Inilah Partai Final Paling Ekstrim Sepanjang Sejarah Piala Dunia
Pelatih Belanda Bert van Marwijk, memprotes wasit Howard Webb (ketiga kiri), setelah pertandingan final Piala Dunia 2010 antara Spanyol dan Belanda berakhir di Johannesburg, Afrika Selatan (12/7). AP/Luca Bruno
Inilah Partai Final Paling Ekstrim Sepanjang Sejarah Piala Dunia -- Partai Final Terkotor Sepanjang Masa. Kerasnya laga memaksa Wasit Howard Webb asal Inggris mengeluarkan 14 kartu kuning dan satu kartu merah.
Belanda tersiram sembilan kartu, termasuk kartu kuning kedua sekaligus merah bagi bek John Heitinga. Adapun Spanyol lima kartu. Catatan ini jauh melampaui rekor sebelumnya, enam kartu kuning yang dilayangkan Wasit Romuald Arppi Filho asal Brasil saat memimpin partai pamungkas Piala Dunia 1986 antara Argentina dan Jerman Barat.
Kerasnya permainan Belanda, yang berhasil menyulut emosi Spanyol, membuat wasit tidak punya pilihan. Hujan kartu kuning diawali penyerang Belanda Robin van Persie saat pertandingan baru berlangsung 15 menit. Carles Puyol, yang menekel Arjen Robben dari belakang, menyusul satu menit kemudian.
Saat jeda, sudah lima pemain diganjar peringatan. Termasuk tindakan horor Nigel de Jong yang melompat sambil menendang dada Xabi Alonso di menit 28. "Para pemain benar-benar menyulitkan Mr Webb! Namun hingga kini dia masih menangani pertandingan dengan OK," tulis Bek Inggris Rio Ferdinand di Twitter.
Di babak kedua, wasit berpangkat sersan di Kepolisian Yorkshire itu kembali bekerja keras dan bolak-balik mengeluarkan kartu kuning dari sakunya. Satu diantaranya untuk protes keras Robben. Menjelang akhir babak kedua, sayap kanan Belanda ini mendapat kesempatan emas dengan berhadap-hadapan dengan kiper Iker Casillas. Puyol menariknya dari belakang, namun Robben tidak terjatuh.
Webb memberikan advantage dan tidak menghentikan permainan karena Robben berada di posisi memungkinkan untuk mencetak gol. Keputusan itu diprotes Robben. "Saya tidak bisa bergerak karena kiper sudah terlalu dekat," ujar bintang 26 tahun itu.
Menurutnya, keputusan itu mengubah jalannya pertandingan. "Pelanggaran Puyol patut diganjar kartu kuning kedua dan memberikan kami tendangan bebas," kata Robben.
Alih-alih, malah Belanda yang diganjar kartu merah. Heitinga, yang kalah cepat, terpaksa menjatuhkan Andres Iniesta di menit 109. Bolongnya lini pertahanan memudahkan Iniesta mencetak gol kemenangan, tujuh menit kemudian. Webb mengacuhkan protes Pasukan Oranye, yang hanya menyisakan Kiper Maarten Stekelenburg dan pengatur serangan Wesley Sneijder sebagai pemain yang tidak tercatat di kartu.
Pelatih Belanda Bert van Marwijk menolak tudingan bermain kasar, walaupun juga mengakui ada beberapa tekel horor seperti yang dilakukan De Jong. "Itu bukan gaya kami, tapi kami bertanding untuk menang," katanya.
Menurutnya, tensi tinggi selalu muncul di partai puncak, terlebih di Final Piala Dunia. "Emosi pemain selalu tinggi," ujar Van Marwijk. Sang pelatih menyorot kepemimpinan wasit. Webb, yang dibantu hakim garis Darren Cann dan Michale Mullarkey, merupakan pengadil di partai perdana Spanyol di Afrika Selatan.
Menurut Dirk Kuyt, wasit terlalu gampang melayangkan kartu kuning untuk Belanda. "Itu menghilangkan kesempatan kami meraih piala," katanya. Senada, Robben menuding Webb tak layak memimpin pertandingan pemuncak itu. "Final Piala Dunia membutuhkan wasit kelas dunia," ujarnya. ( tempointeraktif.com )
No comments:
Post a Comment