Mengenal Nur Hasdi Pelaku Peledakan JW Mariot. Nur Sahid alias Nurhasbi pemuda berusia 35 tahun ini jebolan sebuah pesantren di daerah Jawa Tengah. Ketika bom meledak, petugas menemukan potongan tubuh Nurhasbi tercabik-cabik di lokasi kejadian. Hanya penggalan kepalanya bisa dikenali.
Dari olah TKP, Sabtu (18/7) malam polisi memeriksa ulang Bahrudin. Anggota jaringan ‘Kelompok Cilacap’ ditangkap pada 14 Juli lalu, dengan barang bukti sejumlah bom di rumahnya. Setelah polisi memperlihatkan sketsa wajah Nurhasbi, tersangka Bahrudin buka mulut. Ia mengaku bahwa pembom di Hotel JW Marriott itu adalah Nurhasbi.
Selain Nurhasbi, salah seorang wanita yang diduga anggota jaringan teroris membawa bom bunuh diri di Hotel Ritz Carlton. Wanita ini tewas dengan kondisi tubuh hancur. Nurhasbi dan wanita teroris itu bagian dari delapan orang yang tergabung dalam ‘Kelompok Cilacap’.
Jaringan ini sering bertemu di rumah Baharudin di Desa Pasuruhan, Cilacap, Jawa Tengah. Bahkan, gembong teroris asal Malaysia, Noordin M.Top juga sering bertandang ke tempat ini.
Saat bom meluluhlantahkan sebagian ruangan di kedua hotel bintang lima milik pengusaha Amerika dan Indoensia ini, mereka telah menyiapkan semuanya dengan matang. Dengan dana besar yang dicurigai berasal dari luar negeri, tidak masalah bagi kelompok yang termasuk dalam Jaringan Jamaah Islamiyah ini menginap di hotel mewah dan mahal sekali pun.
Nurhasbi Sudah Lama Tak Pulang
Nurhasbi diketahui sudah lama tidak pulang ke rumah orang tuanya, di Temanggung, Jawa Tengah. Pria yang diduga menjadi pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott ini terakhir pulang pada pertengahan 2005. Di lingkungan keluarga, Nurhasbi lebih dikenal dengan panggilan Nur Sahid.
“Terakhir ia pulang ke Temanggung akhir tahun 2005 ketika menghadiri acara perkawinan saya,” kata Udi Mas’ud, adik kandung Nurhasbi di rumah orang tuanya di Dusun Katekan, Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (19/7).
Mas’ud menambahkan, walupun kakaknya sudah lama tidak pulang ke rumah orangtuanya, dirinya tidak percaya kakaknya menjadi teroris dan melakukan pengeboman.
Nurhasbi alias Nur Sahid lahir di Temanggung pada 24 Juli 1974. Ia merupakan anak ketiga dari enam bersaudara pasangan H. Muh Nasir dan Hj. Tumini. Nur Sahid memiliki istri bernama Dwi Pratiwi yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah. Pasangan ini memiliki dua anak.
Sampai saat ini, keluarga Nurhasbis di Temanggung sama sekali tidak mengetahui dimana keberadaan pria ini bersama istri dan dua anaknya itu bertempat tinggal.
Nur Sahid Adalah Alumni Ngruki
Ketua Umum Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII), Abdurrahman Assegaf mengungkapkan, Nurhasbi jebolan Pesantren Al-Mukmin Ngruki di Solo, Jawa Tengah. Namun, pengurus Pesantren Al-Mukmin Ngruki membantah pernyataan Abdurrahman Assegaf yang menyebut pelaku bom bunuh diri di JW Marriot adalah alumnus pesantren tersebut. Pihak Ngruki mendesak Abdurrahman segera meminta maaf.
Pembantu Direktur Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sholeh Ibrahim, menjelaskan, setelah diteliti di daftar induk murid dan alumni, ternyata tidak ada nama Nurhasbi alias Nuri Hasdi alias Nur Sahid asal Temanggung, Jawa Tengah, dan seangkatan dengan Asmar Latin Sani, pelaku bom bunuh diri di Kedubes Australia beberapa waktu lalu.
Menurut dia, dalam buku induk tidak ada nama yang disebutkan Abdurrahman Assegaf. Teman seangkatan Asmar, dikenali sebagai Abdul Hadi yang tewas tertembak di Wonosobo. “Namun kalau Nurhasbi atau Nuri Hasdi maupun Nur Sahid, tidak ada,” katanya.
Terakhir dikutip dari Antara News, Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin, Ngruki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, telah menagkui bahwa memang ada nama Nur Said dalam daftar santri mereka yang diduga sebagai pelaku peledakan Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta. Nur Said merupakan santri ponpes tersebut yang masuk pada 1988 dan lulus pada 1994. "Selain itu, dalam daftar tersebut tertulis orang tua Nur Said adalah Muhammad Nasir dan Tuminem," katanya. pada Jumat (17/7).
Selanjutnya, pihak pesantren mengatakan, telah mengantisipasi hal tersebut kepada seluruh santri dengan memberikan materi pembelajaran yang berasal dari Al Quran mengenai Islam yang cinta damai. "Kami sangat kecewa dan prihatin mengenai adanya kasus peledakan bom yang melibatkan alumni ponpes ini," katanya. Akan tetapi, pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena keterlibatan alumni mereka dalam bebrapa kasus peledakan sudah menjadi pilihan alumni-alumni tersebut.
Dari Perkembangan Terakhir Penyelidikan Polisi dilaporkan bahwa begitu mendapatkan informasi bahwa pengebom Hotel JW Marriott diduga bernama Nur Hasdi yang berasal dari Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Polisi langsung mengambil langkah cepat. Dua petugas Laboratorium Forensik Mabes Polri segera berangkat ke Temanggung untuk mengambil sampel DNA dari keluarga Nur Hasdi. Selanjutnya, sampel DNA keluarga Nur Hasdi dicocokkan dengan DNA potongan kepala dan tubuh yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton.
Menurut polisi Upaya merekonstruksi dan mencocokkan dengan wajah pengebom sangat rumit. Dan tim penyidik sudah menerima foto-foto dari Densus 88 sebanyak 400-an foto. Sampai saat ini sudah tiga hari sketsa wajah si pelaku belum bisa diselesaikan karena menurut dokter polisi yang juga menangani kasus pengeboman Marriott pada Agustus 2003 itu, tingkat kerusakan wajah tersebut sangat parah.
Berbeda dengan 2003, waktu polisi dalam dua hari sudah bisa memperkirakan sketsa wajah pengebom karena lebih utuh, sedangkan menurut Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri , “ kepala milik dua orang yang sangat diduga sebagai pengebom itu rusak berat “Batok kepalanya hancur,”
Apakah Nur Hasdi sudah dinyatakan sebagai tersangka? Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna membantah. “Belum ada penetapan nama tersangka. Semua informasi masih ditelusuri,” tuturnya
Sebuah sember mengatakan bahwa, pengebom Marriott diduga sudah berlatih dan melakukan simulasi tata cara menginap di hotel berbintang lima. “Itu teroris necis. Kalaupun dia orang lama, jelas ada mentor yang mengajarkan prosedur check-in di hotel dan sebagainya,” tegasnya. Pengebom juga tak canggung menggunakan travel bag dan paham benar prosedur menginap di hotel eksklusif.
Pascaledakan bom DKI Akan Buat KTP Elektronik.
Pascaledakan bom di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Pemprov DKI akan memperketat pembuatan kartu identitas, yakni dengan sistem KTP elektronik. Menurut Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta Franky Mangantas mengatakan, nantinya kartu tanda penduduk (KTP) untuk warga Jakarta akan berbentuk seperti kartu automated teller machine (ATM). Di kartu pengenal identitas tersebut akan dilekatkan sistem pengaman yakni berupa barcode dan hologram layaknya kartu elektris tersebut. Selanjutnya Jika sesuai dengan rencana, maka KTP akan diintegrasikan dengan surat izin mengemudi (SIM) yang dikeluarkan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Polda Metro Jaya.
"Jika ada tamu mencurigakan yang datang ke hotel maupun objek vital kan bisa diketahui kebenaran identitasnya dengan sistem komputerisasi ini," tukasnya, Senin (20/7/2009). Kebenaran pemilik identitas juga akan diketahui secara cepat karena data sudah terhubung secara elektronik. Franky menjelaskan, KTP elektronik sudah diterapkan di beberapa negara, misalnya di Malaysia. [ dari berbagai sumber ]
No comments:
Post a Comment