Ia mengatakan, meliburkan anak-anak sekolah gara-gara ada pengambilan gambar film artis Hollywood Julia Robert, sangat bertentangan terhadap tuntutan wajib belajar. "Itu bertentangan, karena kegiatan tersebut dirasa tidak ada kaitannya dengan dunia pendidikan," ucapnya.
Dikatakan, ketatnya pengawalan bintang film Julian Robert bukan alasan untuk meliburkan sekolah setempat. "Apa kontribusi yang didapat Desa Ungasan dengan adanya syuting itu?," katanya dengan nada mempertanyakan.
Disel Astawa yang juga Wakil Ketua Komisi II DPRD Bali itu mengingatkan, aparat desa dan masyarakat harus juga memantau pengambilan gambar film tersebut, sehingga segala aktivitas yang mereka lakukan tidak sampai moncoreng citra Bali ke depannya. "Aparat desa dan tokoh masyarakat setempat harus memantau syuting Julia Roberts sebagai upaya mengantisipasi adegan-adegan yang tidak cocok untuk budaya Indonesia," ucapnya.
Disel Astawa setuju Bali dijadikan tempat syuting film, karena secara tidak langsung juga dipromosikan, terutama mengenai keindahan tempat wisata yang ada. "Saya setuju Bali dijadikan tempat syuting film, tapi berharap pihak produsen film harus mengerti dan memberikan kontribusi secara proposional ke desa setempat," ujarnya.
Film EPL menceritakan kisah nyata Elizabeth Gilberth dalam memoarnya. Lawan main Julia Roberts dalam film ini antara lain James Franco, Richard Jenkins, Bill Crudup, Viola Davis, dan Javier Bardem. Warga Bali yang ikut bermain adalah Ketut Liyer, seorang balian (dukun) di daerah Ubud, Gianyar. Syuting film itu di Pulau Dewata dijadwalkan selesai pertengahan Nopember mendatang. [ antara.com ]
No comments:
Post a Comment