Rachel Maryam
Balada Cinta Sang Anggota DPR - Antara Rumah Tangga dan Karir. Sejatinya ketika seseorang sukses dalam karir, maka akan beranding lurus dengan sukses dalam cinta (baca keluarga). Namun sepertinya yang dialami model dan juga artis Rachel Maryam justru berbanding terbalik. Rumah tangganya di ambang kehancuran.
Rachel beruntung, bisa berhasil menduduki kursi DPR setelah mendulang suara dari pendukung Partai Gerindra pada Pemilu lalu. Dia kini menjadi bagian dari Komisi X, sebuah komisi di DPR yang membidangi pendidikan, kebudayaan, pariwisata dan olah raga.
Tapi sukses di legislatif, dia tidak mampu mempertahankan rumah tangganya. Kasus perceraian dengan suaminya Muhammad Akbar Perdana alias Ebes tengah ditangani Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Gugatan cerai berasal dari inisiatif Rachel. Gugatan itu didaftarkan pada 7 April 2010 silam. Sebelum gugatan cerai dilayangkan, sebenarnya keduanya sudah "cerai" secara de facto. Dua bulan sebelum gugatan cerai didaftarkan, mereka sudah pisah rumah.
Banyak gosip soal penyebab mereka harus pisah. Ebes menyebutkan, Rachel sudah tidak ingin hidup lagi bersamanya. Terlebih lagi Rachel sudah berubah sejak menjadi anggota DPR.
Ebes menyebutkan, Rachel sudah tidak ingin hidup lagi bersamanya. Terlebih lagi Rachel sudah berubah sejak menjadi anggota DPR.
Namun Rachel tak sependapat dengan tudingan tersebut. Menurut artis asal Bandung ini tak ada yang berubah dari dirinya. Dia merasa masih sama seperti dulu.
Begitu juga dengan kabar adanya orang ketiga di rumah tangganya, Rachel juga membantahnya. "Tidak ada pihak ketiga sama sekali. Ini memang masalah intern keluarga kami," kata Rachel.
Jika memang nanti Rachel dan Ebes akhirnya bercerai, tentunya Kale yang akan menanggung dampak psikologis yang berat.
Keinginan kuat Rachel untuk bercerai dari Ebes bukan juga masalah materi tetapi lebih pada sudah tak ada lagi ketidakcocokan di antara mereka.
Ketidakcocokan itu antara lain soal visi dan misi keduanya. Pernah suatu ketika, menurut Rachel, Ebes memintanya berhenti menjadi anggota DPR RI. Dan Rachel merasa keberatan dengan permintaan tersebut.
"Itu tak bisa saya penuhi. Buat saya ini tentu saja bukan masalah karir atau ambisi tapi saya punya tanggung jawab," kata Rachel.
Sikap Rachel pun sudah bulat dan tidak bisa ditawar lagi. Ebes pun sepertinya sudah patah arang. Dia tidak mau berupaya lagi untuk berdamai agar perceraian itu tidak terjadi lagi. Sebab berbagai upaya perdamaian yang sudah diupayakan Ebes sepertinya tidak membuahkan hasil.
Akhirnya, mediasi kasus perceraian mereka ini tak menemukan jalan keluar. Rachel dan Ebes masing-masing kukuh dengan pendapat mereka. Rachel pun mantap untuk bercerai dari suaminya. Ebes pun sudah pasrah jika nanti keputusan pahit akan diterimanya.
Ketika rumah tangga mereka tidak bisa dipertahankan lagi, kini ada persoalan baru soal anak. Keduanya ngotot untuk mendapatkan hak asuh anak mereka, Muhammad Kale Mata Angin. Keduanya mengajukan hak asuh anak semata wayang mereka.
Rachel yakin mendapatkan hak asuh anaknya. Dia optimis, karena anak di bawah umur 12 tahun secara hukum Islam harus ikut kepada ibunya. "Jika hak asuh jatuh ke tangan saya, saya pastikan dia bisa punya waktu untuk ketemu orangtuanya," kata Rachel mantap.
Tapi Ebes punya alasan lain. Ebes ingin mendapatkan hak asuh anak karena dia ingin mencurahkan kasih sayang kepada putra tunggalnya itu secara penuh.
Dia khawatir Kale tak akan mendapat perhatian penuh dari Rachel karena kesibukan artis yang kini menjadi anggota DPR RI itu sangat padat.
Rachel mengerti akan keinginan Ebes itu. Makanya, Rachel berjanji tak akan mempersulit Ebes untuk bertemu dengan buah hatinya. Namun hak asuh tetap tetap pada Rachel.
Ebes sepertinya tidak tertarik dengan tawaran Rachel. Pria yang menikahi Rachel enam tahun lalu ini tak tertarik dengan solusi yang diberikan istrinya. Dia tetap ingin mendapatkan hak asuh anaknya secara penuh.
Jika memang nanti Rachel dan Ebes akhirnya bercerai, tentunya Kale yang akan menanggung dampak psikologis yang berat. Seorang anak akan lebih mendambakan kasih sayang dari ayah dan ibunya secara penuh.
Akankah pintu hati Rachel dan Ebes yang sudah menutup pintu damai bisa terbuka kembali. Sebab di umur Kale yang pada 29 Juli 2010 nanti genap berusia empat tahun, tengah membutuhkan perhatian ayah dan ibunya. Apakah perceraian mereka bisa membuat Kale bahagia? Karena perceraian adalah sebuah simbol egoisme orangtua saja. ( yahoo.com )
No comments:
Post a Comment