Kematian Osama Bin Laden Dalam Konspirasi Terorist Dunia - Osama di Buang ke Laut? Epik dunia ini memang cukup menarik jika didekati dengan teori konspirasi. Ada banyak kejadian yang membuktikan kebenaran pendekatan ini. Misalnya sejarah Neil Amstrong sebagai manusia pertama yang mendarat di bulan, ternyata terbukti hanya hasil propaganda Amerika melawan Uni Soviet waktu itu dalam perang dingin, yang berhasil mengorbitkan Yuri Gagarin mengitari bumi.
Peristiwa 11 September saja sampai hari ini masih menjadi tanda tanya besar.
Seperti diberitakan oleh Washington Times, disebutkan: "Masih ada tanda tanya teknis mengenai serangan 11 September yang masih bergelayut di benak sejumlah orang, dan hal itu merembet ke ranah politik."
"Bagaimana mungkin baja seberat 200.000 ton tercerai berai dan roboh dalam waktu hanya 11 detik? Ribuan orang arsitek dan insinyur mempertanyakan hal tersebut, mereka menyerukan kepada Kongres untuk memerintahkan investigasi baru terhadap peristiwa runtuhnya menara kembar dan Building 7 (7 World Trade Center)."
"Masalah yang menyelimuti versi resmi pemerintah tidak pernah berakhir. Menurut sejumlah ahli pikir ternama dunia, hal tersebut tidak mungkin terjadi."
"Untuk meruntuhkan bangunan semacam itu dalam waktu singkat, maka harus ada ledakan buatan di gedung tersebut. Dan ledakannya harus mengarah ke luar," kata Richard Gage, seorang arsitek asal San Francisco yang merupakan pendiri organisasi nirlaba Architecs & Engineers for 9/11 Truth.
Gage, yang merupakan anggota Institut Arsitek Amerika, mampu membujuk lebih dari 1.000 orang koleganya untuk menandatangani sebuah petisi baru dan meminta agar dilakukan penyelidikan resmi.
"Laporan Federal Emergency Management dan National Institute of Standards and Technology (NIST) mengenai penghancuran gedung-gedung tersebut terbukti tidak cukup, berisi pertentangan, dan kepalsuan. Oleh karena itu, kami menyerukan dilakukannya investigasi terhadap para pejabat NIST," tambah Gage.
Gage menambahkan bahwa permasalahan teknis seputar runtuhnya menara kembar tersebut memicu lahirnya perdebatan, bantahan dan cemoohan selama bertahun-tahun.
Tim King dari situs Salem News menyebutkan: "Pemerintah AS memang ingin masyarakat percaya bahwa gedung-gedung tersebut ambruk karena lalapan api. Akan tetapi, dalam sejarah belum pernah ada api yang mampu meruntuhkan gedung pencakar langit. Jilatan api memang membakar hingga kerangka bangunan, tapi api tidak bisa meruntuhkan gedung."
"Anggap saja hal itu mungkin terjadi, maka menara kembar WTC menjadi bangunan yang paling tidak mungkin runtuh. Kerangka baja menara kembar tersebut tidak akan sampai ambruk, bahkan jika gedungnya sendiri runtuh."
"Ketika kami mulai menulis mengenai hal ini. Matt Lintz, desainer web kami, mengetahui adanya upaya-upaya Angkatan Udara AS untuk meretas situs Salem News."
Salem News menyebutkan bahwa mungkin setengah penduduk AS masih belum menyadari bahwa ada gedung ketiga yang juga turut runtuh pada tanggal 11 September 2001. Dan gedung tersebut tidak dihantam pesawat. Namun, dalam gedung tersebut terdapat banyak catatan yang berharga bagi industri keuangan.
"Kata-kata Gage bergema di seluruh penjuru negara, di seluruh universitas dan perusahaan konstruksi. Konstruksi bangunan menara tersebut memang dirancang khusus untuk dapat menahan dampat tabrakan peswat jet. Untuk diketahui, bahan bakar jet mirip dengan diesel dan tidak memiliki efek bakar yang sangat tinggi. Di saluran radio, para pemadam kebakaran setempat membahas mengenai betapa mudahnya memadamkan bara api tabrakan pesawat, bahkan hanya membutuhkan beberapa orang pemadam saja."
Jeff Gates, seorang penulis di Salem News, mengatakan bahwa satu-satunya negara yang akan diuntungkan dari peperangan (pasca persitiwa 9/11) adalah Israel.
"Misalnya saja, seorang ahli teori akan mampu meramalkan bahwa setelah peristiwa seperti 9/11, AS akan menerjunkan pasukan militernya untuk melakukan balasan atas serangan tersebut. Dengan data intelijen palsu yang sengaja ditetapkan untuk mencapai tujuan yang sudah dirancang sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa pasukan tersebut diarahkan untuk menginvasi Irak, bukan untuk membalas peristiwa 9/11, tapi untuk menggapai tujuan perluasan wilayah Israel."
Memperkuat pemikiran tersebut, Mike O Cathail dari Salem News menuliskan, "Satu hari setelah 9/11, Benjamin Netanyahu tidak sengaja mengatakan bahwa kematian 3.000 warga negara Amerika adalah sebuah hal yang amat baik bagi Israel. Pembunuhan massal tersebut amat bagus bagi sektor-sektor perekonomian Israel yang tengah tumbuh."
Richard Gage khususnya merasa ada yang janggal dengan Building 7, sebuah gedung pencakar langit 47 lantai, yang tidak tertabrak pesawat, "namun gedung tersebut ambruk dengan kecepatan tinggi". Dia juga mengatakan bahwa ada lebih dari 100 pelapor pertama menyebutkan mengenai terdengarnya ledakan dan kilatan pada saat gedung-gedung tersebut runtuh. "Sebagian menyatakan adanya bagian-bagian gedung yang terbuat dari baja terlempar secara horisontal sejauh 600 kaki (182 meter) dengan kecepatan 60 meter per jam dan decking beton dan metal seberat 90.000 ton yang runtuh seketika."
Salem News menambahkan: "Sebagian besar pakar setuju bahwa gedung-gedung tersebut hanya bisa runtuh sedemikian rupa jika diledakkan dari dalam. Para pakar yang pernah mengerjakan peledakan seperti itu di Las Vegas, setidaknya sebelum dilanda krisis ekonomi nasional, meletakkan bahan peledak utama di lorong-lorong lift dan juga di berbagai titik stragtegis dalam struktur gedung."
"Jika Anda menyaksikan gerak lambat runtuhnya menara WTC, maka dapat dilihat dengan mudah bahwa memang ada serangkaian ledakan yang direncanakan."
"Ada pula bukti materi peledak nano canggih dalam debu World Trade Center," kata Gage. Ia menambahkan bahwa petisi yang diajukan kelompok tersebut sudah disampaikan kepada para anggota Kongres.
"Namun, tentu saja Rudy Giuliani, walikota New York kala itu, sudah menyingkirkan barang bukti dengan segera," tambah Salem News.
"Ada daftar panjang penyelidik federal yang mengatakan bahwa mereka tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan mereka atau menyelesaikan investigasi."
Kasus bom Bali pertama juga masih menjadi tanda tanya. Bagaimana bom karbit 1 mobil bisa menyebabkan lubang cukup dalam dan lebar. Bahkan TNI saja menyanggahnya dengan menguji coba meledakkan TNT yang ternyata efeknya jauh dari dampak yang dihasilkan di kasus Bom Bali pertama. Beberapa pakar bom berpendapat kalau ciri-ciri ledakannya hampir sama dengan bom Micronuclear yang menimbulkan kejutan gelombang listrik yang menyebabkan seluruh listrik padam sesaat sebelum meledak.
Kasus serbuan Obama yang katanya berujung pada kematian Osama, masih cukup banyak menimbulkan tanda tanya. Osama dikabarkan tinggal di sebuah rumah besar yang mirip benteng. Secara kasat mata, intelejen Pakistan yang pro Amerika pasti akan mudah mengendus keberadaan Osama.
kata juru bicara Taliban, masih meragukan pengumuman yang disampaikan oleh pemerintah AS terkait kematian pemimpin Al-Qaidah Usamah bin Ladin, mengatakan mereka tidak akan percaya pemimpin al-Qaidah tersebut telah mati sampai mereka telah melihat bukti yang jelas atau menerima konfirmasi dari sumber yang dekat dengan Usamah bin Ladin.
Apakah kira-kira kemungkinan kasus ini hasil rekayasa? Ya bisa jadi.
Kematian Osama antara Nafas Umat Islam dan Kemenangan AS
Semenjak Gedung Pencakar Langit, Word Trade Center (WTC) dihajar pesawat pada tanggal 11 September 2001. Amerika dengan tegas dan tajam langsung meletakan telunjuknya ke hidung Osama. Meski tidak ada informasi akurat apakah pelaku yang memimpin penyerangan menggunakan pesawat itu benar-benar dipimpin oleh Osama. Tapi Amerika sangat yakin akan tuduhannya itu, sehinga menetapkan tanggal itu sebagai hari yang menjadi awal bagi terbukanya permusuhan dengan Osama. Osama dan pengikutnya adalah teroris.
Sebetulnya, semenjak insiden penyerangan pada gedung WTC pun, merupakan pukulan berat bagi umat Islam di dunia (mungkin tidak semua). Dan hal itu ditambah dengan tindakan Imam Samudera Cs yang melakukan pemboman di Kecamatan Kuta, Pulau Bali pada tanggal 12 Oktober 2002. Sehingga semenjak saat itu Umat Islam selalu dicurigai, sering dikaitkan dengan terorisme. Bahkan beberapa orang tidak lagi meletakkan kata teroris pada "Umat Islam", melainkan pada Islam itu sendiri. "Islam adalah teroris", atau "terorisme Islam". Dan hal itu merupakan fitnah yang sangat besar, yang sangat mengancam dan menakutkan untuk sebagian umat Islam melebihi aksi terorime itu sendiri.
Oleh karena itu, aksi terorisme yang terjadi selama dekade ini bukan hanya dirasakan keresahannya oleh rakyat Amerika, tapi bagi umat Islam itu sendiri. Sebab meski bagaimana pun, Osama bukanlah ikon Islam, ia bukan pula gambaran dan ajaran Islam. Osama bukan sandaran kehidupan Islam layaknya Nabi Muhammad yang bisa menjadi tauladan. Begitu pula kasus Bom Bali dan Imam Samudera Cs, tindakannya bukanlah bentuk ajaran Islam. sehingga seperti yang sudah disinggung sebelumnya, aksi penghancuran WTC dan Bom Bali itu sendiri merupakan jerat yang sangat menyesakan dada bagi umat Islam. Sebab setiap kali ada aksi yang "berkonotasi mengancam" bagi kehidupan sosial, lagi-lagi yang sering-dengan tidak mengatakan selalu-dituding adalah Islam.
Jadi, jika berbicara tentang terorisme, ketakutan, ancaman, kecurigaan, dan hal semacamnya, siapakah yang lebih merasakan ketakutannya. Amerika, atau kah umat Islam sendiri.
Di satu sisi-tidak dalam segala hal-Amerika menuduh Islam adalah teroris. Dan di sisi lain, Umat Islam sendiri merasakan hal itu tuduhan yang sangat menyakitkan dan menyesakan kehidupan keberagamaan. Bahkan ketakutannya dan kebebasan nafas Islam begitu serasa terhimpit tudingan itu. Saya jadi ingat suatu kalimat (ayat) yang sering diucapkan. "Fitnah lebih besar dari pada pembunuhan".
Sekarang Amerika bergembira atas kematian Osama, bahkan hal itu dirasakan sebagai bentuk kemenangan. Dan yang jadi pertanyaan, benarkah kematian Osama Bin Laden akan mendinginkan dunia dari kata "terorisme"?
Prof. Dr. Amien Rais ketika ditanya persoalan tersebut pada sebuah acara televisi menjawab (TV One, Kabar Malam), "Aksi terorimse tidak akan hilang selama akar terorisme ini tidak dihilangkan."
Pertanyaan lain muncul, "Akar terorisme, mungkinkah akan dikaitkan kembali dengan Islam?"
Rekaman - Rekaman Palsu?
Banyak audio dan video berisi pernyataan yang mengaku berasal dari Bin Laden, tapi keasliannya ternyata masih terus-menerus dipertanyakan. David Ray Griffin, seorang profesor teologi dan mantan anggota 9 / 11 Truth Movement, mempertanyakan kebenaran rekaman-rekaman itu.
"Tak satu pun dari rekaman-rekaman itu terbukti otentik," katanya. "Setidaknya tiga di antaranya dapat dipastikan sebagai rekaman palsu. Dan jika seseorang telah berpura-pura sebagai Bin Laden, maka semua kaset video dan audio lainnya pun mengarah pada kecurigaan bahwa itu telah dipalsukan."
Contoh pertama adalah video yang dikeluarkan oleh Departemen Pertahanan AS pada bulan Desember 2001. Di dalamnya, Bin Laden mengaku sebagai dalang peledakan 9 / 11, namun Mr Griffin menunjukkan bahwa al-Qaida hanya sebenarnya jarang sekali mengakui tanggung jawabnya atas serangan teroris.
Dia juga berpendapat bahwa sosok Bin Laden terlihat sangat berbeda dengan rekaman sebelumnya—lebih gemuk, dengan jari-jari lebih pendek, dan Usamah bahkan menulis dengan tangan yang salah.
Sebagian besar pernyataan Bin Laden adalah hanya audio. Hanya dua yang menunjukkan Bin Laden berbicara telah dikeluarkan sejak tahun 2001. Griffin juga berpendapat bahwa sebuah video yang dirilis pada bulan Oktober 2004—hanya beberapa hari sebelum pemilihan presiden—tidak memiliki retorika keagamaan yang terkandung dalam pernyataan sebelumnya. Video ini, katanya, membantu George W Bush aman di posisi presiden untuk kedua kalinya.
Seorang mantan agen CIA juga mempertanyaan keaslian rekaman-rekaman. Robert Baer menolak saran konspirasi oleh intelijen Barat tetapi tidak memikirkan bahwa al-Qaida mungkin telah memalsukan video. Andy Laws, seorang mantan analis gambar militer, diminta oleh BBC untuk meneliti keaslian rekaman-rekaman Usamah, dan ia mengatakan bahwa semua rekaman itu telah melalui proses editing. Namun ia menyangsikan jika militer AS yang telah memalsukan rekaman-rekaman itu.
Bin Laden telah mengeluarkan sekitar 40 pernyataan sejak 9 / 11, dan itu jumlah yang sangat banyak untuk seorang “teroris” besar seperti dirinya. Bandingkan dengan Khaled Mesyaal, pemimpin Hamas, yang susah sekali ditemui oleh media.
Mantan agen CIA, Seni Keller, mengatakan, "Saya pikir teori konspirasi bahwa dia (bin Laden) sudah mati, adalah sangat menggelikan. Dalam hal ini, realitasnya sangat sulit dan kita sedang melakukan beroperasi di daerah dengan kemungkinan terburuk di dunia dan melacak seseorang yang sangat licik dan licin."
Usamah bin Laden, keberadaannya dan atau hidup dan matinya, akan dijawab oleh sejarah dengan semua kebenaran. Waktu itulah yang akan menunjukan siapa salah dan yang jahat pada kenyataannya. ( suaramedia.com )
Peristiwa 11 September saja sampai hari ini masih menjadi tanda tanya besar.
Seperti diberitakan oleh Washington Times, disebutkan: "Masih ada tanda tanya teknis mengenai serangan 11 September yang masih bergelayut di benak sejumlah orang, dan hal itu merembet ke ranah politik."
"Bagaimana mungkin baja seberat 200.000 ton tercerai berai dan roboh dalam waktu hanya 11 detik? Ribuan orang arsitek dan insinyur mempertanyakan hal tersebut, mereka menyerukan kepada Kongres untuk memerintahkan investigasi baru terhadap peristiwa runtuhnya menara kembar dan Building 7 (7 World Trade Center)."
"Masalah yang menyelimuti versi resmi pemerintah tidak pernah berakhir. Menurut sejumlah ahli pikir ternama dunia, hal tersebut tidak mungkin terjadi."
"Untuk meruntuhkan bangunan semacam itu dalam waktu singkat, maka harus ada ledakan buatan di gedung tersebut. Dan ledakannya harus mengarah ke luar," kata Richard Gage, seorang arsitek asal San Francisco yang merupakan pendiri organisasi nirlaba Architecs & Engineers for 9/11 Truth.
Gage, yang merupakan anggota Institut Arsitek Amerika, mampu membujuk lebih dari 1.000 orang koleganya untuk menandatangani sebuah petisi baru dan meminta agar dilakukan penyelidikan resmi.
"Laporan Federal Emergency Management dan National Institute of Standards and Technology (NIST) mengenai penghancuran gedung-gedung tersebut terbukti tidak cukup, berisi pertentangan, dan kepalsuan. Oleh karena itu, kami menyerukan dilakukannya investigasi terhadap para pejabat NIST," tambah Gage.
Gage menambahkan bahwa permasalahan teknis seputar runtuhnya menara kembar tersebut memicu lahirnya perdebatan, bantahan dan cemoohan selama bertahun-tahun.
Tim King dari situs Salem News menyebutkan: "Pemerintah AS memang ingin masyarakat percaya bahwa gedung-gedung tersebut ambruk karena lalapan api. Akan tetapi, dalam sejarah belum pernah ada api yang mampu meruntuhkan gedung pencakar langit. Jilatan api memang membakar hingga kerangka bangunan, tapi api tidak bisa meruntuhkan gedung."
"Anggap saja hal itu mungkin terjadi, maka menara kembar WTC menjadi bangunan yang paling tidak mungkin runtuh. Kerangka baja menara kembar tersebut tidak akan sampai ambruk, bahkan jika gedungnya sendiri runtuh."
"Ketika kami mulai menulis mengenai hal ini. Matt Lintz, desainer web kami, mengetahui adanya upaya-upaya Angkatan Udara AS untuk meretas situs Salem News."
Salem News menyebutkan bahwa mungkin setengah penduduk AS masih belum menyadari bahwa ada gedung ketiga yang juga turut runtuh pada tanggal 11 September 2001. Dan gedung tersebut tidak dihantam pesawat. Namun, dalam gedung tersebut terdapat banyak catatan yang berharga bagi industri keuangan.
"Kata-kata Gage bergema di seluruh penjuru negara, di seluruh universitas dan perusahaan konstruksi. Konstruksi bangunan menara tersebut memang dirancang khusus untuk dapat menahan dampat tabrakan peswat jet. Untuk diketahui, bahan bakar jet mirip dengan diesel dan tidak memiliki efek bakar yang sangat tinggi. Di saluran radio, para pemadam kebakaran setempat membahas mengenai betapa mudahnya memadamkan bara api tabrakan pesawat, bahkan hanya membutuhkan beberapa orang pemadam saja."
Jeff Gates, seorang penulis di Salem News, mengatakan bahwa satu-satunya negara yang akan diuntungkan dari peperangan (pasca persitiwa 9/11) adalah Israel.
"Misalnya saja, seorang ahli teori akan mampu meramalkan bahwa setelah peristiwa seperti 9/11, AS akan menerjunkan pasukan militernya untuk melakukan balasan atas serangan tersebut. Dengan data intelijen palsu yang sengaja ditetapkan untuk mencapai tujuan yang sudah dirancang sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa pasukan tersebut diarahkan untuk menginvasi Irak, bukan untuk membalas peristiwa 9/11, tapi untuk menggapai tujuan perluasan wilayah Israel."
Memperkuat pemikiran tersebut, Mike O Cathail dari Salem News menuliskan, "Satu hari setelah 9/11, Benjamin Netanyahu tidak sengaja mengatakan bahwa kematian 3.000 warga negara Amerika adalah sebuah hal yang amat baik bagi Israel. Pembunuhan massal tersebut amat bagus bagi sektor-sektor perekonomian Israel yang tengah tumbuh."
Richard Gage khususnya merasa ada yang janggal dengan Building 7, sebuah gedung pencakar langit 47 lantai, yang tidak tertabrak pesawat, "namun gedung tersebut ambruk dengan kecepatan tinggi". Dia juga mengatakan bahwa ada lebih dari 100 pelapor pertama menyebutkan mengenai terdengarnya ledakan dan kilatan pada saat gedung-gedung tersebut runtuh. "Sebagian menyatakan adanya bagian-bagian gedung yang terbuat dari baja terlempar secara horisontal sejauh 600 kaki (182 meter) dengan kecepatan 60 meter per jam dan decking beton dan metal seberat 90.000 ton yang runtuh seketika."
Salem News menambahkan: "Sebagian besar pakar setuju bahwa gedung-gedung tersebut hanya bisa runtuh sedemikian rupa jika diledakkan dari dalam. Para pakar yang pernah mengerjakan peledakan seperti itu di Las Vegas, setidaknya sebelum dilanda krisis ekonomi nasional, meletakkan bahan peledak utama di lorong-lorong lift dan juga di berbagai titik stragtegis dalam struktur gedung."
"Jika Anda menyaksikan gerak lambat runtuhnya menara WTC, maka dapat dilihat dengan mudah bahwa memang ada serangkaian ledakan yang direncanakan."
"Ada pula bukti materi peledak nano canggih dalam debu World Trade Center," kata Gage. Ia menambahkan bahwa petisi yang diajukan kelompok tersebut sudah disampaikan kepada para anggota Kongres.
"Namun, tentu saja Rudy Giuliani, walikota New York kala itu, sudah menyingkirkan barang bukti dengan segera," tambah Salem News.
"Ada daftar panjang penyelidik federal yang mengatakan bahwa mereka tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan mereka atau menyelesaikan investigasi."
Kasus bom Bali pertama juga masih menjadi tanda tanya. Bagaimana bom karbit 1 mobil bisa menyebabkan lubang cukup dalam dan lebar. Bahkan TNI saja menyanggahnya dengan menguji coba meledakkan TNT yang ternyata efeknya jauh dari dampak yang dihasilkan di kasus Bom Bali pertama. Beberapa pakar bom berpendapat kalau ciri-ciri ledakannya hampir sama dengan bom Micronuclear yang menimbulkan kejutan gelombang listrik yang menyebabkan seluruh listrik padam sesaat sebelum meledak.
Kasus serbuan Obama yang katanya berujung pada kematian Osama, masih cukup banyak menimbulkan tanda tanya. Osama dikabarkan tinggal di sebuah rumah besar yang mirip benteng. Secara kasat mata, intelejen Pakistan yang pro Amerika pasti akan mudah mengendus keberadaan Osama.
kata juru bicara Taliban, masih meragukan pengumuman yang disampaikan oleh pemerintah AS terkait kematian pemimpin Al-Qaidah Usamah bin Ladin, mengatakan mereka tidak akan percaya pemimpin al-Qaidah tersebut telah mati sampai mereka telah melihat bukti yang jelas atau menerima konfirmasi dari sumber yang dekat dengan Usamah bin Ladin.
Apakah kira-kira kemungkinan kasus ini hasil rekayasa? Ya bisa jadi.
- Obama saat ini sedang bersiap melakukan kampanye politik untuk pilihan jabatan yang kedua. Harus ada kejadian yang monumental yang bisa dicatat sebagai keberhasilan pemerintahan Obama. Sehingga memang akhirnya ceritanya berjudul Obama vs Osama.
- Perang di Iraq, Afganistan (dan Pakistan) cukup banyak menguras kocek Negara Paman Sam ini, harus ada entry point bagi Amerika untuk tidak kehilangan muka jika harus meninggalkan Afghanistan. Rekayasa kematian Osama, bisa menjadi alasan bagi Pasukan Amerika bahwa misi mereka sudah tercapai. Mereka akan pulang dengan pesta pora. Amerika belajar dari perang Vietnam yang kalah perang dan pulang dengan wajah tertunduk.
- Berita terakhir disebutkan bahwa jenasah Osama dibuang ke laut untuk menghindari pengikutnya mengkultuskan dan dikhawatirkan pengikutnya menjadikan kuburan Osama sebagai simbol terorisme. Tetapi cara ini bisa juga sebagai cara bagi Amerika untuk menghilangkan jejak dan barang bukti kematian Osama. Jika ada test DNA Osama, pastilah sangat mudah bagi Amerika untuk merekayasa hasilnya. Justru tindakan membuang jenasah Osama ke laut, akan semakin menguatkan kecurigaan rekayasa ini.
- Osama sendiri masih misterius. Foto-foto yang beredar tentang Osama ternyata hanya memiliki kemiripan saja. Sedangkan foto Osama yang tampak terluka dan berlumuran darah disinyalir hasil pekerjaan Photoshop atau GIMP.
Kematian Osama antara Nafas Umat Islam dan Kemenangan AS
Semenjak Gedung Pencakar Langit, Word Trade Center (WTC) dihajar pesawat pada tanggal 11 September 2001. Amerika dengan tegas dan tajam langsung meletakan telunjuknya ke hidung Osama. Meski tidak ada informasi akurat apakah pelaku yang memimpin penyerangan menggunakan pesawat itu benar-benar dipimpin oleh Osama. Tapi Amerika sangat yakin akan tuduhannya itu, sehinga menetapkan tanggal itu sebagai hari yang menjadi awal bagi terbukanya permusuhan dengan Osama. Osama dan pengikutnya adalah teroris.
Sebetulnya, semenjak insiden penyerangan pada gedung WTC pun, merupakan pukulan berat bagi umat Islam di dunia (mungkin tidak semua). Dan hal itu ditambah dengan tindakan Imam Samudera Cs yang melakukan pemboman di Kecamatan Kuta, Pulau Bali pada tanggal 12 Oktober 2002. Sehingga semenjak saat itu Umat Islam selalu dicurigai, sering dikaitkan dengan terorisme. Bahkan beberapa orang tidak lagi meletakkan kata teroris pada "Umat Islam", melainkan pada Islam itu sendiri. "Islam adalah teroris", atau "terorisme Islam". Dan hal itu merupakan fitnah yang sangat besar, yang sangat mengancam dan menakutkan untuk sebagian umat Islam melebihi aksi terorime itu sendiri.
Oleh karena itu, aksi terorisme yang terjadi selama dekade ini bukan hanya dirasakan keresahannya oleh rakyat Amerika, tapi bagi umat Islam itu sendiri. Sebab meski bagaimana pun, Osama bukanlah ikon Islam, ia bukan pula gambaran dan ajaran Islam. Osama bukan sandaran kehidupan Islam layaknya Nabi Muhammad yang bisa menjadi tauladan. Begitu pula kasus Bom Bali dan Imam Samudera Cs, tindakannya bukanlah bentuk ajaran Islam. sehingga seperti yang sudah disinggung sebelumnya, aksi penghancuran WTC dan Bom Bali itu sendiri merupakan jerat yang sangat menyesakan dada bagi umat Islam. Sebab setiap kali ada aksi yang "berkonotasi mengancam" bagi kehidupan sosial, lagi-lagi yang sering-dengan tidak mengatakan selalu-dituding adalah Islam.
Jadi, jika berbicara tentang terorisme, ketakutan, ancaman, kecurigaan, dan hal semacamnya, siapakah yang lebih merasakan ketakutannya. Amerika, atau kah umat Islam sendiri.
Di satu sisi-tidak dalam segala hal-Amerika menuduh Islam adalah teroris. Dan di sisi lain, Umat Islam sendiri merasakan hal itu tuduhan yang sangat menyakitkan dan menyesakan kehidupan keberagamaan. Bahkan ketakutannya dan kebebasan nafas Islam begitu serasa terhimpit tudingan itu. Saya jadi ingat suatu kalimat (ayat) yang sering diucapkan. "Fitnah lebih besar dari pada pembunuhan".
Sekarang Amerika bergembira atas kematian Osama, bahkan hal itu dirasakan sebagai bentuk kemenangan. Dan yang jadi pertanyaan, benarkah kematian Osama Bin Laden akan mendinginkan dunia dari kata "terorisme"?
Prof. Dr. Amien Rais ketika ditanya persoalan tersebut pada sebuah acara televisi menjawab (TV One, Kabar Malam), "Aksi terorimse tidak akan hilang selama akar terorisme ini tidak dihilangkan."
Pertanyaan lain muncul, "Akar terorisme, mungkinkah akan dikaitkan kembali dengan Islam?"
Rekaman - Rekaman Palsu?
Banyak audio dan video berisi pernyataan yang mengaku berasal dari Bin Laden, tapi keasliannya ternyata masih terus-menerus dipertanyakan. David Ray Griffin, seorang profesor teologi dan mantan anggota 9 / 11 Truth Movement, mempertanyakan kebenaran rekaman-rekaman itu.
"Tak satu pun dari rekaman-rekaman itu terbukti otentik," katanya. "Setidaknya tiga di antaranya dapat dipastikan sebagai rekaman palsu. Dan jika seseorang telah berpura-pura sebagai Bin Laden, maka semua kaset video dan audio lainnya pun mengarah pada kecurigaan bahwa itu telah dipalsukan."
Contoh pertama adalah video yang dikeluarkan oleh Departemen Pertahanan AS pada bulan Desember 2001. Di dalamnya, Bin Laden mengaku sebagai dalang peledakan 9 / 11, namun Mr Griffin menunjukkan bahwa al-Qaida hanya sebenarnya jarang sekali mengakui tanggung jawabnya atas serangan teroris.
Dia juga berpendapat bahwa sosok Bin Laden terlihat sangat berbeda dengan rekaman sebelumnya—lebih gemuk, dengan jari-jari lebih pendek, dan Usamah bahkan menulis dengan tangan yang salah.
Sebagian besar pernyataan Bin Laden adalah hanya audio. Hanya dua yang menunjukkan Bin Laden berbicara telah dikeluarkan sejak tahun 2001. Griffin juga berpendapat bahwa sebuah video yang dirilis pada bulan Oktober 2004—hanya beberapa hari sebelum pemilihan presiden—tidak memiliki retorika keagamaan yang terkandung dalam pernyataan sebelumnya. Video ini, katanya, membantu George W Bush aman di posisi presiden untuk kedua kalinya.
Seorang mantan agen CIA juga mempertanyaan keaslian rekaman-rekaman. Robert Baer menolak saran konspirasi oleh intelijen Barat tetapi tidak memikirkan bahwa al-Qaida mungkin telah memalsukan video. Andy Laws, seorang mantan analis gambar militer, diminta oleh BBC untuk meneliti keaslian rekaman-rekaman Usamah, dan ia mengatakan bahwa semua rekaman itu telah melalui proses editing. Namun ia menyangsikan jika militer AS yang telah memalsukan rekaman-rekaman itu.
Bin Laden telah mengeluarkan sekitar 40 pernyataan sejak 9 / 11, dan itu jumlah yang sangat banyak untuk seorang “teroris” besar seperti dirinya. Bandingkan dengan Khaled Mesyaal, pemimpin Hamas, yang susah sekali ditemui oleh media.
Mantan agen CIA, Seni Keller, mengatakan, "Saya pikir teori konspirasi bahwa dia (bin Laden) sudah mati, adalah sangat menggelikan. Dalam hal ini, realitasnya sangat sulit dan kita sedang melakukan beroperasi di daerah dengan kemungkinan terburuk di dunia dan melacak seseorang yang sangat licik dan licin."
Usamah bin Laden, keberadaannya dan atau hidup dan matinya, akan dijawab oleh sejarah dengan semua kebenaran. Waktu itulah yang akan menunjukan siapa salah dan yang jahat pada kenyataannya. ( suaramedia.com )
No comments:
Post a Comment