..."Indonesia justru yang menjadi rujukan dunia dalam hal toleransi agama dan kebhinnekaan budaya, sosial. Salah alamat kalau DPR kita yang studi banding ke luar negeri, apalagi ke Amerika,"...
"Indonesia justru yang menjadi rujukan dunia dalam hal toleransi agama dan kebhinnekaan budaya, sosial. Salah alamat kalau DPR kita yang studi banding ke luar negeri, apalagi ke Amerika," tukas Koordinator Formappi, Sebastian Salang, Kamis (7/10).
Ia mengimbau DPR agar mau belajar pada praktik keberagamaan dan keanekaragaman bangsa Indonesia sendiri. Jika tetap nekat studi banding, DPR berarti memaksakan diri demi menghambur-hamburkan uang negara. "Memang sangat dipaksakan. Mereka berarti hanya mau jalan-jalan dan plesiran saja," tukasnya.
Sebagaimana diberitakan, Komisi VIII DPR (bidang sosial agama) akan melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat untuk mempelajari kehidupan kerukunan umat beragama. Ada 13 orang anggota DPR dan 2 anggota petugas Sekretariat DPR yang akan berangkat.
Kunjungan mulai tanggal 9-16 Oktober. Rencananya, Komisi akan mencermati soal kerukunan umat beragama. Kemudian mengunjungi ke badan pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga, lansia dan kaukus perempuan. Dan juga mengunjungi adan bencana alam dan jaminan sosial untuk orang miskin.
Rombongan nantinya mendarat di New York, kemudian naik bis ke Washington melalui Pensylvania. Dengan jumlah anggaran yang tersedia, rombongan tidak bisa kemana- mana. Rombongan akan memadatkan 12 agenda pertemuan.
Kunjungan ini adalah pertama kali Komisi VIII melakukan studi banding ke luar negeri. Hal ini sudah dianggarkan sejak kuartal 1 2010 sejak Juli. Belajar agama kok ke Amerika!! dadi Liberal rek!! ( voa-islam.com )
wkwkwkwk ... itu mah alasan doang biar bisa plesiran ke negeri paman Sam, masa belajar masalah toleransi antar umat beragama ke Amrik, kagak salah tuh ?
ReplyDelete