Karsih binti Ocim Asal Karawang Diduga Telah Dipancung Juga

Karsih binti Ocim Asal Karawang Diduga Telah Dipancung Juga - Entah tersentuh kisah tragis Ruyati binti Satubi atau karena maraknya pemberitaan soal tenaga kerja Indonesia (TKI). Partai Demokrat melalui fraksinya di Dewan Perwakilan Rakyat mengulurkan tangan untuk mencari TKI bernama Karsih binti Ocim. TKI ini dilaporkan keluarganya raib sejak dikabarkan menjalani hukuman pancung.

Karsih, TKI asal Kampung Pengaritan, Desa Pegadungan, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang, tidak jelas keberadaannya sejak dikabarkan divonis hukuman mati di Arab Saudi pada tahun 2007. "Karsih pengen pulang, ndak dipulangin. Ditahan sama dunungan (majikan)," kata Acah, 67 tahun, ibu Karsih, dalam konferensi pers di ruang Fraksi Demokrat di DPR, Kamis 23 Juni 2011.

Acah menceritakan, putrinya berangkat sebagai tenaga kerja wanita ke Riyadh, Arab Saudi, tahun 1999. Karsih bekerja pada seorang majikan bernama Ali Muhammad Idris al-Asyari.


http://image.tempointeraktif.com/?id=80735&width=274
Demonstrasi atas hukum pancung TKI Ruyati di Kedubes Arab Saudi. TEMPO/Tony Hartawan


Pada tahun 2007, Karsih dituduh meracun anak Ali Muhammad hingga meninggal. Karena perbuatannya, pada tahun itu juga, Karsih sempat ditahan polisi Saudi selama 4 bulan, serta sempat dikabarkan diadili dan divonis pancung. "Sejak itu tidak ada komunikasi dengan keluarga," kata Acah.

Karsih berangkat ke Saudi melalui perusahaan jasa TKI PT Hosana Adi Kreasi yang beralamat di daerah Kalisari, Jakarta Timur. Pihak keluarga telah menanyakan kejelasan nasib Karsih kepada perusahaan itu hingga enam kali tapi sampai sekarang belum ada tanggapan. "Kami pernah ke Kemlu, bertemu Teguh Wardoyo, direktur perlindungan hukum WNI," kata Sekretaris Desa Pegadungan Sudarto, yang mendampingi Acah.

Kejadian itu pada awal 2008, dan Teguh menyampaikan kabar bahwa Karsih terbebas dari hukuman pancung. Namun, keberadaan Karsih tetap belum dapat dipastikan.

Tidak menyerah di situ, Sudarto mengatakan, keluarga terus berusaha mencari keberadaan Karsih. Bahkan, pernah berusaha menemui Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat namun berakhir sia-sia. "Kami juga kesulitan berkomunikasi dengan majikan Karsih," kata dia.

Karsih berangkat ke Saudi meninggalkan seorang suami dan anak laki-laki bernama Totok Isyanto, yang sekarang sudah berusia 13 tahun. Ketika ditinggal Karsih, Totok masih berumur 4 bulan. "Mudah-mudahan namanya Karsih ini masih hidup meski keberadaannya belum diketahui," kata dia.

Sekretaris Fraksi Demokrat Saan Mustopa mengatakan, ia secara pribadi dan fraksi akan serius memaksimalkan usaha untuk mengetahui posisi Karsih. Apalagi, berdasarkan data Migrant Care, Karsih adalah satu dari 28 TKI yang terancam hukuman mati.

"Karena ada di daerah pemilihan saya tentu saya berkewajiban mengusahakan maksimal. Memastikan posisi Karsih selamat, tidak ada hukuman (mati)," kata Saan yang menjadi legislator Demokrat dari daerah pemilihan Bekasi, Karawang, dan Purwakarta.

Saan mengatakan, partai dan fraksi Demokrat akan meminta bantuan ke BNP2TKI dan kedutaan besar RI di Saudi untuk mengetahui keberadaan Karsih. "Karena kepastian ini menjadi penting. Tentu tidak hanya Ibu Karsih, kami juga berusaha maksimal untuk TKI-TKI lain," kata dia. ( tempointeraktif.com )




Mungkin Artikel Berikut Juga Anda Butuhkan...!!!



No comments:

Post a Comment