Menteri Luar Negeri Republik Indonsia Sedang Menunggu Hukuman Pancung Zaenab TKW asal Bangkalan, Madura

Menteri Luar Negeri Republik Indonsia Sedang Menunggu Hukuman Pancung Zaenab TKW asal Bangkalan, Madura - Penundaan Vonis Zaenab Bukan Upaya Diplomasi - Tragedi Ruyati, yang dipancung tanpa pemberitahuan pemerintah Indonesia menjadi pelajaran -- Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa 'menjawab' kesuksesan mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang sukses menyelamatkan tenaga kerja wanita Siti Zaenab dari hukuman mati di Arab Saudi. Selamatnya Siti Zaenab, kata Marty, bukan karena kesuksesan diplomasi pemerintahan saat itu.

"Tanpa mengecilkan kontribusi yang dilakukan dua pemerintahan terdahulu, fakta kasus Siti Zaenab masih berjalan dan mengalami masa penundaan. Penundaan itu bukan karena upaya diplomasi," kata Marty dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis 23 Juni 2011.

Menurut Marty, tertundanya hukuman mati bagi TKW asal Bangkalan, Madura itu bukan karena upaya diplomasi pemerintahaan saat itu, yang dipimpin Gus Dur. Melainkan, salah satu ahli waris korban masih berusia di bawah umur atau belum akil baligh.


http://media.vivanews.com/thumbs2/2011/04/06/108362_menlu-ri-marty-m--natalegawa_300_225.jpg
Menlu Marty Natalegawa (VIVAnews/ Muhamad Solihin)


"Korban memiliki anak 1 tahun. Status hukum menunggu anak korban. Jika anak itu dewasa, maka Siti Zenab juga akan menghadapi ancaman hukuman mati," kata Marty.

Meski demikian, lanjut Marty, Kementerian yang dipimpinnya telah berupaya semaksimal mungkin untuk terus memperbaiki diri dalam hal perlindungan warga negara Indonesia. Tragedi Ruyati, yang dipancung tanpa pemberitahuan pemerintah Indonesia, merupakan suatu proses.

Seperti diketahui, Siti Zaenab binti Duhri Rupa, didakwa membunuh majikan. Dia diancam hukuman pancung dan telah divonis tetap. Pada tahun 1999 akan dieksekusi mati, namun Gus Dur melakukan diplomasi dengan Raja Fahd, dan membuahkan hasil eksekusi ditunda hingga sekarang. Siti Zaenab harus menunggu maaf dari anak majikan yang kala itu belum akil baligh.

"Para pejabat mengatakan hukum di Arab Saudi luar biasa susah ditembus. Tapi waktu zamannya Gus Dur dulu, beliau melakukan diplomasi tingkat tinggi dengan melobi langsung kepala negara," kata putri Gus Dur, Yenny Wahid, di sela aksi tahlilan Ruyati di depan Istana, Senin malam 20 Juni 2011.

Menurut Yenni, lobi antar-kepala negara itu sukses menyelamatkan Siti Zaenab dari ancaman hukuman mati. Pemerintah pun sebenarnya bisa menyelamatkan Ruyati atau melindungi TKI lainnya yang sedang dalam ancaman hukum di negara lain apabila memang punya kepedulian dan kesungguhan.

"Bisa kok kalau kita mau serius. Kalau pemerintah mau serius, bisa dilakukan upaya-upaya untuk menyelamatkan anak bangsa yang nasibnya sedang terancam sekarang, di mana pun, di negara manapun," kata Yenny. ( vivanews.com )




Mungkin Artikel Berikut Juga Anda Butuhkan...!!!



No comments:

Post a Comment