Karena ini merupakan proyek-proyek raksasa, maka dana yang dibutuhkan juga sangat besar. Karena itu, Djoko menekankan pendanaan tidak bisa dibiayai pemerintah sendiri. Semua proyek masuk kategori multi years dan umumnya mendapat dukungan dari swasta. "Dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara hanya sebagai stimulan."
Berbeda dengan pemerintah Soekarno yang membangun proyek "mercusuar" yang menjadi ikon Indonesia, seperti Gelora Bung Karno dan Monumen Nasional.
Sedangkan, pemerintah SBY-Boediono lebih memilih membangun proyek-proyek infrastruktur untuk mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi. Berikut ini proyek-proyek yang dijanjikan tuntas sebelum 2014.
1. Jalan Tol Trans Jawa
2. Jalan Tol Jabodetabek
Jalan tol Jabodetabek ini mencakup jalan tol di lingkungan Jakarta dan sekitarnya. Pemerintah tengah menggarap pembangunan jalan tol lingkar luar Jakarta tahap II, jalan tol dalam kota Jakarta, jalan tol lingkar luar Bogor, serta jalan tol akses ke pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
3. Perluasan Pelabuhan
Agenda besar lainnya adalah mengembangkan sejumlah pelabuhan, salah satunya pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menjadi pelabuhan bertaraf internasional. Dengan demikian, Priok bisa menampung kapal berkapasitas besar dari 3.000 teus menjadi 5.000 teus. Untuk itu, Priok akan melakukan reklamasi besar-besaran karena membutuhkan lahan 270 hektare. Total investasi itu diperkirakan mencapai Rp22 triliun.
4. Jalan Lintas di Sejumlah Pulau
  
Selain jalan tol, pemerintah SBY menjanjikan akan membangun jalan  lintas Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat,  Nusa Tenggara Timur hingga Papua. Totalnya sepanjang total 19.370  kilometer pada 2014.
5. Pembangkit Listrik 10.000 Megawatt Tahap II
Pembangunan pembangkit listrik tahap II juga merupakan salah satu  agenda pemerintah SBY setelah membangun Pembangkit Listrik Tahap I.  Sebagian dari proyek pembangkit listrik tersebut akan mengandalkan  sumber energi batu bara, serta panas bumi.
6. Mass Rapid Transit (MRT)
  
MRT Jakarta merupakan salah satu agenda besar angkutan transportasi massal. Ini sebenarnya sudah dibahas sejak 1985, namun mulai ada titik terang pada 2005, pada masa kabinet SBY tahap pertama. Meski sudah mulai digarap, namun proyek raksasa ini tidak akan tuntas 2014. Diperkirakan baru bisa terwujud 2016. Dana yang dibutuhkan sebesar Rp16 triliun dengan pinjaman dari Jepang, serta mengandalkan anggaran dari Pemda DKI Jakarta dan pemerintah pusat.
"Proyek Jembatan Selat Sunda ditargetkan akan mulai dikerjakan pada  2014," kata Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak kepada VIVAnews di Jakarta, Selasa, 5 Oktober 2010.
Menurut  Hermanto, proyek raksasa senilai US$15 miliar, atau sekitar Rp150  triliun tersebut, nantinya akan terdiri dari satu jalur ganda kereta api  dan di kiri kanannya dibangun lajur kendaraan roda empat. "Saat ini  kami sedang menyiapkan studi detailnya," ujarnya.
Sebab, dia menambahkan, selain untuk jalur transportasi, jembatan  tersebut juga akan menjadi sarana sejumlah utilitas seperti sambungan  telepon, kabel listrik, pipa gas, dan energi lainnya yang melintasi  Selat Sunda dan menjadi penghubung antara Pulau Jawa dengan Sumatera.
"Untuk  itu, studi proyek ini dikerjakan bersama antara Kementerian PU,  Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, Bappenas, BUMN, BUMND,  dan mitra swasta," kata Hermanto.
Sedangkan mengenai pendanaan  proyek--yang rencananya mulai digarap di masa SBY dan akan berlanjut di  masa presiden berikutnya--selain dari pemerintah juga akan dibantu  swasta dan pinjaman perbankan. 
"Tapi, untuk pengerjaan proyek tetap pemerintah kepalanya," tuturnya.
Selain proyek Jembatan Selat Sunda, proyek infrastruktur raksasa lain  yang juga ditargetkan pemerintahaan SBY - Boediono di antaranya adalah  Rel Kereta Api Bandara Soekarno Hatta dan pengembangan Bandara Udara.
Pengerjaan  proyek rel kereta api Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten   diperkirakan akan memakan waktu hingga lima tahun. Masa itu mencakup  waktu tiga tahun untuk pembebasan tanah. Sisanya, dua tahun untuk  pengerjaan fisik.
Proyek rel kereta sepanjang 30,3 kilometer ini  merupakan proyek infrastruktur yang telah ditawarkan pemerintah melalui  mekanisme kerjasama pemerintah-swasta.
Sejumlah Bandara juga akan dipercantik dan dikembangkan pemerintah melalui perusahaan BUMN terkait, seperti Bandara Ngurah Rai Denpasar-Bali.
PT Angkasa Pura I merevisi rencana investasi untuk pengembangan  Bandara Ngurah Rai Denpasar dari sebelumnya Rp2 triliun menjadi  Rp1,9  triliun.
Pengurangan nilai investasi sebesar Rp100 miliar  itu  dilakukan setelah adanya analisis dan verifikasi rencana  pengembangan  bandara oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. ( vivanews.com )
 
No comments:
Post a Comment