Detik Per Detik Kronologis Pengeboman Masjid di Masjid Mapolresta Cirebon - Pelaku dugaan bom bunuh diri di Masjid Polres Cirebon menerobos masuk ke barisan kedua jamaah saat takbir pertama. Ia masuk dari pintu belakang masjid.
"Pas mau takbir pertama, pelaku merapat ke shaf kedua dari pintu belakang," ujar Brigadir Ecep, petugas intel yang berada di belakang pelaku, Jumat 15 April 2011.
Ecep mengatakan posisi pelaku itu berdekatan dengan Kapolres Cirebon Kota Ajun Komisaris Besar Herukoco. Karenanya, Kapolres, yang berdekatan dengan pelaku, terkena serpihan kaca dan paku di kepala, punggung dan bagian tubuh lainnya.
Selain Kapolres, ledakan bom mengenai Kepala Bagian Administrasi Komisaris Suhadi, Kasat Intel Ajun Komisaris Singgih, Provost, dan anggota lainnya.
Para korban dirawat di beberapa rumah sakit, yaitu RS Tentara, RS Pertamina, dan RS Pelabuhan.
Sebelumnya Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam menyatakan pelaku bom bunuh diri tewas saat beraksi di Masjid Attaqwa dalam kompleks Markas Kepolisian Resor Kota Cirebon hari ini.
Anton mengatakan ledakan terjadi pukul 12.20, persis saat salat Jumat mau dimulai. "Tiba-tiba ada satu orang ikut salat, dari dalam tubuhnya meledak," kata dia yang mendapat informasi dari Wakapolresta Cirebon.

“Bagi Kapolri tidak ada jalan lain harus sesegera mungkin menangkap pelakunya. Dalam waktu 3x24 jam harus diungkap siapa pelaku. Kalau tidak bisa menangkap saya akan memberikan penilaian khusus kepada Kapolri,” kata anggota komisi III DPR Ahmad Yani di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (15/4/2011)
Ahmad Yani juga mengutuk keras tindakan pengeboman tersebut, apalagi terjadi di rumah ibadah. “Bom itu ingin menciptakan instabilitas keamanan, ada kepentingan pihak tertentu untuk mengganggu suasana kondusif di Tanah Air,” kata Ahmad.
Selain itu, menurutnya bom itu juga bertujuan memancing dan mengadu domba anak bangsa. “Saya imbau umat Islam jangan terpancing tindakan provokasi adu domba anak bangsa,” tegasnya.
Ditegaskannya, Polri harus mengungkap aksi bom yang terjadi di Indonesia. “Pelaku bom buku saja belum terungkap, kita sudah kecolongan lagi bom ditempat suci. Betapa tidak confirmnya jaringan intelijen bila ini ternyata untuk pengalihan isu dengan cara-cara biadab seperti ini,” tandas Ahmad. ( dari berbagai sumber )
"Pas mau takbir pertama, pelaku merapat ke shaf kedua dari pintu belakang," ujar Brigadir Ecep, petugas intel yang berada di belakang pelaku, Jumat 15 April 2011.
Ecep mengatakan posisi pelaku itu berdekatan dengan Kapolres Cirebon Kota Ajun Komisaris Besar Herukoco. Karenanya, Kapolres, yang berdekatan dengan pelaku, terkena serpihan kaca dan paku di kepala, punggung dan bagian tubuh lainnya.
Selain Kapolres, ledakan bom mengenai Kepala Bagian Administrasi Komisaris Suhadi, Kasat Intel Ajun Komisaris Singgih, Provost, dan anggota lainnya.
Para korban dirawat di beberapa rumah sakit, yaitu RS Tentara, RS Pertamina, dan RS Pelabuhan.
Sebelumnya Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam menyatakan pelaku bom bunuh diri tewas saat beraksi di Masjid Attaqwa dalam kompleks Markas Kepolisian Resor Kota Cirebon hari ini.
Anton mengatakan ledakan terjadi pukul 12.20, persis saat salat Jumat mau dimulai. "Tiba-tiba ada satu orang ikut salat, dari dalam tubuhnya meledak," kata dia yang mendapat informasi dari Wakapolresta Cirebon.
“Bagi Kapolri tidak ada jalan lain harus sesegera mungkin menangkap pelakunya. Dalam waktu 3x24 jam harus diungkap siapa pelaku. Kalau tidak bisa menangkap saya akan memberikan penilaian khusus kepada Kapolri,” kata anggota komisi III DPR Ahmad Yani di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (15/4/2011)
Ahmad Yani juga mengutuk keras tindakan pengeboman tersebut, apalagi terjadi di rumah ibadah. “Bom itu ingin menciptakan instabilitas keamanan, ada kepentingan pihak tertentu untuk mengganggu suasana kondusif di Tanah Air,” kata Ahmad.
Selain itu, menurutnya bom itu juga bertujuan memancing dan mengadu domba anak bangsa. “Saya imbau umat Islam jangan terpancing tindakan provokasi adu domba anak bangsa,” tegasnya.
Ditegaskannya, Polri harus mengungkap aksi bom yang terjadi di Indonesia. “Pelaku bom buku saja belum terungkap, kita sudah kecolongan lagi bom ditempat suci. Betapa tidak confirmnya jaringan intelijen bila ini ternyata untuk pengalihan isu dengan cara-cara biadab seperti ini,” tandas Ahmad. ( dari berbagai sumber )
No comments:
Post a Comment