Daily Mail Daur Ulang Berita Memojokkan Islam ... !?!

Daily Mail Daur Ulang Berita Memojokkan Islam ... !?! – "Pengungkapan terbaru WikiLeaks: 1 dari 3 mahasiswa Muslim Inggris mendukung pembunuhan untuk Islam dan 40% menginginkan hukum Syariah", terdengar seperti kepala berita mengerikan dan mengejutkan khas koran Daily Mail. Referensinya adalah pada temuan dalam laporan bulan Juli 2008 oleh lembaga pemikir anti-Muslim sayap kanan, Centre for Social Cohesion, yang angkanya dikutip dalam bocoran kabel diplomatik dari kedutaan AS di London.

Pembaca rutin Mail mungkin akan diserang perasaan déjà vu. Bisa dipahami karena koran itu sudah menerbitkan laporan CSC sebelumnya di tahun 2008, di bawah judul "Sepertiga mahasiswa Muslim mengatakan bisa menerima pembunuhan untuk Islam". Mail hanya mengambil kesempatan untuk mendaur ulang cerita lama.

Dan ini bahkan bukan "pengungkapan terbaru WikiLeaks". Artikel Mail mengutip dua kabel diplomatik, satu bertanggal 6 Januari 2009 dan lainnya 5 Februari 2010. Seperti yang bisa dilihat, keduanya dirilis oleh WikiLeaks tanggal 14 Desember.


http://suaramedia.com/images/resized/images/stories/4berita/2-12-islam/daily-mail_bbc_200_200.jpg

Salah satu edisi surat kabar Daily Mail, dengan halaman depan yang memperlihatkan pejabat al Qaeda, Ayman al Zawahiri. Daily Mail merupakan salah satu media Barat yang tak segan memelintir fakta untuk menjatuhkan umat Muslim. (Foto: Daily Mail)


Reporter Daily Mail juga tidak bisa mengklaim bahwa pengungkapan mereka didasarkan pada penelitian asli. Bahkan artikel itu jelas berasal dari artikel yang muncul di website sayap kanan AS WorldNetDaily tanggal 16 Desember.

Data itu tidak jujur di tahun 2008 dan sekarang pun demikian, melukiskan gambaran menyesatkan dari hasil jajak pendapat terhadap mahasiswa Muslim Inggris oleh CSC.

Dalam artikel Daily Mail, pertanyaan yang diajukan sebenarnya adalah, "Akan seberapa suportifkah Anda terhadap pengenalan resmi hukum Syariah ke dalam hukum Inggris bagi kaum Muslim di Inggris? Sangat suportif – 21%. Cukup suportif – 19%."

Judul beritanya dengan nyaman melepaskan frase "bagi kaum Muslim", dan di tahun 2008 frase itu malah dihapus dari artikel samasekali. Laporan tahun 2010 masih lebih baik secara fraksional, tapi masih menyatakan perdebatan hitam putih ketika dalam realitanya pertanyaan itu mengakomodasi sudut pandang yang luas – apa arti "cukup mendukung", misalnya?

Tapi kesalahan penyajian yang terbesar dan paling jelas adalah klaim bahwa "sepertiga mahasiswa Muslim Inggris mengatakan bisa menerima pembunuhan untuk Islam." Ini adalah penyimpangan terang-terangan yang sulit untuk dijelaskan bagaimana jurnalis bisa tidak sengaja memelintir hasil jajak pendapat sedemikian rupa.

Pertanyaan itu sebenarnya berbunyi, "Apakah membunuh atas nama agama itu dibenarkan? Ya, dengan tujuan untuk memelihara dan mempromosikan agama – 4%. Ya, tapi hanya jika agama itu diserang – 28%."

Tiga puluh dua persen mengatakan bisa menerima pembunuhan atas nama agama – bukan Islam, tapi agama apapun. Dari mereka, 87.5% mengatakan "hanya untuk membela diri." ( suaramedia.com )





Mungkin Artikel Berikut Juga Anda Butuhkan...!!!



No comments:

Post a Comment