Inilah Kebohongan Pemerintah Republik Indonesia Yang Lain

Inilah Kebohongan Pemerintah Republik Indonesia Yang Lain - Tidak ada yang namanya sekolah gratis itu. Pemerintah sebetulnya sedang berusaha dengan berbagai pendekatan agar biaya pendidikan semakin mahal dan semakin tidak terjangkau oleh rakyatnya sendiri.

Ironis memang, tapi itulah kenyataanya. Pemerintah sekarang sedang berusaha agar rakyatnya tetap bodoh dan selalu bodoh agar mudah dobodohi. Seperti zaman penjajahan dulu atau memang inilah model penjajahan baru yang sok simpatik.


http://image.tempointeraktif.com/?id=40047&width=274
Sejumlah calon siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) mengisi formulis pendaftaran Peserta Didik Baru di Jakarta (28/6). TEMPO/Aditia Noviansyah


Kepala Sekolah SMA Negeri 68 Pono Fadlullah mengakui jika uang masuk sekolah yang dipimpinnya lebih mahal ketimbang sekolah negeri lainnya. Bersandang status Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, sekolah yang terletak di Jalan Salemba Jakarta Pusat ini mematok uang masuk kepada siswanya senilai Rp 9 juta.

"Itu uang masuk kelas RSBI. Kalau yang sudah internasional sebesar Rp 35 juta. Biaya ini untuk tahun lalu," ujarnya, Rabu (14/7) sore di kantornya. Menurut Pono, uang masuk ini sepadan dengan fasilitas dan pelayanan yang diterima muridnya. Sebut saja fasilitas laboratorium komputer hingga bahasa, yang tersedia di sekolah yang mematok nilai masuk di angka 9,2 pada tahun ini. "Di kelas RSBI hampir semuanya sudah bilingual --dalam arti bahasa pengantarnya adalah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Kelas internasional ada tiga kelas dan full bahasa Inggris," jelasnya.

Selain itu, kata bekas kepala sekolah SMU 70 ini, para pengajar dengan gelar S2 sudah sebanyak 30 persen --jumlah standar pengajar RSBI. Status RSBI sendiri disandang SMU Negeri 68 dari 2005. Ke depan, pada tahun ke tujuh, Pono berharap sekolahnya bisa menghilangkan kata Rintisan menjadi SBI, Sekolah Berstandar Internasional. "Kami sudah bekerja sama dengan Universitas Cambridge."


Kualitas guru di sekolah ini diakui oleh siswanya sendiri. Hendri, murid kelas XI Internasional mengatakan, guru di sini sangat berkualitas. Menurutnya, mereka mengajar dengan bahasa Inggris yang baik. "Metodenya belajarnya lebih banyak diskusi," ujarnya. Yang pasti, kata remaja 16 tahun itu, siswa menjadi aktif dengan metode belajar di sekolah ini.
( tempointeraktif.com )




Mungkin Artikel Berikut Juga Anda Butuhkan...!!!



No comments:

Post a Comment