Tapi banyak juga yang mendukung dan memuji tulisan Adjie itu. Jarang-jarang militer yang cerdas sanggup menyampaikan pikiran secara terbuka dan di media massa pula. Dengan publikasi itu, Adjie bersedia didebat.
Serangan paling sengit memang datang dari orang-orang disekitar Presiden SBY. Tapi umumnya serangan mereka bukan soal substansi tulisan itu, tapi soal Adjie yang dianggap melanggar kepatutan militer itu.
Juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul, misalnya, menyebutkan bahwa kritikan anggota TNI aktif itu tidak ada kaitannya dengan demokrasi. "Ini sama sekali tidak mencederai demokrasi. Tidak ada hubungannya," kata Ruhut Sitompul yang juga Ketua Divisi Partai Demokrat bidang Hubungan Masyarakat dalam perbincangan kepada VIVAnews, Rabu 8 September 2010.
Jika banyak kalangan menyesalkan sanksi disiplin kepada Adjie-- yang sudah diperhitungkan oleh Kolonel Adjie sebelum menulis dan bahkan bersedia dipecat--Ruhut menegaskan bahwa pemberian teguran sangat pantas sebagai bagian penegakkan disiplin dalam militer.
Anggota TNI dan Polri, kata Ruhut,berbeda dengan masyarakat umum, sebab mereka terikat aturan sapta marga dan sumpah prajurit. Ruhut pun tak segan-segan memberikan sebutan untuk Kolonel Adjie. "Itu, seorang Kolonel Kutu Kupret, apa dia tidak sadar sebagai anggota TNI?" tegas Ruhut yang sedang berada di Kairo, Mesir ini. ( vivanews.com )
No comments:
Post a Comment