang lebih 600 orang preman Ambon. Laskar Pembela Islam berhasil memukul mundur penyerang, dipimpin langsung oleh Imam Besar Laskar LPI, KH. Tb. M. Siddiq AR, di bawah komando Ketua Umum FPI.

1 Desember DPP-FPI mengeluarkan Pernyataan Sikap tentang Insiden Kupang, Nusa Tenggara Timur yang intinya "mengecam, mengutuk dan melaknat tindakan kelompok Kristen Radikal yang telah merusak / membakar sejumlah mesjid dan membantai / membunuh / menganiaya sejumlah umat muslim.

16 Desember FPI beserta ormas-ormas Islam lainnya di tugu Monumen Nasional berunjuk rasa dan mengeluarkan pernyataan sikap tentang penutupan tempat-tempat maksiat menghadapi bulan suci Ramadan 1419 H/1998 M.

Tahun 1999

5 Januari DPP-FPI mengeluarkan surat dukungan perjuangan kepada santri dan warga kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Jati Negara, Jakarta Timur, dalam memperjuangkan Amar ma'ruf nahi munkar dengan usaha menutup tempat-tempat maksiat di lingkungan sekitarnya yang menjadi sarang minuman keras, perjudian, pelacuran dan premanisme yang telah mengganggu kamtibnas serta merusak nilai-nilai agama dan sosial kemasyarakatan.

29 Maret DPP-FPI mengutus delegasi yang dipimpin oleh Sekjen FPI, KH. Drs. Misbahul Anam untuk menyampaikan surat kepada Jenderal Polisi Roesmanhadi perihal Permohonan Pemeriksaan mantan Menhankam/Pangab RI Jend. (Purn.) L.B. Moerdani dan kroni-kroninya tentang keterlibatannya dalam beberapa kerusuhan sebagaimana diberitakan oleh sebuah majalah Far Eastern Economic Review (FEER) yang terbit di Hongkong.

17 April Laskar Pembela Islam mengeluarkan pernyataan sikap bersama ormas Islam lainnya yang berisi mengutuk pelaku pemboman Mesjid Istiqlal, dan menuntut kepada pihak kepolisian agar mengusut secara tuntas pelaku pemboman tersebut.

24 Mei DPP-FPI dengan laskar-nya berhasil menangkap oknum mahasiswa Universitas Tarumanegara yang bernama Pilipus Cimeuw yang telah menurunkan spanduk FPI yang dipasang di jembatan penyeberangan di depan kampusnya karena tersinggung dengan isi tulisan spanduk yang berbunyi Awas waspada! Zionisme & Komunisme Masuk di Segala Sektor Kehidupan. Dua rekannya, Mario dan Iqbal melarikan diri.

2 Juni DPP-FPI dan LPI berunjuk rasa di depan Mapolda Metro Jaya mengeluarkan pernyataan sikap agar media-media pornografi, perjudian, pelecehan dan penindasan terhadap Islam dan ummat Islam dihapus.

6 Juni Malam hari sebelum Pemilu 1999, LPI menyelamatkan 18 orang ustadz yang terbagi di beberapa wilayah ibu kota dan sekitarnya, karena telah dianiaya oleh sejumlah kader PDI Perjuanganyang telah tersinggung oleh seruan dan fatwa beberapa ormas Islam

22 Agustus DPP-FPI, LPI dan simpatisan mengadakan Pawai Akbar keliling Ibu Kota Jakarta dengan nama "Pawai Anti Maksiat" yang bertema "Meraih Taat, Mencampak maksiat dalam rangka menuju Indonesia Baru yang Religius". Dimulai dari Markas Besar LPI di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat dan berakhir di Kampung Utan, Ciputat, Jakarta Selatan

13 September LPI menutup beberapa tempat perjudian di daerah Petojo Utara, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat dan berhasil menangkap dua bandar judi dengan barang buktinya.

18 September LPI menutup tempat pelacuran/prostitusi di wilayah Ciputat

22 September LPI menutup diskotek Indah Sari yang menjadi sarang narkoba di Petamburan, Tanah Abang

25 September :

- DPP-FPI mengeluarkan surat pernyataan tentang bahaya Forkot dan Famred sebagai kelompok mahasiswa kiri

- Aksi Peduli berbagai Kasus Nasional

Penyerahan bantuan ke Ambon sejumlah kurang lebih Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) serta 7 kontainer logistik dan obat-obatan, bantuan tersebut diberikan melalui Ikatan Silahturrahmi Maluku yakni, KH. Abdul Wahab Polpoke, Tokoh-tokoh Ambon, Bapak Rustam Kastrol, dkk. Bantuan serupa diberikan juga untuk Sambas dan Tual serta Aceh

12 Desember Gedung Balai Kota DKI Jakarta diduduki selama 13 jam oleh LPI menuntut penutupan tempat hiburan selama bulan suci Ramadhan dan minggu pertama Syawal

Tahun 2000

24 Juni DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Tuntutan Pembubaran Komnas HAM dan Laskar Pembela Islam menyambangi Gedung Komnas HAM karena kecewa atas kinerjanya yang diskriminatif terhadap persoalan ummat Islam

10 Agustus DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Maklumat Pengembalian Piagam Jakarta

1 Oktober DPP-FPI mengeluarkan Surat Seruan Moral Media. Seruan tersebut dikirimkan ke semua instansi terkait, termasuk seluruh media cetak maupun elektronik.
DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang pembebasan Al-Aqsha
9 Oktober Mabes-LPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Seruan Tolak Israel.

14 Desember Ribuan anggota LPI mendatangi pusat pelacuran Cikijing di perbatasan Subang-Karawang. FPI juga meminta pertanggungjawaban atas kebiadaban para preman terhadap Habib Sholeh Al-Habsyi.

Tahun 2001

9 Oktober FPI melakukan aksi demonstrasi di depan Kedutaan Amerika Serikat dengan merobohkan barikade kawat berduri dan aparat keamanan menembakkan gas air mata serta meriam air.

Tahun 2002

7 Januari DPP-FPI mengeluarkan fatwa haram bagi Pemerintah untuk memungut pajak dari rakyat kecil, menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Tarif Dasar Listrik (TDL), dan Pulsa Telepon, serta menyusutkan dana pelayanan masyarakat lainnya selama korupsi tidak diberantas.

26 Februari FPI dan Majelis Mujahidin Indonesia menyampaikan protes keras terhadap Kedutaan Besar Singapura tentang:

  • Pelarangan jilbab di Singapura
  • Pernyataan provokatif Lee Kuan Yew.

15 Maret

  • Panglima Laskar Front Pembela Islam (FPI), Tubagus Muhammad Sidik, menegaskan bahwa aksi sweeping terhadap tempat-tempat hiburan yang terbukti melakukan kemaksiatan merupakan hak masyarakat.
  • Satu truk massa FPI (Front Pembela Islam) mendatangi diskotek di Plaza Hayam Wuruk dan
  • Sekitar 300 masa FPI menggelar demo di sebuah tempat hiburan, Mekar Jaya Billiard, di Jl. Prof Dr. Satrio No.241, Karet, Jakarta.

21 Maret DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan Protes Keras terhadap Filipina yang telah melakukan rekayasa intelijen dalam penangkapan para aktivis dakwah Islam.

22 Maret DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang seruan penghentian dan pelarangan perjalanan ke Israel dengan dalih wisata ziarah ke Al-Aqsa atau alasan apapun yang tidak berkaitan dengan upaya pembebasan Al-Aqsa

24 Maret Sekitar 50 anggota FPI mendatangi diskotek New Star di Jl. Raya Ciputat. FPI menuntut agar diskotek menutup aktivitasnya.

25 Maret DPP-FPI menyatakan penolakan kedatangan Shimon Peres, Menlu Israel ke Indonesia. Surat pernyataan ini diikuti oleh Patroli Anti Israel yang digelar Laskar FPI di berbagai daerah, khususnya bandara-bandara internasional dan tempat-tempat wisata di Indonesia.

8 April FPI bersama puluhan ormas Islam lain mendeklarasikan pembentukan Komite Pembebasan Al-Aqsha (KPA) di Kantor Pusat DPP-FPI yang kemudian dijadikan sebagai Sekretariat Bersama KPA. Saat itu juga dibuka pendaftaran jihad ke Palestina. Di hari pertama tidak kurang dari 10.000 mujahid telah mendaftarkan diri. KPA dibentuk dengan tujuan jangka panjang memerdekakan Al-Aqsha dari penjajahan zionis Yahudi Israel. Karenanya, pendaftaran tersebut akan tetap dibuka sehingga tujuan utama KPA terealisasi.

24 Mei Puluhan massa dari Front Pembela Islam (FPI) di bawah pimpinan Tubagus Sidiq menggrebek sebuah gudang minuman di Jalan Petamburan VI, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

26 Juni Usai berunjuk rasa menolak Sutiyoso di Gedung DPRD DKI

5 Agustus Perayaan ulang tahun ke-4 FPI dengan tema Pawai Hukum Islam.

Tahun 2003

14 Maret Laskar FPI siap bantu Wartawan yang diintimidasi "Orang-Orang" Tommy Winata.

23 Maret FPI dan ormas Islam lainnya melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk menentang serangan terhadap Irak.

8 April Ketua Umum FPI dengan Tim Kemanusiaan Hilal Merah Indonesia berangkat ke Yordania, untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan ke Irak.

19 September DPP-FPI bersama Laskar FPI, Ormas Islam dan istri aktivis yang diculik mengadakan aksi di Mabes Polri dengan tema Stop Penculikan.

13 Oktober DPP-FPI menyampaikan surat ke DPRD DKI Jakarta dan Gubernur DKI Jakarta tentang Pelarangan buka bagi Tempat Hiburan selama bulan Ramadhan 1424 H dan seminggu pertama Syawal.

Tahun 2004

22 Agustus DPP-FPI menyatakan sikap untuk Golput terhadap Pemilu Presiden putaran ke-2.

3 Oktober FPI mendatangi pekarangan Sekolah Sang Timur dan memerintahkan para suster agar menutup gereja dan sekolah Sang Timur. Front Pembela Islam (FPI) menilai orang-orang Katolik telah mempergunakan ruang olahraga sekolah sebagai gereja, yang sudah digunakan selama sepuluh tahun.

11 Oktober FPI Depok Ancam Razia Tempat Hiburan.

28 Oktober Front Pembela Islam (FPI) tetap meneruskan aksi sweeping di bulan Ramadhan

26 Desember Terjadi Bencana Tsunami di Nangroe Aceh Darussalam, FPI segera mengirimkan sukarelawan. Dimana di Aceh ini FPI mendapat nama harum sebagai sukarelawan yang paling bertahan dan bersedia ditugaskan di daerah-daerah yang paling parah, termasuk menjaga kesucian Mesjid Raya Baiturrahman, Aceh.
Aksi di Tsunami Aceh

Tahun 2005

5 Januari Relawan FPI menemukan Jenazah Kabahumas Polda NAD Kombes Sayed Husain yang meninggal karena bencana Tsunami, Aceh.

27 Juni FPI mencegah aksi kemaksiatan bertajuk Kontes Miss Waria di Gedung Sarinah Jakarta

5 Agustus FPI dan FUI mengancam berencana menyambangi kantor JIL atas gagasan-gasannya yang menghina Islam

22 September FPI meminta agar pemeran foto bertajuk Urban/Culture di Museum Bank Indonesia, Jakarta agar ditutup.

Tahun 2006

19 Februari Ratusan massa Front Pembela Islam berunjuk rasa ke kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat

12 April FPI menyambangi Kantor Majalah Playboy yang membahayakan akhlak generasi muda.

20 Mei Anggota FPI menggerebek 11 lokasi yang dinilai sebagai tempat maksiat di Kampung Kresek, Jalan Masjid At-Taqwa Rt 2/6, Jati Sampurna, Pondok Gede yang akan merusak moral bangsa.

21 Mei Dalam aksi mendukung RUU APP, FPI, MMI dan HTI menyegel kantor Fahmina Institute di Cirebon yang banyak mengeluarkan pemikiran-pemikiran menyimpang dalam pemikiran Islam.

23 Mei FPI, MMI, HTI, dan FUI meminta klarifikasi KH Abdurrahman Wahid dalama forum Dialog Lintas Etnis dan Agama di Purwakarta Jawa Barat, atas pernyataannya yang menghina al-Qur'an sehingga acara berakhir sebelum waktunya. Namun mendadak sejumlah media massa mengabarkan Gus Dur diusir dari forum sehingga memicu kemarahan pendukungnya.

25 Mei FPI menyidak sejumlah tempat hiburan dan warung minuman di Kampung Kresek, Jatisampurna, Bekasi. Front Pembela Islam (FPI) cabang Bekasi, mengepung kantor Polres Metro Bekasi.

28 Mei FPI tiba di Yogyakarta dan membantu para korban gemba Jogja. Posko FPI dengan 120 relawannya terletak di sebelah barat pintu masuk lapangan, sedang posko HTI di pojok barat-utara lapangan. Ust Drajat, penanggung jawab Posko HTI di Segoroyoso tersebut menerangkan, HTI dan FPI telah bekerjasama mendirikan Tenda Sahabat. Tenda yang berfungsi mulai Jumat (2/06) ini dimaksudkan untuk memberikan berbagai pelayanan kepada masyarakat setempat.

Tahun 2007

25 Januari Ratusan orang anggota FPI, yang dipimpin oleh Habib Rizieq, mendatangi markas Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk meminta dilakukannya investigasi terhadap serangan yang dilakukan Polri di kawasan Tanahruntuh, Poso, Sulawesi Tengah beberapa hari sebelumnya.

29 April Massa FPI mendatangi acara pelantikan pengurus Papernas Sukoharjo yang beraliran komunis.

1 Mei Aksi peringatan Hari Buruh Internasional May Day 2007, diwarnai ketegangan antar gabungan massa aksi Front Pembela Islam (FPI) dan Front anti Komunis Indonesia (FAKI) dengan massa Aliansi Rakyat Pekerja Yogyakarta (ARPY) yang beraliran komunis.

9 Mei Puluhan anggota FPI mendatangi diskotek "Jogja Jogja" dan mengusir orang-orang yang bermaksud mengunjungi tempat hiburan ini. Alasannya, diskotek ini menggelar striptease secara rutin.

12 September FPI menyambangi rumah tempat berkumpul aliran Wahidiyah, karena mengajarkan kesesatan.

24 September Di Ciamis, FPI meyambangi warung yang buka pada bulan puasa karena mereka menjual barang-barang haram (seperti minuman keras) di bulan Ramadan

29 September FPI merazia beberapa warung makan di Tasikmalaya. Setiap warung yang kepergok menyiapkan makanan siap saji langsung ditutup. Pemilik warung juga diberikan selebaran berisi imbauan menghormati bulan suci Ramadan. Aksi ini dikawal polisi.

Tahun 2008

1 Juni Massa FPI bentrok massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKK-BB) yang sebagian besar terdiri dari aktivis liberal, kaum homoseks, dan beberapa organisasi menyimpang lainnyab di sekitar Monas. Massa AKK-BB waktu itu sedang berdemo memprotes SKB Ahmadiyah. AKKBB juga melakukan provokasi sebelum terjadi bentrokan.

Tahun 2009

27 Maret Relawan Kemanusiaan FPI Nasional pada hari Jum'at sekitar jam 08.30 WIB langsung turun ke tempat tempat kejadian Bencana Situ Gintung, tepatnya pada sebuah Masjid Jabalur Rahmah yang terendam lumpur sepinggang orang dewasa. Mesjid yang satu-satunya bangunan yang masih berdiri kokoh bertempat tepat di mulut tanggul Situ Gintung. Sementara ratusan rumah disekelilingnya yang juga terbuat dari tembok telah rata dengan tanah, tersapu oleh terjangan air bah akibat jebolnya tanggul Situ Gintung. Relawan Kemanusiaan FPI membuka Posko tepat di masjid tersebut yang fokus bekerja untuk mengevakuasi jenazah yang tertimbun maupun membantu relawan lainnya.

8 September Puluhan massa dari Front Pembela Islam (FPI) Subang, menggelar aksi sosial penggalangan dana bantuan untuk korban gempa bumi Tasikmalaya. Aksi sosial anggota FPI ini, dilakukan di perempatan atau di bawah jembatan layang (fly over) Pamanukan.

5 Oktober FPI membantu korban gempa di Padang. FPI ikut membantu korban gempa di Padang dan sekitar dengan menyediakan relawan. Irwan, salah satu pengurus harian FPI berujar, “FPI telah memberangkatkan relawan sebanyak 4 mobil.”

Tahun 2010

30 April Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI) mendatangi Hotel Bumi Wiyata di Jalan Margonda Raya, Beji, Depok, Jawa Barat. Sekalipun polisi mencoba menghadang, FPI tetap mencoba masuk ke hotel, untuk membubarkan Seminar Waria yang sedang berlangsung penuh kenistaan.

25 Mei FPI mengupayakan untuk membongkar patung ‘binal’ tiga mojang di Bekasi secara paksa demi menjaga moral masyarakat. Patung ini tidak pantas ditengah Bekasi sebagai basis umat muslim.

28 Mei Saat perayaan waisak dan salat jumat secara bersama FPI melakukan bongkar patung musyrik naga di kota Singkawang.

28 September Front Pembela Islam (FPI) menyambangi empat lokasi pemutaran film yang bertema LGBT (Lesbian, Gay, Biseks, dan Transgender). Pengumuman pembatalan film ini disampaikan lewat Twitter resmi Q! Film Festival, Selasa (28/9/2010).

8 Agustus Ratusan massa Front Pembela Islam (FPI) diserang jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Indah Timur pukul 9 pagi di Kampung Ciketing Asem, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat. Sebelumnya FPI melihat ada upaya Kristenisasi yang dilakukan fihak HKBP.

28 Oktober Musibah Bencana yang terjadi di Mentawai dan Merapi mengakibatkan banyak korban, ratusan orang menjadi korban tak terkecuali juru kunci mbah Maridjan. Duka dirasakan seluruh rakyat Indonesia, bantuan dari berbagai pihak berdatangan dilokasi bencana. Tak ketinggalan ormas Front Pembela Umat Islam (FPI) menggalang solidaritas kemanusian untuk membantu para korban. Kami membuka posko bantuan dan relawan untuk 3 lokasi, yaitu untuk bencana Tsunami di Mentawai, bencana gunung Merapi di Jogja dan siaga Banjir di Jakarta," ujar Koordinator Siaga Bencana FPI, Ustadz Mamam. Ustadz Maman menambahkan, lebih dari 300 anggota DPD FPI Jogjakarta sudah terjun mengirimkan bantuan dan membantu evakuasi korban, serta pembersihan debu di masjid-masjid. Selain itu, segera menyusul relawan dan bantuan dari wilayah FPI Tasikmalaya, Jawab Barat dan DKI Jakarta. “Kami membuka posko bantuan dan relawan untuk 3 lokasi, yaitu untuk bencana Tsunami di Mentawai, bencana gunung Merapi di Jogja dan siaga Banjir di Jakarta," ujar Koordinator Siaga Bencana FPI, Ustadz Mamam.

29 Oktober Dengan lokasi medan yang jauh dan sulit dicapai, Ketua Umum Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab menyatakan siap untuk memimpin langsung relawan FPI untuk membantu evakuasi korban Mentawai. ''Saya siap memimpin langsung relawan FPI untuk membantu mengevakuasi korban di Mentawai,'' tegas Habib Rizieq pada Republika di Jakarta, Jumat (29/10). FPI Akhirnya berhasil sampai ke Mentawai, namun kami tidak mendapat tanggal pasti.

29 November FPI (Front Pembela Islam) akan menghadang bintang porno Jepang Maria Ozawa di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Rencana kedatangan artis porno dari Jepang, Maria Ozawa alias Miyabi pada Senin (29/11), bakal dihadang ratusan orang dari Front Pembela Islam (FPI). Mereka akan menghadang Miyabi di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. “FPI Tangerang akan melakukan konvoi tiga kendaraan roda empat dan 50 kendaraan bermotor, memantau kedatangan Miyabi ke Jakarta. (Habib Emuh Assegaf),” begitu bunyi SMS yang diterima Jakarta Fokus dari Ketua FPI DKI Jakarta Habib Salim.

Tahun 2011

10 Februari Juru bicara FPI, Munarman mengeluarkan ancaman akan menggulingkan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono jika berani membubarkan organisasi masyarakat seperti FPI. Ancaman itu dikeluarkan dalam menanggapi pernyataan Presiden di Kupang, dalam acara peringatan Hari Pers Nasional yang mengatakan "ormas yang terbukti melanggar hukum melakukan kekerasan, dan meresahkan masyarakat, jika perlu harus dibubarkan." Pernyataan itu dilontarkan tidak lama setelah tragedi pengeberekan jamaah sesat Ahmadiyah di Cikeusik, Banten

18 Februari Seribuan massa dari Front Pembela Islam dan Forum Umat Islam (FUI) melakukan demonstrasi anti Ahmadiyah di Bundaran Hotel Indonesia. Dalam aksi ini FPI dan FUI mengecam dan menuntut pembubaran Ahmadiyah sebagai aliran sesat yang membonceng nama Islam.

4 Maret Massa FPI berhasil menutup markas Ahmadiyah di Kecamatan Lubuk Pinang, Kabupaten Muko-Muko, Bengkulu.

9 Maret Atas dakwah FPI, sebanyak enam orang warga Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya jemaah Ahmadiyah menyatakan diri taubat berdasarkan keinginan sendiri yang merasa telah terlalu jauh mengikuti ajaran Ahmadiyah yang menyimpang dari ajaran agam Islam.

12 Maret FPI menawarkan 1.000 relawannya untuk membantu masyarakat Jepang dalam evakuasi pasca gempa dan tsunami yang melanda negara tersebut.

26 Juli Massa FPI menyidak sebuah gedung yang diduga tempat pertemuan waria di Purwokerto, Jawa Tengah.

13 Agustus Massa FPI menyambangi markas Ahmadiyah di Makasar.

18 Agustus Massa FPI melakukan sweeping Pasar 17 Agustus di Pamekasan.

20 Agustus Massa FPI melakukan sweeping warung di Puncak

27 Agustus Massa FPI menyambangi mobil milik penjual miras di Senayan, Jakarta.

28 Agustus Massa FPI mendatangi SCTV tentang film ? yang melecehkan Islam.

5 Oktober Bayangkan karena takut didatangi FPI, panitia film Q! Festival menyelenggarakan pergelaran film ini diam-diam tanpa ekspose. Acara 10th Q! Film Festival, sebuah festival film yang mengangkat dan mengkampanyekan wacana lesbian, gay, bisexual, dan transgender (LGBT) telah berlangsung berkai-kali di Indonesia. Mereka hanya berhenti tahun 2010 ketika disatroni FPI

14 Desember FPI kawal korban Mesuji untuk mencari keadilan pada penampu kebijakan. Para korban kekejian aparat tersebut didampingi oleh Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab beserta Badan Hukum Front (BHF) dan Laskar FPI. Ahmad Hanafi SH, salah seorang advokat BHF FPI mengatakan, para korban Mesuji ditampung di Wisma FPI, di Jalan Petamburan III. “Sudah seminggu mereka, bermalam di dekat markaz FPI. Mereka betul-betul meminta perlindungan, karena itu kami sediakan tempat di sana,” kata Ahmad.

19 Desember Tim Investigasi Front Pembela Islam (FPI) yang dipimpin oleh Ustadz Machsuni Kaloko mengabarkan, puluhan bendera FPI berkibar di gubuk-gubuk dan tenda darurat pengungsian warga korban Mesuji, Lampung. Dikabarkan pula, warga menolak masuknya bendera-bendera partai politik di area pengungsian itu. “Itulah salah satu sebab yang menyebabkan tim gabungan pencari fakta komisi III DPR, yang didominasi oleh fraksi-fraksi partai di DPR menjadi gerah berlama-lama di zona pengungsian,” demikian SMS dari salah seorang aktivis FPI yang berada di Mesuji sejak dua hari yang lalu.

20 Desember FPI konvoi menolak maraknya minuman keras dan seks bebas di Kota Tasikmalaya. Mereka melakukan konvoi menggunakan puluhan kendaraan roda dua dan empat. Mereka mendatangi beberapa kantor seperti Gedung kejaksaan Jl.Ir. H. Djuanda, Bale Kantor Walikota Tasikmalaya Jl.Letnan Harun, Mapolresta Tasikmalaya Jln.Letnan Harun dan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya Jln. L.L.R.E.Martadinata, Kota Tasikmalaya

Tahun 2012


12 Januari Massa FPI melakukan aksi menolak miras di Gedung Kemendagri. Mendagri berusaha melegalkan barang haram itu di masyarakat.

1 Februari Jaksa Juprizal yang setiap harinya bertugas di Kejaksaan Negeri (Kejari) Batam dibekuk polisi dan massa saat memeras. Juprizal memeras Rp 200 juta kepada Ali Akbar selaku konsultan di Dinas PU Batam dan Suratno, pegawai di Dinas PU Batam. Penangkapan Juprizal pada Rabu (1/2/2012) malam. Penangkapan bermula saat Ali dan Suratno berpura-pura memenuhi permintaan jaksa Juprizal. Dibantu anggota FPI dan personel kepolisian, mereka menjebak jaksa untuk melakukan transaksi.

11 Februari Mendatangi Kalimantan Tengah atas undangan Warga Dayak yang meminta bantuan FPI atas berbagai ketidakadilan di Kalteng, namun provokasi dari Teras Narang menggagalkan kehadiran FPI. ( eramuslim.com )


READ MORE - Sepak Terjang FPI Dari Tahun 1998 sampai 2012

FPI dan Para Gangster

FPI dan Para Gangster - Hari-hari ini kita dihadirkan dengan beberapa kekerasan yang mencengangkan. Mulai dari kasus Front Pembela Islam (FPI) yang ditolak oleh kumpulan Gangster atau Preman Kalteng, hingga penangkapan dan penembakan di kaki "Ketua" Gangster John Key yang sedang asyik berpesta sabu dengan artis “warkop” Alba Fuad.


http://lh6.ggpht.com/-pUhS-4nCkRI/T0IJXUo-ZMI/AAAAAAAAAR8/LH4LAKOy_c4/john%252520key_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800

Fenomena kekerasan ini begitu kuat dalam budaya Indonesia, tak terkecuali pemberitaan tentang fakta opini terbalik media juga menjadi hal yang khas dari Indonesia ini. Sebagaimana kita tahu bahwa FPI ditolak saat berada di Kalteng oleh para Gangster atau Preman disana (Kalteng). Mereka membuat berbagai ancaman pembunuhan hingga sampai pengrusakan kepada orang-orang FPI, tetapi yang aneh malah FPI yang diberitakan sebagai ancaman. Inilah fakta terbalik di Indonesia!

Fakta, bahwa kasus kekerasan di Jakarta memang sangat besar. Bagai hutan rimba, singa yang terkuat, terberani dan banyak mempunyai “ajudan” akan lebih berjaya. Hal inilah yang terjadi saat ini.

Saat ini gencar sekali pemberitaan tentang kasus John Refra Key atau yang biasa disebut sebagai John Key. Seorang bos dari salah satu Gangster terbesar di Jakarta.

Kita mengenal beberapa Gangster di Jakarta, seperti kelompok Hercules, John Key, Umar Key, Basri Sangaji, Laskar Jayakarta, FBR, Forkabi, dsbnya. Kelompok-kelompok inilah yang saat ini menguasai daerah-daerah di Jakarta. Dengan jasa bisnis sebagai debt collector atau biasa kita sebut penagih hutang. Kelompok-kelompok ini siap kapan saja untuk menjadi orang yang terdepan dalam “mengamankan”, menagih dan siap untuk bertaruh nyawa demi “lahan” bisnisnya.

Tak tanggung-tanggung seorang yang menyewa jasa mereka akan mengeluarkan banyak dana. Tak cukup hanya ratusan juta, bahkan milyaran rupiah pun bisa dikeluarkan oleh seseorang yang ingin menyewa jasa mereka.

Ibaratnya jika seorang menyewa jasa mereka untuk mengamankan sebuah lahan sengketa, diperlukan sedikitnya 50 orang yang akan siap menjaga disana. Maka dibutuhkan biaya 100 ribu/orang untuk satu hari dan harus disediakan langsung pada hari itu juga, sebesar 5 juta. Kisaran yang dibutuhkan dalam 1 bulan adalah 150 juta. Dan untuk ketua rombongan atau komandannya lebih besar dari anak buahnya. Hal ini bisa juga untuk melindungi sebuah tempat hiburan malam.

Perseteruan para Gangster atau para preman ini juga tak sedikit menimbulkan banyak friksi ditubuh mereka sendiri sehingga lalu memecahkan diri dengan membuat Gang lain/baru.

FPI dan Para Gangster

Track record FPI dalam menghadapi para preman atau gangster di Jakarta sudah tidak bisa dihitung dengan jari. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana banyaknya para gangster di Ibukota dengan hanya satu ormas Islam yang mampu menggetarkan para preman dan gangster di Jakarta.

Bentrok antara aktivis FPI dengan para preman atau gangster tidak lagi bisa dihitung dengan jari. Hampir setiap kali FPI konfoi untuk menyidak berbagai tempat hiburan malam yang sudah diluar kontrol, seringkali FPI harus berhadapan dengan para Gangster ini. Ada kalanya para Gangster setelah kalah bentrok dengan FPI mereka lari kedalam sebuah pemukiman penduduk dan memukul sebuah tiang listrik (besi) dengan berteriak, “Serangan… Serangan”. Serentak dalam pemukiman itu mendatangi FPI yang dikira akan menyerang pemukiman tersebut, padahal masyarakat disana tengah diadu domba oleh para Gangster yang ketakutan oleh FPI.

Media memang seringkali tidak pernah adil dalam memberitakan sebuah berita, tergantung siapa pemilik media tersebut! Jika pemilik Media adalah para “gangster” tentu beritanya akan selalu diplintir-plintir untuk memojokkan FPI. Dan sayangnya kita umat Islam seringkali tertipu oleh media para Gangster tersebut.

Jakarta adalah ibukota Indonesia, tempat dimana setiap orang dari berbagai daerah berkumpul dan membuat sebuah koloni sendiri-sendiri. Tentu jika koloni tersebut adalah perkumpulan yang positif adalah hal yang baik, tetapi jika koloni tersebut adalah untuk menjadikan sebuah perkumpulan dalam misi memperebutkan sebuah wilayah hal inilah yang memberikan efek buruk bagi masyarakat disana.

Yang kuat adalah pemenang! Para Gangster yang sudah putus urat imannya sehingga gampang sekali melakukan penindasan dengan seenaknya, apalagi aparat hanya mampu melerai tanpa bisa mampu mengambil tindakan yang berani. Menimbulkan kekhawatiran yang tinggi. Bagaimana mungkin ada banyak perkumpulan para gangster lalu sebagian besar Ormas Islam hanya diam melihat fenomena pengrusakann akhidah tersebut?

Bisa jadi nanti jika tidak ada FPI, tidak ada pembanding antara keburukan dan kebaikan. FPI berani berkonfoi tanpa dibayar, tetapi para Gangster itu dibayar dan siap melakukan tindakan anarkisnya.

Hal yang patut dicermati itu adalah bagaimana sikap Polisi dalam menghadapi para preman. Bagaimana para Polisi berani menghadapi para Gangster, sedangkan dibeberapa televisi baru-baru ini kita diperlihatkan para polisi dicaci-maki, ditunjuk-tunjuk oleh anak buah John Key! Beberapa polisi terlihat ketakutan, bagaimana bisa menindak Preman yang mempunyai komplotan Gangster, sedangkan mereka sendiri (Polisi) ada yang tidak berani dengan preman.

Tentu, ormas Islam semacam FPI harus lebih ditingkatkan lagi. Karena sangat terlihat sekali, hanya ormas-ormas Islam semacam inilah yang siap untuk bertarung dengan preman-preman Jakarta. Tentu semangat ormas Islam berbeda dengan motivasi para Gangster. Jika para Gangster ini bertindak karena uang, berbeda dengan ormas Islam. Aktivis Ormas Islam bergerak karena semangat keimanan, semangat jihad dan semangat untuk menghancurkan kebathilan. Motivasi Gangster/para preman dengan motivasi aktivis ormas Islam tentu menjadi pembeda dalam bergerak. Karena tentu motivasi aktivis Ormas Islam tidak akan selimuti dengan cara kotor memakai uang untuk dibuat jasa pengamanan atau apalagi jasa penagih hutang.

Jika ada banyak orang yang mendukung untuk pembubaran FPI, berapa banyak orang yang berteriak dan berdemonstrasi untuk menentang Gangster dan premanisme di Jakarta?

Karena kebanyakan orang-orang hanya mengetahui pemberitaan media, tanpa benar-benar berfikir apa yang sebenarnya terjadi! ( suaranews.com )


READ MORE - FPI dan Para Gangster

Nasehat Habib Rizq Syihab Yang Paling Berkesan Bagi KH Arifin Ilham

Inilah Nasehat Habib Rizq Syihab Yang Paling Berkesan Bagi KH Arifin Ilham – Pimpinan Majelis Zikir Az-Zikra, Ustadz Muhammad Arifin Ilham teringat pesan ayahanda tercinta Habib Rizieq Shihab – begitu ia menyebut Ketua Umum FPI: "Ustadz arifin, teruslah antum berdakwah menanam padi, biar habib yang jaga tikusnya, SubhanALLAH". Demikian status Facebook milik K.H. Muhammad Arifin Ilham.


http://www.voa-islam.com/timthumb.php?src=/photos2/tyu.jpg&h=235&w=355&zc=1


Sebelumnya, Ustadz Arifin masih dalam statusnya, memberikan dukungannya kepada Front Pembela Islam (FPI). Hal tersebut termuat dalam status Facebooknya yang ditulis pada hari Kamis (16/2/2012).

Status Facebook Arifin Ilham diawali dengan ungkapan bahwa orang-orang beriman itu bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota tubuhnya disakiti maka anggota tubuh lainnya juga akan merasakan sakit. Terkait dengan hal ini, Arifin Ilham menyatakan bahwa FPI dalam tubuh umat Islam di Indonesia bagaikan tangan.

Sebagaimana diketahui, tangan adalah bagian tubuh yang disebutkan dalam suatu hadits yang berbunyi, “Barangsiapa di antara kamu melihat kemunkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu cegahlah dengan lisannya, dan apabila tidak mampu maka dengan hatinya. Yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Imam Muslim)

Dalam statusnya, Arifin Ilham juga mempertanyakan siapa yang ingin membubarkan FPI dan kebebasan macam apa yang diinginkannya. Lalu dilanjutkan dengan peringatan bahwa jika kemaksiatan dan kemungkaran dibiarkan merajalela maka adzab Allah akan diturunkan sebagaimana menimpa kaum-kaum terdahulu.

Terakhir, dukungan Arifin Ilham secara nyata dinyatakan dengan kalimat, “Saya Muhammad Arifin Ilham mencintai Habib Rizq Syihab dengan segala konsekwensi. Teruslah duhai habib yang mulia berdakwah dan berjihad”.

Hingga berita ini diturunkan, sudah 9000 lebih yang me-like status Arifin Ilham tersebut ditambah 2000 lebih yang mengomentarinya. Facebook Arifin Ilham sendiri memiliki jumlah fans yang tergolong sangat banyak yaitu 1,2 juta orang. Selain Facebook, Arifin Ilham juga memiliki Twitter yang selalu me-relay status Facebooknya, dengan follower sebanyak 52 ribu orang.

Berikut ini status dukungan Arifin Ilham terhadap FPI:

Assalaamu alaikum wa rahmatullahi wabarkaatuhi. Front Pembela Islam yg dipimpin ayahanda Habib Rizq Syihab, semoga ALLAH selalu menjaga beliau…aamiin. Rasulullah bersabda “Al Mu’min kaljasadi wahidi” org beriman itu bagaikan SATU TUBUH, bila satu anggota tubuhnya disakiti maka anggota tubuh lainnyapun merasakan sakit”.

FPI dalam tubuh umat Islam Indonesia laksana TANGAN, inilah dakwah termulia, sbgm Rasulullah mengajarkan, Bila kalian melihat kemungkaran maka perbaikilah dg tangan kalian, kalau tdk mampu maka dg lisan kalian, kalau tdk mampu maka dg hati kalian, itulah selemah2nya iman”.

Tentu FPI dg cara hikmah melalui musyawarah, izin, 3 kali peringatan, dg atribut pakaian & organisasi yg jelas terdaptar legal. Baru melakukan tindakan sesudah semua ikhtiar, sungguh sudah rahisia umum di negeri ini tempat2 ma’siyat & program kemungkaran seperti pornografi, perizinan minuman keras, judi dsb selalu dibekingi preman, oknum pejabat & media sekuler.

Sehingga beritapun tdk seimbang seakan FPI anarkis, apalagi rentan dg masuknya provakator dg atribut yg sama…lihatlah di media, siapa yg ingin membubarkan FPI?…kebebasan macam apa yg dinginkan?

Ingat!, kalau ma’siyat & kemungkaran dibiarkan merajalela “fahaaqqo alaihal qoul” adzab ALLAH akan turun sbgm minimpa kaum Aad, Tsamud, kaum homo dsb (QS 17 : 16,17), apa terus dibiarkan saat hukum sudah bisa “beli” hancurlah negeri ini. TIDAK sahabatku, siapa yg CINTA ALLAH & NEGERI INI tdk boleh diam harus dakwah & jihad dg segala resikonya, & kalian jangan diam, hidup ini pilihan yg konsekwensi di akhirat nanti, ALLAH mengumpulkan kelompok mns jin di akhirat nanti bersama SIAPA YG MEREKA CINTAI!, apakah kalian ingin berkumpul dg mrk para Pendukung ma’siyat & kemungkaran itu dg dailh hak asasi mns yg sebenarnya mrklah yg menghancurkan HAQ MORAL GENERASI BANGSA INI, NO WAY!

Saya Muhammad arifin ilham mencintai Habib Rizq Syihab dg segala konsekwensi…teruslah duhai habib yg Mulia Berdakwah & Berjihad, “Ya ALLAH kumpulkanlah kami bersama hamba2 yg mencintai MU & Yg berjuang dijalanMU…aamiin. ALLAHU AKBAR. Sebarkan ini sahabatku tercinta fillah. ( voa-islam.com )


READ MORE - Nasehat Habib Rizq Syihab Yang Paling Berkesan Bagi KH Arifin Ilham

Lihatlah di Media, Siapa yang Ingin Bubarkan FPI?

Lihatlah di Media, Siapa yang Ingin Bubarkan FPI? - Aksi sebagian kelompok yang menginginkan pembubaran Front Pembela Islam (FPI) mendapat tanggapan pemimpin Majelis Adzikra, KH. Arifin Ilham.


http://hidayatullah.com/berita/gal382357422.jpg


Dalam akun Facebook-nya yang beralamat di http://www.facebook.com/kh.muhammad.arifin.ilham, pria yang bersuara lembut ini mendoakan Pimpinan utama FPI, Habib Rizieq Shihab. Ia juga mengutip sebuah hadits bahwah persaudaraan sesama iman itu ibarat satu tubuh.

“Assalaamu alaikum wa rahmatullahi wabarkaatuhi. Front Pembela Islam yg dipimpin ayahanda Habib Rizq Syihab, semoga ALLAH selalu menjaga beliau...aamiin. Rasulullah bersabda "Al Mu'min kaljasadi wahidi" org beriman itu bagaikan SATU TUBUH, bila satu anggota tubuhnya disakiti maka anggota tubuh lainnyapun merasakan sakit," tulisnya pada Kamis, (16/02/2012).

Selain itu, pesan yang ia tulis pada pukul 07.00 pagi itu juga mengajak umat mendukung langkah FPI melawan kemungkaran. Tentu, dengan dengan cara hikmah melalui musyarawah.

“FPI dalam tubuh umat Islam Indonesia laksana TANGAN, inilah dakwah termulia, sbgm Rasulullah mengajarkan, Bila kalian melihat kemungkaran maka perbaikilah dg tangan kalian, kalau tdk mampu maka dg lisan kalian, kalau tdk mampu maka dg hati kalian, itulah selemah2nya iman". Tentu FPI dg cara hikmah melalui musyawarah, izin, 3 kali peringatan, dg atribut pakaian & organisasi yg jelas terdaptar legal. Baru melakukan tindakan sesudah semua ikhtiar, sungguh sudah rahisia umum di negeri ini tempat2 ma'siyat & program kemungkaran seperti pornografi, perizinan minuman keras, judi dsb selalu dibekingi preman, oknum pejabat & media sekuler. Sehingga beritapun tdk seimbang seakan FPI anarkis, apalagi rentan dg masuknya provakator dg atribut yg sama.”

Tak lupa ia mengajak umat Islam mencermati media dan siapa sesungguhnya yang berkeinginan membubarkan FPI.

“Lihatlah di media, siapa yg ingin membubarkan FPI?...kebebasan macam apa yg dinginkan? Ingat!, kalau ma'siyat & kemungkaran dibiarkan merajalela "fahaaqqo alaihal qoul" adzab ALLAH akan turun sbgm minimpa kaum Aad, Tsamud, kaum homo dsb (QS 17 : 16,17), apa terus dibiarkan saat hukum sudah bisa "beli" hancurlah negeri ini. TIDAK sahabatku, siapa yg CINTA ALLAH & NEGERI INI tdk boleh diam harus dakwah & jihad dg segala resikonya, & kalian jangan diam, hidup ini pilihan yg konsekwensi di akhirat nanti, ALLAH mengumpulkan kelompok mns jin di akhirat nanti bersama SIAPA YG MEREKA CINTAI!, apakah kalian ingin berkumpul dg mrk para Pendukung ma'siyat & kemungkaran itu dg dailh hak asasi mns yg sebenarnya mrklah yg menghancurkan HAQ MORAL GENERASI BANGSA INI, NO WAY! Saya Muhammad arifin ilham mencintai Habib Rizq Syihab dg segala konsekwensi...teruslah duhai habib yg Mulia Berdakwah & Berjihad, "Ya ALLAH kumpulkanlah kami bersama hamba2 yg mencintai MU & Yg berjuang dijalanMU...aamiin. ALLAHU AKBAR. Sebarkan ini sahabatku tercinta fillah, “ demikian pesan Arifin.

Sampai pukuk 14.30 siang, akun yang memiliki 1.292.862 penggemar ini telah di LIKE 10.999 orang dan dikomentar 2.555 fans.* ( hidayatullah.com )


READ MORE - Lihatlah di Media, Siapa yang Ingin Bubarkan FPI?

Ikan Bawal Buah Terong, Loe Jual Gue Borong ... !!!

Ikan Bawal Buah Terong, JIL Jual FPI Borong ... !!! – Di media massa, FPI habis diserang secara membabi buta oleh kaum fasik para penghujat Islam. Tapi FPI akan tetap menahan diri. FPI tidak terjebak oleh opini-opini mereka yang tidak suka. Mereka mengira, dengan dihujatnya FPI dengan kekuatan pers sekuler, akan membuat FPI terpancing untuk berbuat tindakan anarkis. Ternyata, kaum fasik Jaringan Iblis Laknatullah (JIL) itu gagal dan tidak sukses.

http://www.voa-islam.com/timthumb.php?src=/photos2/edit-FPI.jpg&h=235&w=355&zc=1

“Kita sudah membaca arah permainan musuh. FPI sudah paham itu. JIL itu kalah cerdas dengan FPI. Itulah sebabnya, saya selaku Panglima FPI akan terus berkoordinasi dengan teman-teman FPI di bawah untuk tidak terpancing dengan jebakan mereka,” kata Panglima FPI Ustadz Maman Suryadi Abdurrahman.

Ketika ditanya, apakah aksi yang dilakukan kaum fasik JIL di Bunderan HI kemarin, yang memprovokasi masyarakat dengan yel-yel Indonesia Damai Tanpa FPI ingin mengulang insiden Monas beberapa tahun yang lalu?

“Kemungkinan bisa saja terjadi. Mereka ingin mengulang insiden Monas. Itulah sebabnya, barisan kaum fasik JIL yang dibawa oleh Ulil Absar Abdalla dan Guntur Romli yang pernah mendapat bogem mentah laskar, sok berani menantang FPI di bunderan HI. Mereka menunggu laskar FPI berseragam putih untuk menyerang saat melakukan aksi unjuk rasa. Mereka bersiyasah, jika laskar FPI datang menyerang, maka para jurnalis dari berbagai media akan menjadikan insiden ini sebagai moment penting. Yang jelas, mereka gagal total, dan kita sudah baca arahnya,” kata Ustadz Maman tersenyum simpul.

Menurut Panglima FPI, laskar FPI tak perlu terpancing, apalagi menerobos untuk mengacak-acak para pengunjuk rasa. “Kami tebarkan rumor lewat Black Berry Massenger (BBM), bahwa FPI sudah bergerak menuju HI. Baru rumor FPI bergerak saja, mereka sudah terkecoh, ketar-ketir gemeteran, apalagi kita serukan sandi khusus untuk membubarkan Ulil dan Guntur Romli Cs. Kita asyik-asyik aje. Rileks aje kalee,” kata Ustadz Maman enteng.

JIL Kalah Cerdas


Ustadz Maman pun berpantun, Ikan Bawal Buah Terong, JIL jual FPI borong. FPI selalu siap dengan segala kemungkinan yang terjadi. Apapun resiko yang dihadapi, mati sekalipun, Insya Allah, laskar FPI siap menghadapi mereka.”Loe jual gue borong, emang gue pikirin, kata orang Betawi,” tegas Panglima.

Meski FPI dikebiri dan kerap dikambinghitamkan, FPI akan berupaya istiqomah untuk berdakwah sampai kapanpun. “Sudah menjadi komitmen jihad kami, bahwa FPI akan ada di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua, termasuk di Kalimantan.

“Di Kalimantan Tengah sendiri, meski belum dilakukan pelantikan pengurusnya, sebetulnya FPI Kalteng sudah resmi berdiri. Soal pelantikan, itu soal teknis. Melalui via telepon atau teleconference pun sudah sah dilakukan. Di Palangka Raya, bahkan sudah ada pimpinan FPI. Begitu juga di Banjarmasin dan Pontianak. Kedua kota itu merupakan basis FPI. Adapun opini yang menyudutkan FPI adalah boomerang bagi musuh-musuh Islam.”

Ustadz Maman, salah satu pimpinan FPI yang terancam akan dibunuh oleh gerombolan preman fasis dan bengis itu mengaku heran dengan tokoh JIL yang menyebut senjata yang diacung-acungkan preman yang mengatasnamakan masyarakat Dayak di bandara Palangka Raya sebagai bentuk kearifan lokal, adalah pernyataan yang bodoh dan tidak berbudaya.

“Kalau dia menyebut kearifan lokal atau budaya setempat, maka orang Betawi yang mengacungkan golok juga akan dianggap kearifan lokal. Begitu juga dengan orang Bugis yang membawa parang, orang Aceh yang membawa rencong, orang Madura yang membawa clurit, orang Papua yang membawa panah dan tombak. Padahal, itu bukan kearifan lokal, tapi tindakan anarkis. Bukti, kaum fasik JIL berdusta atas nama anti kekerasan dan perdamaian, tapi nyatanya mendukung tindakan kriminil,” kata Ustadz Maman.

Mereka yang menghendaki FPI bubar adalah pemain lama. Tapi, usaha mereka untuk membubarkan FPI tidak pernah berhasil. “Apapun yang terjadi, kami tidak akan mundur selangkah pun untuk menghentikan dakwah. Makar mereka akan kami lawan. Gerombolan liberal sejak dulu sudah mendi musuh besar umat Islam. Saya kira, FPI lebih cerdas ketimbang JIL. Karena laskar FPI tidak akan pernah terpancing dengan provokasi mereka.” ( voa-islam.com )


READ MORE - Ikan Bawal Buah Terong, Loe Jual Gue Borong ... !!!

Inilah Dukungan Kaum Ibu Untuk FPI

Inilah Dukungan Kaum Ibu Untuk FPI – Walaupun Front Pembela Islam (FPI) dihujani cercaan para penghujat di sana-sini, ramai-ramai dikebiri media sekuler secara tidak fair, mendapat gonggongan dari anjing Jaringan Islam Liberal (JIL) atau lebih tepatnya Jaringan Iblis Laknatullah, toh FPI tidak sendiri.


http://www.voa-islam.com/timthumb.php?src=/photos2/edit-ibu.jpg&h=235&w=355&zc=1


Berbagai dukungan dan simpati terhadap mujahid FPI terus mengalir dari kaum muslimin, baik secara terang-terangan, maupun diam-diam. Sebut saja seperti Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Forum Umat Islam (FUI), GARIS, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Majelis Zikir Az-Zikra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammadiyah, hingga Forum Silaturahim Antar Pengajian (Forsap).

Dikatakan Ketua Pimpinan Pusat Forum Silaturahim antar Pengajian (PP FORSAP), Hj. Nurdiati Akma, kaum ibu dari majelis taklim tahu betul perjuangan FPI. “Terus terang, kami sakit hati dengan aksi mereka yang mengatasnamakan Gerakan Indonesiadi Damai Tanpa FPI di Bunderan HI. Mereka yang mencerca Habib Rizieq dan FPI adalah mereka yang tidak tahu persoalan. Kami majelis taklim kaum ibu tahu betul sepak terjang FPI," kata Nurdiati Akma yang juga Dewan Pakar PP Aisyiah, organisasi muslimah underbouw Muhammadiyah.

Jujur, kaum ibu majelis taklim merasa nyaman dengan kehadiran FPI yang selama ini menjaga harga diri dan membela kehormatan kaum muslimin yang selalu diinjak-injak oleh mereka yang tidak suka dengan dakwah Islam.

Sebagai contoh, ia pernah melaporkan kasus anak yang direbut oleh orang tua yang beragama Kristen kepada FPI. “Saya lihat perjuangan FPI sudah bagus, mau membantu dengan ikhlas persoalan umat Islam tanpa diminta biaya. Seharusnya sebagai umat Islam bangga dan mensupport FPI,” tukas Nurdiati.

Tak dipungkiri, sebagian ibu-ibu yang jarang ikut pengajian, tidak memperoleh informasi secara utuh tentang FPI. Selama ini mereka termakan oleh pemberitaan media massa yang tidak fair alias tak berimbang terkait keberadaan FPI. “Itulah sebabnya, dalam setiap taklim kaum ibu, saya luruskan informasi tentang FPI yang selalu dikabarkan miring.”

Nurdiati menjelaskan lebih jauh, tentara dan polisi saja berterima kasih pada FPI, karena dengan keberaniannya, memberi peringatan kepada pengusaha tempat hiburan malam, lebih tepatnya tempat maksiat, mulai dari perjudian, tempat pelacuran, hingga membendung berbagai aliran sesat di Tanah Air. Ketika tentara tidak bisa berbuat, FPI lah yang turun menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. “Kita saja tidak berani melakukan itu,” kata Nurdiati yang juga

Diakuinya, ada pihak yang secara organisasi, sepertinya tidak mendukung FPI. Padahal, mereka diam-diam mendukung FPI. Muhammadiyah misalnya. Ketua Umum PP Muhammadiyah pun mendukung FPI. Kata Pak Din, segala sesuatu harus ditempatkan pada porsinya. “Saya melihat, pengebirian terhadap FPI, tak lain adalah sebuah pengalihan isu.”

Buat Surat Dukungan FPI

Nurdiati mengimbau, agar FPI mau datang ke Komnas HAM, setiap kali dizalimi. Ia teringat ucapan anggota Komnas HAM yang masih lurus, Saharudin Daming yang mengatakan, seharusnya umat Islam yang teraniaya sering-sering mendatangi Komnas HAM. Mengingat, mereka yang mengadu ke Komnas HAM adalah kelompok yang justru menciderai dan melukai umat Islam. Yang terzalimi malah tidak datang.

Nurdiati ingin berbagi cerita, dulu ketika umat Islam memperjuangkan UU Pornografi, sebuah departemen yang melayani surat yang masuk mengenai protes dan usulan dari masyarakat, justru datang dari kalangan atau kelompok yang tidak suka dengan Islam. Mereka secara berbondong-bondong membuat surat penolakan terhadap UU Pornografi. Lalu, seorang teman meminta agar umat Islam membuat hal yang sama.

“Sejak itu, saya menginstruksikan kepada kaum ibu di seluruh majelis taklim yang ada untuk membuat surat dukungan terhadap UU Pornografi. Jadi kita harus berinisiatif, saling banyak-banyakan membuat surat dukungan terhadap persoalan yang menyangkut kepentingan umat Islam,” ungkap Nurdiati berharap.

Begitu juga dengan FPI, Nurdiati meminta kepada kaum ibu di seluruh majelis taklim agar mendukung perjuangan FPI yang saat ini terus dikambinghitamkan. Sesungguhnya orang kafir dan kaum munafik selamanya tidak akan senang pada Islam.

Sudah sunnatullah, setiap perjuangan menegakkan kebenaran dan memerangi kebatilan, akan selalu berhadapan dengan penentangnya yang keras, seperti halnya Rasulullah Saw menyampaikan risalah Islam ketika itu. Dibutuhkan kesabaran, strategi, doa dan pengorbanan. FPI tidak sendiri, Allah dan kaum muslimin kan selalu bersamamu ( voa-islam.com )


READ MORE - Inilah Dukungan Kaum Ibu Untuk FPI

Mengapa Harus Menolak Habib Riziq ... ???

Mengapa Harus Menolak Habib Riziq ... ??? - Kemarin ribuan orang Dayak mengepung pesawat Sriwijaya Air yang mendarat di bandara Cilik Riwut, Palangkaraya. Mereka mengira pesawat Sriwijaya itu membawa rombongan FPI, yang dipimpin Habib Riziq.


http://a.cdn.tendaweb.com/fckfiles/image/mashadi/habib_riziq.jpg

Dengan kondisi keamanan yang sangat berbahaya, maka fihak Sriwijaya membatalkan empat penumpang dari FPI yang hendak mendarat di Palangkararaya itu.

Sementara itu, sebelum mendarat telah dibembuskan citra negatif terhadap FPI, sebagai organiasi yang selalu melakukan kekerasan.

Padahal, yang disebut dengan "kekerasan" oleh FPI itu bisa dihitung dengan jari. Dibandigkan dengan kader-kader partai politik, termasuk PDI, masih banyak mereka yang melakukan kekerasan.

Di pilkada di Tuban, amuk kader PDI, beberapa waktu lalu, meluluhkan lantakkan pendopo Kabupaten Tuban dibakar, tetapi tidak ada yang menyebut PDI sebagai biang tindak kekerasan.

Gubernur Kalimantan Tengah, Teras Narang, adalah kader PDI, beragama Kristen, dan sangat fanatik. Telah membangun gereja terbesar di Kalimantan. Toleransi yang selama ini didengungkan di pusat, hanya slogan kosong belaka.

Kalau yang menjadi penguasa Kristen, sudah pasti tidak ada lagi yang disebut dengan toleransi. Deklarasi tokoh-tokoh agama tentang toleransi itu, hanyalah "bohong-bohongan" belaka. Karena tidak ada aplikasinya di lapangan.

Orang-orang Kristen kalau berkuasa tidak akan pernah menepati komitmennya dengan toleransi. Mereka menganggap orang-orang non-Kristen sebagai domba-domba yang sesat, dan harus diselamatkan (dikristenkan).

Tetapi, bukan hanya itu, orang-orang Kristen dan Yahudi itu, selamanya adalah golongan yang paling keras memusuhi dan memerangi terhadap orang-orang Islam (mukmin), sepanjang sejarahnya. Tidak pernah sedetikpun mereka tidak memerangani dan memusuhi orang-orang Islam. Di mana saja mereka berada pasti berbuat makar terhadap orang-orang Islam.

Karena itu, orang-orang Islam yang mau diajak bersama melakukan kolaborasi dengan agenda toleransi itu, hanyalah orang-orang Islam yang bodoh dan bebal, serta aqidah agamanya sudah rusak. Dirusak dan dijajah oleh pemikiran orang Kristen dan Yahudi. Sejatinya Kristen dan Yahudi telah tertanam sangat dalam di hanti mereka, dan selalu berusaha menghancurkan orang-orang Islam.

Di Palangkara, orang-orang Dayak Kristen melakukan pembantaian terhadap ribuan orang Madura. Laki-laki, perempuan, anak, dan orang tua, tanpa belas kasihan dibantai. Hanya karena beragama Islam. Secara biadab. Tetapi, tidak pernah dikutuk tindakan yang dilakukan oleh orang-orang Dayak itu.

Di Singkawang dan Sanggoledo, Kalimantan Barat, orang-orang Madura juga menjadi korban kekejaman, yang sangat terkutuk, ratusan orang Madura tewas, dan ribuan lainnya meninggalkan rumah-rumah mereka, dan dihancurkan oleh orang-orang Dayak.

Di Kalimantan Barat, sejak gubernurnya orang Kristen dan keturunan Cina, maka umat Islam terus dikikis dengan berbagai kebijakan. Padahal, di Kalimantan Barat, jumlah penduduknya yang beragama Islam mencapai 75 persen. Tetapi, sekarang mereka dihambat dalam melakukan aktivitas keislaman mereka. Umat Islam di Kalimantan Barat, di "bonsai" dengan sistematis, semantara kalalu acara kegiatan Kristen dan Konghuchu, seperti acara Gong Chi Pachai, saat Imlek, sangat luar biasa. Seperti perayaan barongsai.

Di Ambon, Umat Islam dihancurkan saat Idul Fitri, rumah dan masjid-masjid mereka dibakar, termasuk di Poso. Umat Islam selalu menjadi korban kekerasan mereka. Padahal, mereka masih minoritas jumlahnya. Bagiamana kalau golongan Kristen ini sudah jumlahnya mayoritas? Mungkin umat Islam dimusnahkan.

Sekarang para Pendeta dan Romo terus menyanyikan lagu palsu tentang : "Kasih dan toleransi". Karena mereka masih minoritas. Saat mereka sudah jumlahnya banyak, dan memiliki kekuasaan, maka tidak segan-segan mereka akan memusnahkan orang-orang Islam dengan menggunakan kekuasaan yang mereka miliki.

Betapa bodohnya orang-orang Islam yang mau tertipu dengan nyanyian pada Pendeta dan Romo, tentang "Kasih dan toleransi" itu. Karena sepanjang sejarahnya tidak pernah akan ada yang namanya "kasih dan toleransi" dalam agama Kristen itu. Mereka memang membuat manuver-manuver dalam rangka mengandangi orang-orang Islam dan para tokohnya, melalui jeratan "toleransi", di saat mereka masih minoritas.

Semuanya sudah dibuktikan dengan empirik. Siapa yang membantai Muslim Bosnia di Srebenica? Serbia Kristen. Siapa yang membantai umat Islam di Afghanistan? Penguasa Amerika yang Kristen. Siapa yang membantai umat Islam di Irak? Penguasa Amerika yang Kristen. Siapa yang membantai umat Islam di Palestina? Komplotan Zionis-Israel dengan Amerika Serikat. Komplotan Zionis-Kristen.

Siapa yang mengkampanyekan tentang ancaman terorisme secara global? Para penguasa Kristen Barat. Kemudian ribuan orang Islam yang dituduh teroris dijebloskan ke dalam penjara, dan sebagian diantara mereka telah dibunuh.

Siapa yang mengusir para imigran Muslim dari Eropa? Siapa yang membuat penghinaan dan pelecehan terhadap Nabi Shallalhu Alaihi Wasssalam? Para penguasa Kristen Barat. Siapa yang melakukan pembantaian terhadap Muslim di Philipana? Penguasa Kristen Philipine.

Inilah fakta-fakta sejarah yang sangat panjang dalam kehidupan. Maka perlu kaum Muslimin memahami sejarah ini. Tidak mungkin mereka dapat bertoleransi. Karena antara Kristen dengan Islam memiliki perbedaan yang sangat fudamental. Yaitu terkait dengan aqidah. Mereka orang kafir musyrik, Yahudi dan Nasrani, selalu berorientasi kepada kabhatilan. Sementara orang-orang mukmin, selalu berorientasi kepada al-haq. Tidak akan pernah bertemu selamanya.

Wajar para penguasa Kristen itu memusuhi terhadap orang-orang Islam, seperti yang dilakukan oleh Teras Narang yang menjadi penguasa di Kalimantan Tengah. Karena mereka itu, memiliki kebencian terhadap orang-orang Mukmin.

Hanyalah orang-orang Islam dan Mukmin yang bodoh, mereka masih percaya bahwa Yahudi dan Nasrani, layak diajak menjadi kawan dan sahabat. Sehingga, ada orang-orang Islam yang masih mau diajak menyanyikan lagu tentang : "toleransi". Padahal, nyanyian tentang "toleransi" itu, tak lain hanyalah nyanyian yang menipu dan palsu. ( eramuslim.com )


READ MORE - Mengapa Harus Menolak Habib Riziq ... ???

Siapakah Sebenarnya Habib Rizieq Syihab ... ???

Siapakah Sebenarnya Habib Rizieq Syihab ... ??? - Front Pembela Islam (FPI) tidak bisa dilepaskan dari peran pemimpinnya, Rizieq Syihab. Sejak FPI terbentuk 17 Agustus 1998, ulama, mubalig, dan kiai, mempercayakan kepemimpinan organisasi Islam itu di tangan Rizieq. Siapa sebenarnya Rizieq?


http://image3.tempointeraktif.com/?id=67608&width=475
Muhammad Rizieq Syihab. TEMPO/Imam Sukamto


Rizieq lahir di Jakarta, 24 Agustus 1965, dari pasangan Hussein bin Muhammad Syihab dan Sidah Alatas. Seperti dilansir majalah Tempo edisi 8 Juni 2008, Rizieq dan kakaknya dibesarkan ibunya sendiri di rumah kakeknya di Gang Paksi, Petamburan. Ayahnya meninggal tahun 1966 saat Rizieq masih berusia belasan bulan.

Menurut sejarawan Jakarta, Alwi Shahab, Rizieq masih keturunan si Pitung, jagoan Betawi dari awal abad ke-20. Kakek Rizieq, Habib Muhammad Syihab, dijodohkan dengan kerabat dekat Pitung. “Entah anaknya atau keponakannya.” Dari perkawinan itu, lahir Hussein Syihab, ayah Rizieq.

Mungkin tak banyak orang menyangka, sejak SD hingga SMP kelas II, Rizieq kecil sekolah di Sekolah Kristen Bethel di Jalan Petamburan IV, Tanah Abang. Setelah itu, dia pindah ke Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Al-Jamiatul Khair di kawasan Kebon Kacang, Tanah Abang.

Lalu, Rizieq meneruskan ke Sekolah Islamic Village di Tangerang, Banten. Dia kemudian aktif di Majelis Taklim Al-Husaini, kelompok pengajian sekitar 40 pemuda keturunan Arab setiap Jumat malam, di bawah bimbingan Ustad Mukhsin Alatas pada 1983-1985.

Pada 1985, Rizieq melanjutkan sekolah ke Arab Saudi berkat beasiswa dari Dewan Ekonomi Indonesia. Menurut rekannya di Al-Husaini, Hasan Baliel, ia kuliah diploma bahasa Arab pada dua tahun awal, lalu menempuh pendidikan hukum Islam di King Saud University, Riyadh. Ketika itu, jazirah Arab sedang dirundung perang Irak-Iran sehingga kampusnya juga terpengaruh.

Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Syuhada Bahri mengatakan Rizieq sangat fokus pada kuliahnya. ”Kayaknya tempat yang dia tahu cuma tiga: masjid, kampus, dan kantin,” kata Syuhada yang bertemu Rizieq di Riyadh pada 1990-an.

Rizieq pulang ke Indonesia pada 1990-an awal. Aktivitasnya banyak dihabiskan untuk mengajar dan memberikan pengajian keliling dari kampung ke kampung atau di rumahnya. Dari sinilah, dia kemudian punya pendengar setia pengajiannya.

Nama Rizieq mulai berkibar setelah deklarasi Front Pembela Islam di tengah tablig akbar di Pesantren Al-Um, Kampung Utan, Ciputat, Jakarta Selatan, pada 17 Agustus 1998. Sejak itulah Rizieq terus memimpin FPI hingga kini.
( tempo.co )


READ MORE - Siapakah Sebenarnya Habib Rizieq Syihab ... ???

Rekam Jejak FPI Dari Awal Sampai Sekarang

Rekam Jejak FPI Dari Awal Sampai Sekarang - Rekam Jejak FPI - Desakan membekukan Front Pembela Islam muncul setelah peristiwa penolakan pembukaan cabang FPI di Kalimantan Tengah, Sabtu, 11 Februari 2012. Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menyatakan pihaknya sudah mempertimbangkan hal itu, mengingat adanya beberapa tindakan kekerasan yang dilakukan anggota ormas tersebut.


http://image2.tempointeraktif.com/?id=105540&width=475
Sejumlah anggota Front Pembela Islam (FPI) menggeruduk Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Yogyakarta, Jumat (10/02/2012). Sejumlah massa ini bermaksud memberikan dukungan kepada ketua FPI Yogyakarta, Bambang Tedi, tersangka dalam kasus penganiayaan terhadap seorang perempuan anggota Front Jihad Indonesia (FJI) yang berkasnya telah diserahkan dari Polresta Yogyakarta kepada Kejari Yogyakarta. TEMPO/Suryo Wibowo

"Dalam undang-undang juga sudah ada aturannya jika ada tindakan kekerasan akan diberikan teguran keras, pembekuan, sampai dengan pembubaran. Kita sedang melakukan evaluasi tentang itu," ujarnya.

Inilah sepak terjang Front Pembela Islam di Indonesia:

September 1999

Laskar Pembela Islam menutup tempat perjudian di Petojo Utara dan tempat pelacuran di Ciputat, Tanah Abang, Jakarta.

4 Mei 2001
Kantor SCTV, Jakarta, diprotes FPI karena menayangkan telenovela Esmeralda, yang di dalamnya ada tokoh antagonis bernama Fatimah. FPI khawatir, citra buruk Fatimah dalam sinetron bisa mencitrakan hal yang sama pada Fatimah Azahra, putri Nabi. SCTV menghentikan tayangan telenovela.

20 April 2003
Ketua FPI Rizieq ditahan karena dianggap menghina polisi dalam dialog di SCTV dan Trans TV. Ia sempat dibawa kabur pendukungnya, tapi akhirnya divonis tujuh bulan kurungan.

29 Juli 2003
Ketua FPI Rizieq dituntut hukuman tujuh bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

19 November 2003
Ketua FPI Rizieq dibebaskan dari tahanan Salemba.

18 Desember 2003

FPI akan mengubah paradigma perjuangan dari aksi massa dan kelaskaran ke pendidikan.

24 Oktober 2004

FPI minta maaf kepada Kapolda Metro Jaya atas aksi sweeping tempat hiburan.

27 Oktober 2004
Ketua PP Muhammadiyah minta FPI hentikan aksi kekerasan.

28 Oktober 2004

FPI bertekad tetap melakukan sweeping tempat hiburan selama bulan Ramadan.

1 November 2004

500 anggota FPI merusak kafe dan bentrok dengan Forum Masyarakat Kemang.

23 Desember 2004

150 anggota FPI bentrok dengan satpam JICT Tanjung Priok.

27 Juni 2005
FPI menyerang acara kontes Miss Waria di gedung Sarinah, Jakarta.

9 Juli 2005

Sekitar 400 orang beratribut FPI menyerbu kampus Mubarak. Mereka memberi ulitmatum, dalam hitungan 7 x 24 jam, FPI akan bertindak lebih tegas lagi.

12 April 2006

FPI menyerang dan merusak kantor majalah Playboy.

20 Mei 2006
Anggota FPI menggerebek 11 lokasi yang dinilai jadi tempat maksiat di Kampung Kresek, Pondok Gede.

21 Mei 2006

FPI menyegel kantor Fahmina Institute di Cirebon, yang menolak RUU Anti-Pornografi dan Pornoaksi.

1 Juni 2008

27 aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB), yang berdemo memprotes surat keputusan bersama Ahmadiyah, mengalami luka-luka
dianiaya massa FPI.

4 Juni 2008
Rizieq dan 59 pengikutnya diciduk di markasnya terkait penyerangan AKKBB

9 Oktober 2009
Front Pembela Islam (FPI) mendemo rumah produksi Maxina Picture di Komplek Hotel Ibis Mangga Dua yang hendak mendatangkan aktris porno Jepang Maria Ozawa alias Miyabi.

14 April 2010

FPI ikut serta mempertahankan makam Mbah Priok di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

31 April 2010
FPI membubarkan acara kaum Waria di Hotel Bumi Wiyata Kota Depok

24 Juni 2010

FPI Banyuwangi bersama Forum Umat Beragama dan LSM Gerak membubarkan acara sosialisasi kesehatan gratis dari Komisi IX DPR karena diduga acara temu kangen anggota eks-PKI.

10 Februari 2011

Juru bicara FPI, Munarman mengancam akan menggulingkan Pemerintahan SBY jika berani membubarkan FPI. Ancaman itu dikeluarkan dalam menanggapi pernyataan Presiden di Kupang yang mengatakan "ormas yang terbukti melanggar hukum melakukan kekerasan, dan meresahkan masyarakat, jika perlu harus dibubarkan." Pernyataan itu dilontarkan tidak lama setelah tragedi penyerangan jamaah Ahmadiyah di Cikeusik, Banten.

26 Juli 2011
Massa FPI merusak gedung tempat pertemuan waria di Purwokerto, Jawa Tengah.

8 Agustus 2011
Sekitar 30 orang FPI mengobrak-abrik warung Coto Makassar di Jl. AP Pettarani, Makassar karena tetap buka siang hari saat bulan puasa.

20 Agustus 2011
Massa FPI sweeping warung makan yang menjual dagangannya pada siang hari di kawasan puncak Bogor, Jawa Barat. Aksi tersebut dilakukan agar para pemilik warung menghormati umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa.

27 Agustus 2011
Massa FPI mengeruduk kantor SCTV dan mendesak stasiun televisi itu membatalkan penayangan film berjudul '?'. FPI menilai Film '?' menggambarkan umat islam itu bengis dan jahat.

28 Agustus 2011
Ratusan anggota FPI merusak mobil Daihatsu Luxio di kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Mobil tersebut diduga milik seorang penjual minuman keras. Di Matraman Raya, Cempaka Putih, massa FPI bentrok dengan pemuda.

28 Oktober 2011
Ratusan anggota FPI bentrok dengan anggota Polres Metro Bekasi saat menggelar unjuk rasa di depan Sekolah Yayasan Mahanaim di Rawa Lumbu, Bekasi, Jawa Barat. Unjuk rasa itu digelar karena FPI menilai yayasan sekolah telah melakukan pemurtadan agama terhadap warga Bekasi sejak tahun 2008 silam. Dalam aksi itu, massa FPI melempari bangunan Sekolah Yayasan Mahanaim, dengan batu dan benda keras lainnya.

12 Januari 2012
Massa dari FPI dan Forum Umat Islam (FUI) demo di depan kantor Kemendagri. Massa kemudian melempari gedung Kemendagri dengan batu dan telur busuk. Aksi protes dilakukan atas pembatalan Perda Miras oleh pihak Kemendagri.
( tempo.co )


READ MORE - Rekam Jejak FPI Dari Awal Sampai Sekarang

FPI dan Tragedi Huruf " I "

Mengapa koran dan TV bernafsu 'memberangus' FPI? boleh jadi karena ada huruf "I" (Islam) di belekang FPI - Senin siang, 9 Juni 2008, lebih dari 9000 umat Islam "mengepung" Istana Negara menuntut Ahmadiyah dibubarkan. Massa umat Islam se Jabodetabek berpakaian putih-putih ini juga meminta Habib Rizieq Shihab, pimpinan FPI dibebaskan.

http://hidayatullah.com/berita/gal743002190.jpg

Usai dari Istana Negara, massa menuju Polda Metro Jaya guna mengunjungi Ketua FPI, Habib Rizieq. Aksi damai bertema "Sejuta Umat" ini dihadiri puluhan ulama, tokoh Islam, aktivis Islam dan para habaib.

Dalam sebuah orasi, KH Nur Muhammad Iskandar, Pimpinan Pondok Pesantren Assidiqiyah mengatakan, jika tak ingin dianggap sebagai kepanjangan tangan Amerika, maka pemerintah harus segera membubarkan Ahmadiyah. "Jika tidak membubarkan Ahmadiyah, Presiden akan bertanggungjawab di hadapan mahkamah Allah, "ujar Kiai Nur.

Setelah orasi, sekitar sepuluh ulama dan kiai menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meski hanya ditemui juru bicaranya, Andi Malarangeng, yang tak lain kakak kandung Rizal Malarangeng, anggota Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) yang juga penyiar Metro TV.

Tapi jangan kecewa, sebab ribuan massa itu bukan berita besar. Karenanya, televisi tak perlu menyiarkannya secara langsung –apalagi harus-- menayangkan gambar secara berulang-ulang. Suara umat Islam tak terlalu penting!

Bandingkan dengan berita sebelumnya, selang beberapa jam kerusuhan Monas, 1 Juni 2008, seluruh media massa –terutama TV—seolah serempak. Meminjam bahasa Widji Tukul, "hanya satu kata, lawan FPI!". Dalam waktu sekejap, opini masyarakat yang tadinya meminta polisi menindak FPI tiba-tiba melebar meminta organisasi Islam yang dijuluki kalangan AKKBB sebagai "preman berjubah" layak dibubarkan.

Selama beberapa hari, TV menayangkan berulang kali anggota FPI mengejar dan memukul anggota AKKBB, memberikan kesan kuat "Inilah, sebuah kelompok atas nama agama, menggunakan baju dan pakaian Muslim, yang penyuka kekerasan!"

Entah sengaja atau tidak, agar lebih dramatis, ditayangkan pula wajah pria yang disebut-sebut kiai Nahdhatul Ulama (NU), KH Maman Imanul Haq (yang tak lain kiai muda pendukung AKKBB dan bukan representasi PBNU). Dia disebutkan mengalami memar di sekujur badan, sobek di dagu dan lain-lain. Ini menunjukkan, bahwa kiai NU pun ikut menjadi korban. Meski kemudian Ketua PBNU KH. Hasyim Muzadi marah dan tak ingin melibatkan NU (yang direpresentasikan dalam PBNU) terlibat dalam masalah ini.

Tapi apa lacur? Kesan pemirsa yang diciptakan TV sudah bulat. FPI "menganiaya" ulama NU! Esoknya, ormas-ormas onderbow NU seperti: PMII, GP Anshor dan Garda Bangsa marah. Alih-alih melawan kekerasan, mereka justru membalasnya dengan kekerasan serupa kepada FPI di beberapa daerah. Lengkap sudah. Balas membalas atas hasil karya berita televisi.

Di hari berikutnya, TV seolah membuat suasana ibu kota dan Indonesia mencekam. Koran Kompas, dengan tulisan cukup menyeramkan. “Negara Tidak Boleh Kalah”, menanggapi desakan media massa nasional agar bersikap tegas pada FPI yang bentrok dalam peristiwa Monas dengan kelompok massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB).

“Saya minta hukum ditegakkan, pelaku-pelaku diproses secara hukum dan berikan sanksi hukum secara tepat. Negara tidak boleh kalah dengan perilaku-perilaku kekerasan,” ujar Presiden dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta tahun itu.

Koran nasional berlokasi di Jakarta ini memuat habis-habisan penyerangan AKKBB dan meminta polisi bertindak tegas. Begitu pula koran dan media lain. Sampai sebuah koran nasional keliru memasang foto Munarman yang dinilai “mencekik” .

Beberapa jam pernyataan SBY ini, lebih 2000 polisi dikerahkan menyerbu rumah Habib Rizieq dan menangkapi anggota FPI. Habib, yang dalam aksi dengan AKKBB tak ikut dilapangan, bersama anak buahnya akhirnya dipenjara. Sementara pelaku AKKBB, Guntur Romli dan intel yang memprovokasi massa dengan mengacung-asungkan pistol untuk memprovokasi FPI, eh malah, tak tersentuh hukum, sampai hari ini.

Di saat yang sama, ratusan kru TV dan koran sudah menungu dan laporan LIVE di markas FPI, Petamburan. Tapi rupanya, bentrok berdarah-darah yang ditunggu-tunggu gagal mendongkrak rating. Maklum, tolak ukur jurnalisme media kita masih berkutat pada, "anjing menggigit orang bukanlah berita, tapi orang menggigit anjing barulah berita!"

Minggu lalu, peristiwa seperti ini nyaris terjadi. Selasa (14/02/2012), 60 orang anggota kelompok LSM (ada buruh, aktivis feminism, homoseksual, lesbian dan waria yang tergabung di LGBT) berkampanye membubarkan FPI dengan tema “IndonesiaTanpaFPI. Tak ada yang spesial, hanya demo biasa karena kelompok ini menumpang kasus penolakan FPI di Palangkaraya.

Tapi tunggu dulu, yang spesial justru stasiun TV. Di saat yang bersamaan, dua televisi nasional --TV One dan Metro TV—menyiarkan LIVE kejadian ini. Rupanya, dua stasiun TV ini sudah menyiapkan dengan cermat agenda “anti FPI”. Dengan tema “Anti Ormas Anarkis” Metro “mengeroyok” Mendagri, Gamawan Fauzi agar segera menutup FPI.

Tak sekedar itu, tiap sekian menit, Metro menayangkan gambar-gambar FPI membabi-buta memecahkan kaca bar. Juga cuplikan SBY yang mengatakan, “Negara Tak boleh kalah dengan kekerasan” (mungkin maksud TV, yang bolah kalah harus masyarakat, khususnya Islam).

Tentu kasus ini tak bisa dipandang sederhana. TV begitu bernafsu menganggak masalah biasa-biasa saja menjadi istimewa. TV ingin kasus 2008 terhadap FPI itu berulang lagi. Ini jelas terlihat kesiapan kedua TV itu mengundang nara sumber dan liputan LIVE.

Pertanyaan pertama, bagaimana bisa aksi kecil kemudian hari itu dibuat seolah sebagai sesuatu kasus maha besar? Jawabnya sederhana, karena TV ingin kasus ini dianggap besar.

Pertanyaan kedua, mengapa TV dan media begitu bernafsu memberangus FPI, jawabannya juga sederhana, boleh jadi, karena ada satu huruf “I” (alias Islam) di belakangnya. Bayangkan jika “I” itu diganti Indramayu atau Inul. TV, media, politisi, artis seronok, gay, lesbi tak begitu khawatir dan cemas.

Irasional Khayali

Dari sekian banyak media massa yang dinyawai oleh kapitalisme, TV adalah satu-satunya yang dianggap oleh berbagai ahli sebagai "setan" paling biadab. Apa yang disuguhkan media massa dalam bentuk lain terakumulasi pada televisi. Ia menyuguhkan bacaan, gambar dan suara sekaligus sehingga bukan hanya mampu mengisi dan mewarnai imajinasi, tapi juga menyihir dan mengendalikan seluruh fungsi-fungsi kejiwaan lainnya.

Jean Baudrillard, seorang filosof Prancis, mengungkap sebuah hakikat tentang televisi. Menurutnya, seperti dikutip Yasraf Amir Piliang (dalam bukunya Sebuah Dunia yang Dilipat, Mizan), rangkaian tontonan yang disuguhkan oleh "kapitalis mutakhir" (bernama televisi), telah menyulap (membius) individu-individu menjadi kumpulan mayoritas yang diam (terhipnotis) . Bagaikan sebuah kekuatan sihir yang sangat dahsyat, media menjadikan massa yang diam itu layaknya sebuah layar raksasa yang pasrah dijejali dan dilalui oleh segala sesuatu yang naif.

Televisi, membius ratusan juta orang dari yang paling bodoh sampai profesor, dari penjahat sampai guru agama, dari balita sampai tua renta, untuk sebuah tontonan sepak bola dini hari. Namun, adakah makna hakiki dan luhur yang berbekas seusai tontonan itu? Di dalam tontonan sepak bola bukan makna (ideologis, moralitas dan spiritualitas luhur) yang dicari para penggilanya, melainkan semacam ekstasi (kepuasan puncak yang sangat sesaat) dari kedangkalan ritual dalam upacara menonton televisi itu sendiri.

Tontonan sejenis, reality show (pertunjukkan nyata) seperti Akademi Fantasi, Indonesian Idol, Kontes Dangdut, Dreamband dan masih banyak lagi, bagi saya adalah "kejahatan spiritual", yang menggiring masyarakat hanya memburu mimpi dan budaya konsumtif.

Di hadapan massa yang mabuk seperti itu, pesan-pesan TV yang rendah (serakah, dengki, licik, dusta) merasuki alam bawah sadar mereka dan mengakar kokoh di simpul-simpul kejiwaannya. Apalagi jika para produser, wartawan dan pembawa beritanya punya interest idiologis dan kebencian dengan kelompok lain. Klop!.

Walhasil, televisi yang jadi cermin masyarakat, tapi masyarakat yang jadi cermin televisi. Apapun yang "dilakukan" televisi pasti diikuti masyarakat. Ini karena televisi telah menciptakan ketidaksadaran massal. Meski, di situ ada indoktrinasi yang sadis dan nilai-nilai sesat.

Leonard Irwin, dosen psikologi dari Universitas Illionis, AS, bersama timnya mengadakan penelitian mengenai hal ini. Mereka menemukan bahwa anak-anak yang pada usia delapan tahun telah menyaksikan tayangan negatif, ketika dewasa akan cenderung melakukan perbuatan jahat dan tidak punya belas kasihan.

Sunday Times pernah menulis, "Meskipun AS memiliki 440 ribu polisi federal, setiap jam terjadi dua kali pembunuhan, 194 kali perampokan bersenjata, 10 kali pemerkosaan terhadap wanita dan anak-anak, dan 600 kali pencurian di rumah-rumah. "

Bodohnya, televisi di negeri kita telah menjadi teman setia dalam keluarga. Seolah hidup kurang lengkap tanpa kehadiran televisi .

Dajjalisme Informasi

Menutup tulisan ini, mungkin Anda semua ada yang menganggap saya pecinta "kekerasan" kan? atau saya anggota FPI? Tidak. Seumur-umur saya tak kenal Habib Rizieq, apalagi ikut aksinya. Saya hanya bicara bagaimana efek dramatis siaran sebuah TV dan keadilan menyampaikan kebenaran.

FPI pasti punya salah dan semua kelompok juga punya salah. Hanya saja, media kita sering menutup mata banyak peristiwa, apalagi menyangkut umat Islam. Contoh kecil; adalah Jaringan Islam Liberal (JIL) dengan berbagai pemikirannya banyak melawan otoritas ulama sedunia dan yang telah disepakati dalam Islam. Mereka hanya kelompok kecil, tidak sampai ratusan. Tetapi oleh media dan TV, semua pikirannya "dipaksakan" agar diterima 200 juta penduduk negeri ini. Adilkah? jelas tidak. Sementara FPI--di luar aksi keras-nya-- ia pasti mewakili harapan mayoritas umat Islam (ada MUI, NU, Muhammadiyah, Al Irysad, Al Wasliyah, Al Khairat, Persis, BKMT, HTI, PKS, Wahdah, ICMI, Hidayatullah dan masih banyak lagi), yang jelas sepakat memberangus kemaksiatan, peredaran minuman keras, pelacuran dll.

Itulah yang sering tak dipahami media. Sehingga banyak orang (khususnya umat Islam), media dan TV lebih memilih minoritas yang tak pernah mewakili ratusan juta umat ini. Jika nilai keadilan ini tak pernah dipahami media, percayalah, satu FPI Anda tutup, kelak bisa saja akan lahir ribuaan FPI di berbagai daerah. Media harus peka sosial di mana ia tinggal. Kita tinggal di negeri dengan penduduk Muslim terbesar, kenapa kepekaan sosial seperti ini sering diabaikan?

Pernah mendengar cerita tentang Dajjal, makhluk besar bermata satu yang muncul menjelang hari kiamat? Makhluk kutukan ini bisa dengan mudah menjadikan manusia berbondong-bondong ingkar kepada Allah. Inilah yang dirasakan masyarakat terhadap berbagai tayangan-tayangan "menyesatkan" media dan TV kita saat ini.

Lantas apa yang harus kita lakukan, sebagai bagian dari umat ini? Memang tidak mudah. Jika 'dajjalisme informasi' ini terus melahirkan standar moral rendahan dan ketidak-adilan, lambat-laun, aksinya akan mengurung dan mengerdilkan entitas ruh dan imajinasi umat Islam. Bukan tak mungkin, seperti tugas Dajjal, di mana tujuan utamanya adalah "memurtadkan" umat Islam dari ajaran agamanya. Sebelum kita memiliki pilihan yang layak, sebaiknya, "Singkirkan 'kotak setan' itu dari rumah kita sekarang juga!". ( hidayatullah.com )


READ MORE - FPI dan Tragedi Huruf " I "