9 Juta Warga DKI Siap-Siap Jadi Kelinci Percobaan Jokowi Dalam Pengentasan Kemiskinan

9 Juta Warga DKI Siap-Siap Jadi Kelinci Percobaan Jokowi Dalam Pengentasan Kemiskinan - Sudah dua periode menjabat sebagai Wali Kota Solo, bahkan kini sudah berani bertarung memperebutkan kursi Gubernur DKI Jakarta, tapi Joko Widodo masih akan belajar. Belajar mengentas kemiskinan. Jawaban itu keluar dari mulut Jokowi ketika dimintai komentarnya terkait tudingan Amien Rais yang mengatakan dirinya sebagai Wali Kota gagal.


http://suara-islam.com/images/berita/jokowi-metal.jpg


"Tidak apa-apa. Amien Rais itu orang hebat. Saya akan belajar banyak dari beliau. Bagaimana menjadi pemimpin yang baik. Dan bagaimana caranya mengentaskan kemiskinan," jelas Jokowi, di Solo, Jawa Tengah, Kamis (23/8/2012), seperti diberitakan Okezone.

Menurut Amien, selama masa dua periode kepemimpinan Jokowi, angka kemiskinan di kota Solo meningkat tajam. Amien juga meragukan predikat Wali Kota terbaik sedunia yang disandang calon Gubernur DKI Jakarta itu. Penghargaan itu, kata Amien, menyesatkan.

Terkait hal itu, Jokowi hanya menjawab, akan belajar banyak dengan Amien Rais bagaimana menjadi seorang pemimpin dan mampu mengentaskan kemiskinan. Artinya, setengah juta rakyat Solo dan bahkan sembilan juta lebih warga DKI Jakarta juga bakal jadi kelinci percobaan Jokowi dalam mengentas kemiskinan.

Sementara anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan), Eva Kusuma Sundari menilai, pernyataan Amien Rais terlalu berlebihan dan tidak berdasar sama sekali.

"Saya menyayangkan pernyataan tersebut karena Pak Amien Rais menyampaikan sesuatu tidak didasarkan pada fakta yang ada," kata Eva kepada ANTARA News, di Jakarta.

Eva menyebutkan, seharusnya mantan Ketua MPR RI menyebutkan data-data seperti Human Development Index (HDI) Solo, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Solo.

Dikatakannya, dari 11 kabupaten yang berada dibawah keresidenan Surakarta, Solo merupakan kabupaten yang memiliki tingkat HDI paling tinggi, yakni 0,4 persen. Sedangkan HDI Jakarta yang memiliki PAD paling besar di Indonesia hanya memiliki HDI 0,1 persen.

Disamping itu, pernyataan Amien Rais itu terkesan tidak menghargai anak bangsa sendiri yang berhasil meraih penghargaan di Asia Tenggara dan dunia dalam menata dan mengelola daerah.

"Jokowi mendapat penghargaan di ASEAN. Coba Pak Amien memberikan contoh, siapa anak negeri yang mendapat penghargaan dan pengakuan internasional dalam mengelola daerah?" kata anggota Komisi III DPR RI itu.

Sebelumnya mantan Ketua MPR Amien Rais menganggap predikat yang diberikan kepada Joko Widodo atau bisa disapa Jokowi sebagai salah satu Wali Kota terbaik di dunia terlalu berlebihan dan menyesatkan.

Justru menurut Amien, selama masa kepemimpinan Jokowi memimpin Kota Solo, angka kemiskinan di Kota Solo naik cukup tajam. Kondisi ini menunjukkan bahwa Jokowi tidak mampu mengatasi kemiskinan di sana. Malah sebaliknya, angka kemiskinan semakin meningkat.

"Saya bangga bila ada orang Solo bisa memimpin Jakarta. Tapi selama memimpin Solo, justru angka kemiskinan di kota Solo semakin meningkat. Bagaimana memimpin Jakarta yang angkanya lima hingga enam kali lebih tinggi dibandingkan Solo? Jadi, predikat salah satu Wali Kota terbaik di dunia terlalu berlebihan dan menyesatkan," jelas Amien Rais saat ditemui Okezone disela-sela halal bihalal keluarga besar Amien Rais di Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (21/8/2012).

Keraguan lain yang diungkapkan Amien adalah dibandingkan kota-kota lainnya di Benua Amerika, Eropa, Asia, Kota Solo masih banyak daerah kumuh. Selain itu tingkat kedisplinan, ketertiban, dan kepatuhan berlalu lintas sangat rendah.

"Saya sudah berkeliling ke negara-negara Amerika, Eropa, Asia dan Timur Tengah, di sana jauh lebih indah, lebih tertib dan lebih disiplin serta tidak ada daerah kumuhnya. Sedangkan Solo, banyak daerah kumuhnya. Gilingan, Nusukan, Ngemplak, itu daerah kumuh dan gagal dientaskan Jokowi," paparnya.

Sehingga dengan dasar itu, Amien Rais meminta warga Jakarta untuk cerdas memilih. Amien juga meminta kepada warga Jakarta untuk membedah sebelum memilih mana keberhasilan dan mana kegagalan keduannya dalam memimpin daerah.

Selain membedah keduannya, Amien Rais juga meminta agar unsur SARA tidak dimasukkan kedalam program kampanye.

"Saya kasihan dengan Rhoma Irama. Rhoma Irama ceramah di depan umatnya, mengajak masyarakat berpikir sebelum memilih, disebut SARA. Tapi kalau pasangan Jokowi dan Ahok kampanye di tempat ibadah untuk memilih dirinya, tidak disebut SARA," pungkasnya. ( suara-islam.com )




Mungkin Artikel Berikut Juga Anda Butuhkan...!!!



2 comments:

  1. AMIEN RAIS TU Cuma MULUTNYA DOANG.. Buktinya Jika Di Kota SOLO dia Gak disegani Masyarakat SOLO, Padahal Dia ORANG SOLO... NGACA DONG

    ReplyDelete
  2. anda mengada2 saja....banyak sekali pejabat itu setiap tahun mengahabiskan uang negara buat studi banding...apakah setelah itu akan manjadikan rakyatnya sebagai kelinci percobaan....kalau ya...berarti pemerintahan dimana2 pasti juga sama saja kan...mengenai sikap diatas itu maksudnya adalah pak jokowi itu tidak mau mengolok2 sikap seseorang yang telah mempertanyakan program2 yang akan direncanakan...bukankah panelis dalam acara debat juga memiliki peran yang sama...yaitu menguji setiap rencana program kandidat masing2...jadi sikap tersebut memang layak di hormati pak jokowi...walaupun kata2nya memang agak menyakitkan....

    ReplyDelete