Hodgson yakin, kesepuluh pemain tersebut akan membuat perbedaan tahun ini. "My Decisive 10 (10 Pemain Menentukan)," itulah sebutan Manajer Fulham ini tentang 10 pemain pilihannya.
“Mereka sangat mungkin menjadi pahlawan bagi negaranya masing-masing,” ujar Hodgson seperti dikutip dari Telegraph.
Berikut 10 bintang pilihan Hodgson tersebut:
1. Iker Casillas (Kiper Spanyol)
Sebagai kiper, Casillas memiliki refleks hebat. Pada pertandingan-pertandingan besar, Casillas selalu menjadi pilihan nomor satu Real Madrid selama satu dekade terakhir ini. Dalam usia 29 tahun, Casillas merupakan salah satu pemain paling berpengalaman, baik bagi negaranya maupun klubnya.
Delapan tahun lalu, Casillas hanya datang sebagai pemain cadangan di final Liga Champion. Namun pada pertandingan itu, 'Saint Iker' melakukan aksi penyelamatan gemilang di gawang Madrid. Casillas kini telah tampil 101 kali bersama negaranya.
2. Julio Cesar (Kiper Brasil)
Empat tahun sukses bersama Inter Milan membuat Cesar memiliki kepercayaan diri tinggi. Secara fisik, Cesar tidak setinggi rekan-rekannya. Namun, ia adalah kiper yang gesit, hebat dan berkarakter kuat. Sebelum Cesar bergabung, Brasil acapkali meratapi kelemahannya karena tidak memiliki kiper nomor wahid. Kini, Tim Samba telah menemukan sosok yang tepat dalam diri Cesar. Tak diragukan lagi, Cesar tahu apa yang harus ia lakukan saat diperlukan. Itulah tanda kiper kelas dunia.
3. Mark Schwarzer (Kiper Australia)
Ia juga memiliki semua kualitas yang dibutuhkan kiper kelas dunia. Keberadaannya akan sangat vital bagi kesuksesan Australia. Terlebih, Tim SOcceroos berada dalam grup yang sulit bersama Jerman, Serbia dan Ghana.
Kemampuan Schwarzer musim ini bersama Fulham cukup diakui. Ketika bola melewati kotak penalti, ia akan segera menghampiri, menangkapnya dan menguasainya.
4. Juan (Bek Brasil)
Setelah kembali ke puncak kebugarannya dan beberapa lama tak tersorot, Juan kembali menjadi defender yang sangat bagus. Kualitas terbaiknya adalah tubuhnya yang luar biasa atletis. Pergerakan Juan di lapangan sangat aktif, namun halus. Ia cepat mencium dan menahan bahaya. Ia juga sangat nyaman membawa bola. Tak pelak lagi, Juan menghadirkan keseimbangan dan keamanan yang sangat diperlukan bagi lini pertahanan.
5. Xavi & Andres Iniesta (Gelandang Spanyol)
Keduanya dihitung Hodgson sebagai pasangan yang tak terpisahkan. Mereka memiliki pengaruh luar biasa di skuat Spanyol. Hasil kerja mereka mengesankan. Umpan-umpan pendek terukur dan ritme permainan Spanyol yang sabar dan halus bergantung pada tanggung jawab mereka berdua.
Tim lawan akan memfokuskan upaya untuk menghentikan sirkulasi bola dan umpan cerdik Xavi-Iniesta. Singkatnya, kesuksesan atau kegagalan Spanyol pada Piala Dunia 2010 akan bergantung pada kemampuan teknis dan pembawaan pasangan ini. Xavi-Iniesta mampu membuat keputusan yang tepat, dan sepakbola adalah tentang pengambilan keputusan.
6. Andrea Pirlo (Gelandang Italia)
Seperti Xavi-Iniesta, Pirlo merupakan figur tempat bergantungnya sistem permainan Italia. Gelandang AC Milan ini bukanlah seorang pemain fisik atau penjegal. Namun, ia memiliki kemampuan untuk membaca pola permainan lawan, dan sangat baik dalam melakukan umpan-umpan panjang. Walaupun kini sudah berusia 31 tahun, Pirlo masih bisa mencocokkan diri dengan tempo permainan. Tak heran, ia disebut ‘metronome’ (alat pengukur irama).
7. Jeremy Toulalan (Gelandang Prancis)
Selain cerdas dalam membaca permainan, Toulalan juga bagus dalam penguasaan bola. Perannya di tim sangat kuat dan dominan. Pada kasus Prancis, pemain yang mengontrol lini tengah akan selalu berperan penting. Karena ia harus menguasai lapangan dan memastikan celah-celah berbahaya tertutup olehnya. Pemain Lyon ini adalah contoh sebuah konsistensi.
8. Christian Poulsen (Gelandang Denmark)
Poulsen mengawali musim ini dengan tidak mengenakkan, di mana ia tidak diinginkan oleh klubnya, Juventus. Sebenarnya Poulsen adalah figur penting bagi Juve, sampai ia mengalami patah kaki. Kini setelah sepenuhnya sembuh, ia akan dibebani tanggung jawab sebagai gelandang Denmark.
Bukan hanya mampu membaca permainan dengan baik, Poulsen juga bisa menjegal, mengumpan, bahkan mendikte gaya permainan. Singkatnya, ia sosok yang dapat diandalkan oleh pelatih Denmark, Morten Olsen. Bersama Poulsen, 'Tim Dinamit' masih sangat mungkin tampil mengejutkan.
9. Wesley Sneijder (Gelandang Belanda)
Menghabiskan musim dahsyat bersama Inter Milan, peran Sneijder sangat vital bagi kesuksesan klub ini. Selain berhasil melesakkan sejumlah gol, ia juga pandai memberikan umpan-umpan yang berujung pada gol-gol penting.
Sneijder adalah tipikal penyerang yang sangat berbahaya. Di sisi lain, ia pun pandai bermain bertahan dan selalu siap mengorbankan dirinya demi tim. Di final Liga Champions lalu, terlihat dengan jelas bahwa kemampuan menyerang Sneijder sama bagusnya dengan kemampuanbertahan.
10. Park Ji-sung (Gelandang Korea Selatan)
Ia adalah pemain inti bagi Korsel. Pemahamannya akan pola permainan dan pengalamannya dalam pertandingan-pertandingan besar, membuatnya menjadi pemain kunci di tim Korsel.
Fakta bahwa ia sukses bermain di Manchester United, menambah peran signifikannya. Bagi banyak pemain Korsel lainnya, ia adalah tempat mereka bertanya. Sebagai gelandang sekaligus pencetak gol, Park mampu berperan sebagai penentu. ( vivanews.com )
No comments:
Post a Comment