Tali Rafia, Tali Sepatu, Semua Mafia Harus Bersatu - Rentetan tudingan yang ditujukan pada PSSI, rupanya menggelitik mantan manajer Timnas Indonesia I Gusti Kompyang (IGK) Manila membuka ‘topeng’ Ketua Umum PSSI Nurdin Halid (NH). Apa katanya?
Bukan atas dasar konflik pribadi, Manila mengaku sudah tak sanggup untuk tidak mengamini hinaan para pecinta sepakbola Tanah Air terhadap NH. Menurutnya, pria asal Makassar tersebut bisa dengan mudah mengubah pandangan orang tentang dirinya.
“Nurdin itu orang pintar. Saya melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kelakuannya. Dia bisa mengubah orang yang tadinya bilang kejelekannya, jangankan malam hari, sore saja omongan orang itu sudah berbeda. Itulah hebatnya Nurdin. Dia menghalalkan segala cara,” ujar Manila, dalam diskusi bertajuk ‘Sepakbola dan Korupsi’ di Jakarta, Sabtu (8/1/2011).
IGK Manila / Foto: Heru Haryono (okezone)
“Pintar dia, tapi saya tidak takut. Dia preman, saya preman masuk tentara,” tantang pria yang bergelar lengkap Mayjen (Purn) DR (HC) IGK Manila. “Pernah terjadi wasit pertandingan diganti olehnya. Jangankan wasit, kepala kejaksaan tinggi Makassar saja bisa diganti olehnya.”
Tak berhenti sampai disitu, Manila pun membeberkan sesuatu yang sempat terjadi di sela-sela gelaran AFF Suzuki Cup 2010, dimana Indonesia sebagai tuan rumah bersama Vietnam. Kendati hanya kalah sekali dalam tujuh laga hingga final, Garuda Merah Putih harus berbesar hati menerima medali perak.
Lagi, bukan berdasar rumor, mantan Kepala STPDN (sekarang IPDN) mengungkapkan perbincangannya dengan manajer Timnas Indonesia saat ini Andi Darussalam Tabusala, atau yang akrab disapa ADS.
“Bahkan, saya mendengar dari mulut Andi Darussalam bahwa Alfred Riedl (pelatih timnas) akan dicopot jabatannya. Alasannya hanya karena Riedl tidak mengizinkan seseorang masuk ke ruang ganti pemain,” ungkap Manila, tanpa menyebut nama orang yang dimaksud.
“Riedl itu disiplin, tapi dia tidak bisa menolak tekanan,” lanjutnya, seraya mengingat sejumlah agenda diluar program latihan dan karantina Firman Utina dkk, selama mengikuti kompetisi negara-negara Asia Tenggara, Desember lalu.
Selama memangku jabatan sebagai manajer timnas, Manila sukses mengantarkan skuad Garuda meraih medali emas SEA Games di Filipina, pada 1990 silam. Karena tidak tahan dengan kebobrokan yang ada dalam tubuh pengurus PSSI, pria 68 tahun memilih angkat kaki kendati baru setahun berkiprah.
“Ada joke di kalangan pengurus PSSI: ‘Tali rafia, tali sepatu, semua mafia harus bersatu’. Tadinya saya enggan bicara, tapi mereka sudah mulai macam-macam,” tandas Manila, yang berani mengklaim orang seperti NH di Jepang pasti sudah melakukan Harakiri (bunuh diri).
Lebih lanjut, Manila berharap masyarakat Indonesia membantu perbaikan PSSI ke depannya, dengan tuntutan keterbukaan informasi terutama pengelolaan dana induk sepakbola nasional tersebut. ( okezone.com )
Bukan atas dasar konflik pribadi, Manila mengaku sudah tak sanggup untuk tidak mengamini hinaan para pecinta sepakbola Tanah Air terhadap NH. Menurutnya, pria asal Makassar tersebut bisa dengan mudah mengubah pandangan orang tentang dirinya.
“Nurdin itu orang pintar. Saya melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kelakuannya. Dia bisa mengubah orang yang tadinya bilang kejelekannya, jangankan malam hari, sore saja omongan orang itu sudah berbeda. Itulah hebatnya Nurdin. Dia menghalalkan segala cara,” ujar Manila, dalam diskusi bertajuk ‘Sepakbola dan Korupsi’ di Jakarta, Sabtu (8/1/2011).
IGK Manila / Foto: Heru Haryono (okezone)
“Pintar dia, tapi saya tidak takut. Dia preman, saya preman masuk tentara,” tantang pria yang bergelar lengkap Mayjen (Purn) DR (HC) IGK Manila. “Pernah terjadi wasit pertandingan diganti olehnya. Jangankan wasit, kepala kejaksaan tinggi Makassar saja bisa diganti olehnya.”
Tak berhenti sampai disitu, Manila pun membeberkan sesuatu yang sempat terjadi di sela-sela gelaran AFF Suzuki Cup 2010, dimana Indonesia sebagai tuan rumah bersama Vietnam. Kendati hanya kalah sekali dalam tujuh laga hingga final, Garuda Merah Putih harus berbesar hati menerima medali perak.
Lagi, bukan berdasar rumor, mantan Kepala STPDN (sekarang IPDN) mengungkapkan perbincangannya dengan manajer Timnas Indonesia saat ini Andi Darussalam Tabusala, atau yang akrab disapa ADS.
“Bahkan, saya mendengar dari mulut Andi Darussalam bahwa Alfred Riedl (pelatih timnas) akan dicopot jabatannya. Alasannya hanya karena Riedl tidak mengizinkan seseorang masuk ke ruang ganti pemain,” ungkap Manila, tanpa menyebut nama orang yang dimaksud.
“Riedl itu disiplin, tapi dia tidak bisa menolak tekanan,” lanjutnya, seraya mengingat sejumlah agenda diluar program latihan dan karantina Firman Utina dkk, selama mengikuti kompetisi negara-negara Asia Tenggara, Desember lalu.
Selama memangku jabatan sebagai manajer timnas, Manila sukses mengantarkan skuad Garuda meraih medali emas SEA Games di Filipina, pada 1990 silam. Karena tidak tahan dengan kebobrokan yang ada dalam tubuh pengurus PSSI, pria 68 tahun memilih angkat kaki kendati baru setahun berkiprah.
“Ada joke di kalangan pengurus PSSI: ‘Tali rafia, tali sepatu, semua mafia harus bersatu’. Tadinya saya enggan bicara, tapi mereka sudah mulai macam-macam,” tandas Manila, yang berani mengklaim orang seperti NH di Jepang pasti sudah melakukan Harakiri (bunuh diri).
Lebih lanjut, Manila berharap masyarakat Indonesia membantu perbaikan PSSI ke depannya, dengan tuntutan keterbukaan informasi terutama pengelolaan dana induk sepakbola nasional tersebut. ( okezone.com )
No comments:
Post a Comment