Fungsi Medis Daun Ganja

Fungsi Medis Daun Ganja - Penelitian DEA ini bertentangan dengan penelitian yang menyebut adanya fungsi medis ganja - Badan Pemberantasan Narkotika Amerika Serikat (DEA) mengumumkan bahwa ganja tidak memiliki manfaat medis. Karena itu DEA tetap akan mengkategorikan ganja sebagai barang ilegal menurut hukum federal Amerika Serikat. Walau begitu, legalisasi ganja di bidang medis tetap berlaku di sejumlah negara bagian Amerika Serikat.

Keputusan ini merupakan respon atas petisi yang diajukan oleh pendukung penggunaan ganja untuk fungsi pengobatan, yang diajukan tahun 2002. Petisi ini meminta ganja (Cannabis sativa) masuk ke Kategori III atau IV, sehingga bisa digunakan untuk penggunaan medis. Saat ini, ganja masih masuk di Kategori I, bersama narkotika seperti heroin, yang ilegal untuk segala penggunaan.

Hasil penelitian DEA, ganja dinilai "tidak bisa diterima untuk penggunaan medis dalam pengobatan di Amerika Serikat." Ini disebabkan ganja "memiliki potensi tinggi digunakan menyimpang" dan "sulit untuk digunakan dalam level aman, bahkan dalam pengawasan medis."


http://media.vivanews.com/thumbs2/2010/05/14/89531_jumlah_ganja_legal_di_belanda_300_225.jpg
Ganja legal di Belanda (VIVAnews/Arfi Bambani Amri


Hasil penelitian DEA ini tidak hanya bertentangan dengan sejumlah hukum negara bagian di AS, tapi juga bertentangan dengan hasil penelitian Institute of Medicine tahun 1999. Dalam penelitian yang diminta Kongres AS itu, IOM menyebut ganja memiliki fungsi pengobatan.

"Data penelitian menunjukan ganja memiliki fungsi-terapi dari cannabinoid, atau THC (Tetrahydrocannabinol) untuk mengurangi rasa sakit, mengontrol sakit yang disebabkan nausea dan vomiting (keduanya adalah sakit dan mual di perut), dan bisa menstimulasi nafsu makan. Tapi bagaimanapun, mengisap ganja merupakan cara penyaluran THC yang berbahaya," tulis penelitian IOM tahun 1999 lalu, seperti dikutip dari Time.

Berdasarkan penelitian itu, menurut IOM, penggunaan ganja bisa ditolerir saat yang lain tidak berhasil menyembuhkan.

Selain itu, tahun 2006, Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA) pernah mengajukan investigasi obat-obatan baru (investigational new drug application), yang hasilnya membolehkan bahan dari ganja untuk pengobatan. Saat itu, Sativex, inhaler yang mengandung THC dan CBD (kandungan aktif di dalam ganja), diputuskan boleh beredar di pasaran.

Bahan sintesis berbasis ganja dengan kandungan nabilone dan dronabinol (keduanya digunakan untuk mengobati nausea dan vomiting) juga telah disetujui untuk digunakan sebagai pengobatan di AS. Keduanya ada di Kategori II dan III.

Sejak penelitian IOM tahun 1999 lalu, pemanfaatan ganja untuk pengobatan terus meningkat. Dalam tiga tahun terakhir saja, cannabinoids diketahui dapat membantu membunuh sel kanker payudara, melawan kanker hati, mengurangi penyakit inflammation, memiliki efek anti-psikosis, berpotensi mengurangi keparahan akibat Alzheimer, dan pengurangi penyakit Huntington.

Petisi untuk mengajukan klasifikasi ulang terhadap ganja bukan hanya sekali dilakukan di AS. Menurut Los Angeles Times, tahun 1972 juga pernah dilakukan, namun ditolak tahun 1989. Petisi juga pernah diajukan tahun 1995, namun ditolak tahun 2001. ( vivanews.com )



Mungkin Artikel Berikut Juga Anda Butuhkan...!!!



No comments:

Post a Comment