Bola Euro 2012 Lebih Cepat dari Jabulani - Inggris Rugi Miliaran Rupiah - Masih ingat Jabulani yang menebar kontroversi menjelang dan selama perhelatan Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Kecepatan Jabulani membuat arah pergerakannya sangat sulit ditebak. Alhasil, para kiper dan pelatih timnas mengeluhkan Jabulani.
Seperti dikutip mirrorfootball, Adidas akan menciptakan bola Euro 2012 yang diklaim lebih cepat dari Jabulani.
''Kami akan pastikan bahwa kami membuat bola yang terbang lebih cepat. Kita akan melihat banyak gol tercipta di turnamen tahun depan di Polandia dan Ukraina,'' kata chief eksekutif Adidas, Herbert Hainer.
Soal Jabulani, Hainer menyatakan bola Piala Dunia 2010 itu sebenarnya tidak ada masalah. Jabulani melesat kencang, menurut Hainer, karena lokasi pertandingan terletak di dataran tinggi.
Keluhan kiper soal Jabulani juga langsung menghilang ketika turnamen Piala Dunia dimulai. ''Semua orang diam karena orang menikmati menonton permainan. Di Liga Champions, kami telah melihat tidak ada keluhan sama sekali," katanya.
Jabulani
Hainer menolak mengungkapkan nama bola Euro 2012. Karena, bola itu secara resmi baru akan diumumkan saat undian putaran final Euro 2012 di Kiev pada 3 Desember mendatang.
Gagal Tuan Rumah Piala Dunia, Inggris Rugi Miliaran Rupiah - Kegagalan Inggris untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018, membuat negara tersebut merugi puluhan juta poundsterling. Maklum untuk melakukan kampanye menjadi tuan rumah, Negeri Albino itu telah mengucurkan dana tak sedikit. Namun kenyataan Inggris hanya mendapat dua suara dan harus merelakan jatah tuan rumah pada Rusia.
Dalam laporannya, The Telegraph melansir Inggris merugi sekitar 21 juta poundsterling atau sekitar 293 miliar rupiah. Angka ini lebih besar sekitar Rp 83,8 miliar dari laporan keuangan Football Assosiation (FA) sebelumnya.
Menteri Olahraga Inggris, Hugh Robertson, menyesalkan kerugian yang diderita negaranya untuk kampanye Piala Dunia itu. “Saya menyesal tidak bisa menghentikan FA membuang 15 juta poundsterling untuk penawaran itu,” katanya pada awal pekan, seperti dikutip The Telegraph.
Dalam laporan keuangan FA, mereka menunjukkan rincian tentang pendapatan untuk pencalonan menjadi tuan rumah dan pengeluaran total mereka. Dalam laporannya, disebutkan belanja total mencapai 14 juta poundsterling atau sekitar 196 miliar. Meskipun ternyata pengeluaran total mereka selama dua tahun mencapai 21 juta poundsterling (Rp 293 miliar).
Pengeluaran ini mereka imbangi dengan pendapatan dari pemerintahan lokal setempat senilai 2,5 juta pundsterling (Rp 34,9 miliar). Pihak asosiasi juga mendapatkan dana dari sponsor senilai 4,5 juta poundstreling (Rp 62,8 miliar). Hingga saat ini diperkirakan pengeluaran dana untuk kampanye menjadi tuan rumah Piala Dunia itu mencapai 15 juta poundsterling (Rp 209,4 miliar). Jumlah ini sama seperti yang diungkapkan Robertson.
Robertson berpendapat, dalam penentuan tuan rumah Piala Dunia 2018 itu, FIFA memang sudah menyasar tuan rumah di wilayah-wilayah baru sebagai pihak penyelenggara. Melihat hasil yang mereka dapatkan, ia baru menyesalinya dan berharap mengetahui keadaan tersebut lebih awal. Sehingga, Inggris tidak membuang-buang dana investasi yang ada ( republika.co.id )
Seperti dikutip mirrorfootball, Adidas akan menciptakan bola Euro 2012 yang diklaim lebih cepat dari Jabulani.
''Kami akan pastikan bahwa kami membuat bola yang terbang lebih cepat. Kita akan melihat banyak gol tercipta di turnamen tahun depan di Polandia dan Ukraina,'' kata chief eksekutif Adidas, Herbert Hainer.
Soal Jabulani, Hainer menyatakan bola Piala Dunia 2010 itu sebenarnya tidak ada masalah. Jabulani melesat kencang, menurut Hainer, karena lokasi pertandingan terletak di dataran tinggi.
Keluhan kiper soal Jabulani juga langsung menghilang ketika turnamen Piala Dunia dimulai. ''Semua orang diam karena orang menikmati menonton permainan. Di Liga Champions, kami telah melihat tidak ada keluhan sama sekali," katanya.
Jabulani
Hainer menolak mengungkapkan nama bola Euro 2012. Karena, bola itu secara resmi baru akan diumumkan saat undian putaran final Euro 2012 di Kiev pada 3 Desember mendatang.
oOo
Gagal Tuan Rumah Piala Dunia, Inggris Rugi Miliaran Rupiah - Kegagalan Inggris untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018, membuat negara tersebut merugi puluhan juta poundsterling. Maklum untuk melakukan kampanye menjadi tuan rumah, Negeri Albino itu telah mengucurkan dana tak sedikit. Namun kenyataan Inggris hanya mendapat dua suara dan harus merelakan jatah tuan rumah pada Rusia.
Dalam laporannya, The Telegraph melansir Inggris merugi sekitar 21 juta poundsterling atau sekitar 293 miliar rupiah. Angka ini lebih besar sekitar Rp 83,8 miliar dari laporan keuangan Football Assosiation (FA) sebelumnya.
Menteri Olahraga Inggris, Hugh Robertson, menyesalkan kerugian yang diderita negaranya untuk kampanye Piala Dunia itu. “Saya menyesal tidak bisa menghentikan FA membuang 15 juta poundsterling untuk penawaran itu,” katanya pada awal pekan, seperti dikutip The Telegraph.
Dalam laporan keuangan FA, mereka menunjukkan rincian tentang pendapatan untuk pencalonan menjadi tuan rumah dan pengeluaran total mereka. Dalam laporannya, disebutkan belanja total mencapai 14 juta poundsterling atau sekitar 196 miliar. Meskipun ternyata pengeluaran total mereka selama dua tahun mencapai 21 juta poundsterling (Rp 293 miliar).
Pengeluaran ini mereka imbangi dengan pendapatan dari pemerintahan lokal setempat senilai 2,5 juta pundsterling (Rp 34,9 miliar). Pihak asosiasi juga mendapatkan dana dari sponsor senilai 4,5 juta poundstreling (Rp 62,8 miliar). Hingga saat ini diperkirakan pengeluaran dana untuk kampanye menjadi tuan rumah Piala Dunia itu mencapai 15 juta poundsterling (Rp 209,4 miliar). Jumlah ini sama seperti yang diungkapkan Robertson.
Robertson berpendapat, dalam penentuan tuan rumah Piala Dunia 2018 itu, FIFA memang sudah menyasar tuan rumah di wilayah-wilayah baru sebagai pihak penyelenggara. Melihat hasil yang mereka dapatkan, ia baru menyesalinya dan berharap mengetahui keadaan tersebut lebih awal. Sehingga, Inggris tidak membuang-buang dana investasi yang ada ( republika.co.id )
No comments:
Post a Comment