Masing-masing satu sekolah di tiap-tiap provinsi, kecuali Provinsi Sulawesi Tengah terdapat dua sekolah. Sebaliknya, terdapat 13.014 sekolah yang siswanya lulus 100 persen atau 1.179.579 siswa.
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh, mengatakan, dari sekolah yang siswanya lulus 100 persen, hampir separuh lebih atau 54 persen berakreditasi A dan 23 persen berakreditasi B. "77 persen sudah terakreditasi A dan B, sehingga punya korelasi positif terhadap kelulusan 100 persen. Dan juga sebaliknya kalau ditarik yang nol persen, yang belum terakreditasi 33 persen dan terakreditasi B 40 persen," ujarnya, Senin (31/5).
Mendiknas menjelaskan, distribusi persentase ketidaklulusan UN SMA, baik utama dan ulangan. Dia menyebutkan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi yang ketidaklulusannya tertinggi. Provinsi NTT ketidaklulusan pada UN Utama 52,1 persen dan UN Ulangan 10,78 persen dengan hasil akhir 5,55 persen.
Provinsi Gorontalo, kata Mendiknas, angka ketidaklulusan UN Utama 46,2 persen, sedangkan pada UN Ulangan 2,43 persen. "Provinsi Gorontalo ada perbaikan luar biasa. Agak mencengangkan Provinsi DIY 21,47 persen. Jadi kalau pakai persentase dari ujian ulangan yang tidak lulus paling besar DIY. Tidak ada provinsi yang lulus 100 persen," kata Mendiknas.
Mendiknas mengatakan, bagi yang belum lulus UN Ulangan diberi kesempatan untuk mengikuti ujian Paket C atau mendaftar kembali sebagai siswa Tahun Pelajaran 2010-2011 untuk mengikuti ujian pada tahun depan atau istirahat dan ikut ujian pada tahun depan.
Mendiknas menyampaikan, kepada sekolah dan siswa yang berprestasi meraih nilai rata-rata terbaik, Presiden RI secara khusus akan memberikan piagam. "Kami siapkan piagam sebagai kenang-kenangan cara beliau memotivasi dan mendorong siswa. Bentuk penghargaan lain menyusul," jelasnya. ( republika.co.id )
No comments:
Post a Comment