Kisah Misteri Osama bin Laden Yang Hidup dan Mati Berulang Kali -- Fenomena hidup lagi setelah dinyatakan meninggal dunia, meskipun jarang, bukanlah hal yang aneh. Tidak jelas apakah Usamah bin Ladin pernah mengalami hal serupa. Namun yang pasti diketahui masyarakat dunia, Usamah bin Ladin tidak sekali-dua dinyatakan telah mati.
"Usamah bin Ladin telah meninggal dengan tenang akibat penyakit komplikasi paru-paru yang tidak terawat." Begitu tulis Fox News (26/12/2001) di awal beritanya, mengutip laporan Pakistan Observer.
Kabar itu, katanya, datang dari seorang pemimpin Taliban yang diduga menghadiri pemakaman Usamah bin Ladin.
Guardian (01/12/2001) yang mengutip media Prancis Le Figaro melaporkan, dua bulan sebelum 11 September, Usamah bin Ladin terbang ke Dubai untuk dirawat selama 10 hari di sebuah rumah sakit milik Amerika Serikat. Seorang agen CIA yang bertugas di sana mengunjunginya.
Kepala CIA setempat terlihat di lift rumah sakit, saat akan menjenguk Bin Ladin. Dia kemudian diduga, sempat berbual dengan rekan-rekannya tentang kontaknya (Bin Ladin). Tak lama setelah kejadian itu, ia dipanggil pulang oleh Washington.
Tidak hanya agen-agen CIA, disebutkan pula bahwa pengunjung Bin Ladin yang lain adalah Kepala Intelijen Arab Saudi Pangeran Turki Al-Faisal.
Pihak rumah sakit tidak mau berkomentar tentang keberadaan Usamah bin Ladin.
Sebagaimana dilansir CNN 18 Januari 2002 , presiden Pakistan ketika itu Pervez Musharraf menduga kuat Bin Ladin telah meninggal dunia akibat penyakit ginjalnya yang parah. Menurut Musharraf, Bin Ladin adalah seorang pasien penyakit ginjal yang memerlukan cuci darah secara rutin.
"Saya kira, terus terang, dia sudah meninggal," katanya.
Dale Watson dihadapan para penegak hukum pernah mengatakan, "Saya sendiri berpikir, dia (Bin Ladin) mungkin sudah tidak lagi bersama kita." Namun, kepala kontraterorisme di FBI itu kemudian menambahkan bahwa ia tidak punya bukti mengenai hal itu. Pernyataannya dikutip CBSNews (17/7/2002).
Dalam perayaan kedatangan tentara Amerika ke Afghanistan untuk melakukan perang melawan teror, Presiden Hamid Karzai kepada CNN (07/10/2002) mengatakan, "Saya yakin [Bin Ladin] kemungkinan telah mati."
Senator Harry Reid di acara Nevada News Maker di News4 (11/2005) pernah mengatakan bahwa dirinya diberitahu jika Usamah bin Ladin menginggal saat terjadi gempa di Pakistan bulan Oktober tahun itu (2005).
Hal yang menarik tentang meninggalnya Usamah bin Ladin adalah pernyataan tidak langsung yang diutarakan oleh Benazir Bhutto, pejabat Pakistan yang merupakan sekutu dekat Amerika Serikat dan negara-negara Barat.
Dalam wawancara dengan David Frost dari televisi Aljazeera (02/11/2007), Benazir Bhutto -- ketika itu menjabat perdana menteri Pakistan --menjelaskan tentang rencana-rencana pembunuhan yang dilakukan atas dirinya. Saat ditanya apakah orang-orang yang ia sebutkan adalah anggota atau ada kaitannya dengan pemerintah Presiden Pervez Musharraf, Bhutto menjelaskan satu persatu tentang dugaannya.
Salah seorang dari mereka, kata Bhutto, adalah mantan pejabat keamanan yang memiliki kontak dengan beberapa orang. Bhutto kemudian menjelaskan lebih terperinci.
"... he also had dealings with Omar Sheikh the man who murdered Osama bin Laden ...," kata Bhuto, dengan tegas dan lancar tanpa merasa ada yang salah dengan kata-katanya, sambil menatap ke arah kamera.
"Omar Sheikh, pria yang membunuh Usamah bin Ladin." Kalimat tersebut sepanjang wawancara tidak pernah diralat oleh Benazir Bhutto.
Kurang dari dua bulan setelah wawancara itu, tepatnya tanggal 27 Desember 2007, Benazir Bhutto -- perempuan Pakistan berpendidikan Barat putri sulung Zulfikar Ali Bhutto, mantan perdana menteri yang diturunkan dan digantung pemerintah militer -- ditembak di bagian leher saat melakukan kampanye pemilu di Rawalpindi. Sesampainya di rumah sakit ia dinyatakan meninggal dunia.
Angelo Codevilla, mantan petugas intelijen luar negeri AS dan profesor hubungan internasional di Universitas Boston dalam tulisannya yang berjudul agak kocak 'Osama bin Elvis' -- dimuat The American Spectator Maret 2009, sangat meyakini bahwa Bin Ladin telah meninggal dunia.
"Semua bukti menunjukkan bahwa Elvis Presley lebih hidup sekarang ini dibandingkan Usamah bin Ladin," tegas Codevilla di awal tulisannya.
Penampakan terakhir dari Bin Ladin adalah tujuh tahun silam, saat diwawancarai Aljazeera Oktober 2001. Setelah itu, tidak ada orang yang dikenal reputasinya bilang bahwa mereka masih melihat Bin Ladin.
India Express 11 September 2009 menurunkan laporan berjudul 'Zardari says Osama Dead'.
Meskipun tidak bisa memberikan bukti, tapi Presiden Pakistan Asif Ali Zardari -- suami mendiang Benazir Bhutto -- mengatakan bahwa Usamah bin Ladin telah mati.
Tiba-tiba, tanpa ada kehebohan yang mendahuluinya pada hari Senin kemarin (02/5), Presiden Amerika Serikat Barack Obama di depan mikrofon dan disiarkan televisi mengumumkan bahwa pasukan khusus Amerika yang melakukan operasi di Pakistan telah berhasil membunuh buronan paling dicari-cari oleh Washington: Usamah bin Ladin.
Beberapa jam kemudian, media-media Amerika Serikat mengabarkan bahwa mayat Bin Ladin telah dikubur di laut.
Tidak ada foto atau gambar resmi yang dirilis oleh Gedung Putih atas mayat Bin Ladin. Bahkan yang muncul adalah foto palsu hasil rekayasa, yang sebelumnya diklaim didapatkan secara eksklusif oleh televisi Pakistan.
Gedung Putih, hanya merilis foto resmi yang menunjukkan Presiden Obama, Wakil Presiden Joe Biden, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton beserta pejabat Keamanan Nasional AS sedang berada di Situation Room Gedung Putih, dengan keterangan foto bahwa mereka sedang memantau langsung jalannya operasi militer perburuan Usamah Bin Ladin.
Gedung Putih mengklaim operasi pembunuhan Usamah bin Ladin itu berhasil. * ( hidayatullah.com )
"Usamah bin Ladin telah meninggal dengan tenang akibat penyakit komplikasi paru-paru yang tidak terawat." Begitu tulis Fox News (26/12/2001) di awal beritanya, mengutip laporan Pakistan Observer.
Kabar itu, katanya, datang dari seorang pemimpin Taliban yang diduga menghadiri pemakaman Usamah bin Ladin.
Guardian (01/12/2001) yang mengutip media Prancis Le Figaro melaporkan, dua bulan sebelum 11 September, Usamah bin Ladin terbang ke Dubai untuk dirawat selama 10 hari di sebuah rumah sakit milik Amerika Serikat. Seorang agen CIA yang bertugas di sana mengunjunginya.
Kepala CIA setempat terlihat di lift rumah sakit, saat akan menjenguk Bin Ladin. Dia kemudian diduga, sempat berbual dengan rekan-rekannya tentang kontaknya (Bin Ladin). Tak lama setelah kejadian itu, ia dipanggil pulang oleh Washington.
Tidak hanya agen-agen CIA, disebutkan pula bahwa pengunjung Bin Ladin yang lain adalah Kepala Intelijen Arab Saudi Pangeran Turki Al-Faisal.
Pihak rumah sakit tidak mau berkomentar tentang keberadaan Usamah bin Ladin.
Sebagaimana dilansir CNN 18 Januari 2002 , presiden Pakistan ketika itu Pervez Musharraf menduga kuat Bin Ladin telah meninggal dunia akibat penyakit ginjalnya yang parah. Menurut Musharraf, Bin Ladin adalah seorang pasien penyakit ginjal yang memerlukan cuci darah secara rutin.
"Saya kira, terus terang, dia sudah meninggal," katanya.
Dale Watson dihadapan para penegak hukum pernah mengatakan, "Saya sendiri berpikir, dia (Bin Ladin) mungkin sudah tidak lagi bersama kita." Namun, kepala kontraterorisme di FBI itu kemudian menambahkan bahwa ia tidak punya bukti mengenai hal itu. Pernyataannya dikutip CBSNews (17/7/2002).
Dalam perayaan kedatangan tentara Amerika ke Afghanistan untuk melakukan perang melawan teror, Presiden Hamid Karzai kepada CNN (07/10/2002) mengatakan, "Saya yakin [Bin Ladin] kemungkinan telah mati."
Senator Harry Reid di acara Nevada News Maker di News4 (11/2005) pernah mengatakan bahwa dirinya diberitahu jika Usamah bin Ladin menginggal saat terjadi gempa di Pakistan bulan Oktober tahun itu (2005).
Hal yang menarik tentang meninggalnya Usamah bin Ladin adalah pernyataan tidak langsung yang diutarakan oleh Benazir Bhutto, pejabat Pakistan yang merupakan sekutu dekat Amerika Serikat dan negara-negara Barat.
Dalam wawancara dengan David Frost dari televisi Aljazeera (02/11/2007), Benazir Bhutto -- ketika itu menjabat perdana menteri Pakistan --menjelaskan tentang rencana-rencana pembunuhan yang dilakukan atas dirinya. Saat ditanya apakah orang-orang yang ia sebutkan adalah anggota atau ada kaitannya dengan pemerintah Presiden Pervez Musharraf, Bhutto menjelaskan satu persatu tentang dugaannya.
Salah seorang dari mereka, kata Bhutto, adalah mantan pejabat keamanan yang memiliki kontak dengan beberapa orang. Bhutto kemudian menjelaskan lebih terperinci.
"... he also had dealings with Omar Sheikh the man who murdered Osama bin Laden ...," kata Bhuto, dengan tegas dan lancar tanpa merasa ada yang salah dengan kata-katanya, sambil menatap ke arah kamera.
"Omar Sheikh, pria yang membunuh Usamah bin Ladin." Kalimat tersebut sepanjang wawancara tidak pernah diralat oleh Benazir Bhutto.
Kurang dari dua bulan setelah wawancara itu, tepatnya tanggal 27 Desember 2007, Benazir Bhutto -- perempuan Pakistan berpendidikan Barat putri sulung Zulfikar Ali Bhutto, mantan perdana menteri yang diturunkan dan digantung pemerintah militer -- ditembak di bagian leher saat melakukan kampanye pemilu di Rawalpindi. Sesampainya di rumah sakit ia dinyatakan meninggal dunia.
Angelo Codevilla, mantan petugas intelijen luar negeri AS dan profesor hubungan internasional di Universitas Boston dalam tulisannya yang berjudul agak kocak 'Osama bin Elvis' -- dimuat The American Spectator Maret 2009, sangat meyakini bahwa Bin Ladin telah meninggal dunia.
"Semua bukti menunjukkan bahwa Elvis Presley lebih hidup sekarang ini dibandingkan Usamah bin Ladin," tegas Codevilla di awal tulisannya.
Penampakan terakhir dari Bin Ladin adalah tujuh tahun silam, saat diwawancarai Aljazeera Oktober 2001. Setelah itu, tidak ada orang yang dikenal reputasinya bilang bahwa mereka masih melihat Bin Ladin.
India Express 11 September 2009 menurunkan laporan berjudul 'Zardari says Osama Dead'.
Meskipun tidak bisa memberikan bukti, tapi Presiden Pakistan Asif Ali Zardari -- suami mendiang Benazir Bhutto -- mengatakan bahwa Usamah bin Ladin telah mati.
Tiba-tiba, tanpa ada kehebohan yang mendahuluinya pada hari Senin kemarin (02/5), Presiden Amerika Serikat Barack Obama di depan mikrofon dan disiarkan televisi mengumumkan bahwa pasukan khusus Amerika yang melakukan operasi di Pakistan telah berhasil membunuh buronan paling dicari-cari oleh Washington: Usamah bin Ladin.
Beberapa jam kemudian, media-media Amerika Serikat mengabarkan bahwa mayat Bin Ladin telah dikubur di laut.
Tidak ada foto atau gambar resmi yang dirilis oleh Gedung Putih atas mayat Bin Ladin. Bahkan yang muncul adalah foto palsu hasil rekayasa, yang sebelumnya diklaim didapatkan secara eksklusif oleh televisi Pakistan.
Gedung Putih, hanya merilis foto resmi yang menunjukkan Presiden Obama, Wakil Presiden Joe Biden, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton beserta pejabat Keamanan Nasional AS sedang berada di Situation Room Gedung Putih, dengan keterangan foto bahwa mereka sedang memantau langsung jalannya operasi militer perburuan Usamah Bin Ladin.
Gedung Putih mengklaim operasi pembunuhan Usamah bin Ladin itu berhasil. * ( hidayatullah.com )
No comments:
Post a Comment