Soal Keberanian, Indonesia Harus Salut Pada Malaysia dan Korea Selatan - Sedangkan Selain Dari Itu, Mungkin Masih Banyak Yang Harus Kita Pelajari Dari Mereka - Sikap Malaysia dan Korea Selatan jauh berbeda dengan sikap pemerintah Indonesia dalam menghadapi pembajakan kapal Somalia. Kalau Indonesia masih pikir-pikir untuk menyerang pembajak demi menyelamatkan kapal MV Sinar Kudus, Malaysia dan Korea Selatan langsung menyiapkan penyerangan.
Serangan Malaysia, itu terjadi pada Januari 2009. Saat itu kapal Malaysia Diraja Sri Indera Sakti mendapat sinyal permintaan bantuan sekitar 15 mil laut dari lokasi pembajakan. Yang meminta bantuan adalah kapal India yang sedang berlayar di Teluk Aden.

Selanjutnya Malaysia mengirimkan helikopter. Pasukan Malaysia ini menunggu malam turun. Saat keadaan sudah gelap, tiba-tiba pasukan Malaysia menyerbut. Helikopter mendekat dan menembaki dua kapal perampok Somalia. Pembajakan itu pun berhasil digagalkan. Mereka menangkap tujuh perompak dan membebaskan 23 awak.
Keberhasilan ini hanya sekelumit contoh keberhasilan penyerangan terhadap pembajakan kapal. Selama 2009, terjadi 410 pembajakan di kawasan sekitar Teluk Aden, Somalia. Banyak pembajakan lainnya, yang berakhir dengan menyerahkan uang tebusan. Selama 2009, tercatat perompak telah mengantongi uang tebusan US$ 58 juta (Rp 522 miliar) dari 410 pembajakan. Angka itu meningkat pada 2010 menjadi US$ 238 juta (Rp 2,1 triliun) dari 445 pembajakan.
Memang banyak negara yang memilih untuk membayar tebusan. Cara itu dianggap lebih murah daripada harus mengerahkan angkatan perang ke Somalia.
Tapi, bukan cuma Malaysia yang sukses menyerang pembajak Somalia. Prancis juga berhasil melakukannya pada 2008. Korea Selatan juga melakukannya pada 21 Januari 2011. Sejak dikabarkan dibajak pemerintah Korea Selatan langsung mengirim kapalnya melacak keberadaan pembajak. Pasukan khusus Angkatan Laut Korea Selatan berhasil menyerbu kapal Samho Jewelry berbendera Korea Selatan yang dibajak dan membebaskan semua sandera. Dua ABK asal Indonesia termasuk di dalam kapal yang dibajak sejak 15 Januari.
Sejak kapal Indonesia, MV. Sinar Kudus milik PT Samudra Indonesia dibajak, Indonesia belum mengambil tindakan keras. Pemerintah masih menjajaki negosiasi. Padahal, pemerintah Somalia sudah mempersilakan Indonesia mengerahkan tentara untuk membebaskan 20 awak kapal MV Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia sejak 16 Maret lalu.
Wakil Sekretaris Jenderal Golkar Bidang Hubungan Internasional, Happy Bone Zulkarnaen, mengatakan sikap pemerintah Somalia itu disampaikan oleh Duta Besar Somalia untuk Indonesia, Mohamud Olow Barow, saat mengunjungi kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar kemarin.
"Mereka berharap pemerintah tegas. Kalau perlu, aksi militer. Pemerintah Somalia akan bahu-membahu," kata Happy dalam jumpa pers seusai pertemuan itu.
Menurut Happy, pemerintah Somalia mempersilakan militer Indonesia masuk ke wilayahnya, baik melalui jalur laut maupun jalur udara. Bila Indonesia memerlukan bantuan militer Somalia, mereka pun siap membantu. "Mereka tidak merasa diintervensi," kata Happy.
Somalia sadar diri. Kawasan perairannya luas. Mereka juga dilanda perang saudara. Ini menjadi surga para pembajak. Apalagi Teluk Aden, Somalia, adalah laut yang menjadi pintu masuk menuju Terusan Suez yang menghubungkan Samudera Hindia dan Eropa. Kapal-kapal barang selalu lewat jalur ini karena ini jalur yang paling pendek dan murah, ketimbang harus mengitari benua Afrika.
Kapal kargo MV. Sinar Kudus juga lewat jalur ini. Saat itu kapal membawa muatan biji Nikel milik PT Aneka Tambang senilai Rp 1,4 triliun. Mereka dihadang kawanan bajak laut, dan digiring menepi di sekitar Pantai Eil. Para perompak bersenjata lengkap mencapai 35 orang menjaga kapal. ( tempointeraktif.com )
Serangan Malaysia, itu terjadi pada Januari 2009. Saat itu kapal Malaysia Diraja Sri Indera Sakti mendapat sinyal permintaan bantuan sekitar 15 mil laut dari lokasi pembajakan. Yang meminta bantuan adalah kapal India yang sedang berlayar di Teluk Aden.
Selanjutnya Malaysia mengirimkan helikopter. Pasukan Malaysia ini menunggu malam turun. Saat keadaan sudah gelap, tiba-tiba pasukan Malaysia menyerbut. Helikopter mendekat dan menembaki dua kapal perampok Somalia. Pembajakan itu pun berhasil digagalkan. Mereka menangkap tujuh perompak dan membebaskan 23 awak.
Keberhasilan ini hanya sekelumit contoh keberhasilan penyerangan terhadap pembajakan kapal. Selama 2009, terjadi 410 pembajakan di kawasan sekitar Teluk Aden, Somalia. Banyak pembajakan lainnya, yang berakhir dengan menyerahkan uang tebusan. Selama 2009, tercatat perompak telah mengantongi uang tebusan US$ 58 juta (Rp 522 miliar) dari 410 pembajakan. Angka itu meningkat pada 2010 menjadi US$ 238 juta (Rp 2,1 triliun) dari 445 pembajakan.
Memang banyak negara yang memilih untuk membayar tebusan. Cara itu dianggap lebih murah daripada harus mengerahkan angkatan perang ke Somalia.
Tapi, bukan cuma Malaysia yang sukses menyerang pembajak Somalia. Prancis juga berhasil melakukannya pada 2008. Korea Selatan juga melakukannya pada 21 Januari 2011. Sejak dikabarkan dibajak pemerintah Korea Selatan langsung mengirim kapalnya melacak keberadaan pembajak. Pasukan khusus Angkatan Laut Korea Selatan berhasil menyerbu kapal Samho Jewelry berbendera Korea Selatan yang dibajak dan membebaskan semua sandera. Dua ABK asal Indonesia termasuk di dalam kapal yang dibajak sejak 15 Januari.
Sejak kapal Indonesia, MV. Sinar Kudus milik PT Samudra Indonesia dibajak, Indonesia belum mengambil tindakan keras. Pemerintah masih menjajaki negosiasi. Padahal, pemerintah Somalia sudah mempersilakan Indonesia mengerahkan tentara untuk membebaskan 20 awak kapal MV Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia sejak 16 Maret lalu.
Wakil Sekretaris Jenderal Golkar Bidang Hubungan Internasional, Happy Bone Zulkarnaen, mengatakan sikap pemerintah Somalia itu disampaikan oleh Duta Besar Somalia untuk Indonesia, Mohamud Olow Barow, saat mengunjungi kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar kemarin.
"Mereka berharap pemerintah tegas. Kalau perlu, aksi militer. Pemerintah Somalia akan bahu-membahu," kata Happy dalam jumpa pers seusai pertemuan itu.
Menurut Happy, pemerintah Somalia mempersilakan militer Indonesia masuk ke wilayahnya, baik melalui jalur laut maupun jalur udara. Bila Indonesia memerlukan bantuan militer Somalia, mereka pun siap membantu. "Mereka tidak merasa diintervensi," kata Happy.
Somalia sadar diri. Kawasan perairannya luas. Mereka juga dilanda perang saudara. Ini menjadi surga para pembajak. Apalagi Teluk Aden, Somalia, adalah laut yang menjadi pintu masuk menuju Terusan Suez yang menghubungkan Samudera Hindia dan Eropa. Kapal-kapal barang selalu lewat jalur ini karena ini jalur yang paling pendek dan murah, ketimbang harus mengitari benua Afrika.
Kapal kargo MV. Sinar Kudus juga lewat jalur ini. Saat itu kapal membawa muatan biji Nikel milik PT Aneka Tambang senilai Rp 1,4 triliun. Mereka dihadang kawanan bajak laut, dan digiring menepi di sekitar Pantai Eil. Para perompak bersenjata lengkap mencapai 35 orang menjaga kapal. ( tempointeraktif.com )
kita jadi malu dan minder sama malaysia bila membayar tebusan
ReplyDelete