Ada Penipu Yang Berhasil Meraih Posisi Sersan Militer AS. Seorang pria Texas, yang sama sekali belum pernah menjalani pelatihan militer sebelumnya, mampu menyusup masuk ke dalam Angkatan Darat AS dan bahkan menjadi seorang bintara.
Proses dan sistem ujian Angkatan Darat AS menuai malu karena telah membiarkan Jesse Bernard Johnston III, 26, seorang “prajurit” yang tidak terlatih, menyandang jabatan, dan bahkan menjadi seorang sersan, demikian diungkapkan dalam laporan kantor berita AP pada hari Sabtu lalu.
Satu-satunya pengalaman militer Johnston adalah ketika sempat menghadiri kursus kandidat Marinir AS selama 12 minggu bagi para mahasiswa pada tahun 2004, itu pun tidak dihadirinya secara penuh.
Meski demikian, Angkatan Darat AS justru menugaskan Johnston dalam Korps Bantuan Pesawat Udara yang bermarkas di pangkalan udara Fort Worth di laut. Di tempat itu pula, Johnston dinyatakan tidak memenuhi syarat.
“Hal ini mengungkapkan sejumlah isu signifikan ketika negara ini tengah terlibat dalam ‘perang global melawan teror’.” Kata seorang anggota parlemen AS, Mike Coffman, perwakilan Republikan dari Colorado, yang bergabung dengan Marinir AS di Irak.
“Jika orang ini saja bisa masuk militer dengan menipu, maka timbul pertanyaan, tidak bisakah orang lain yang berniat mengancam negara kita melakukan hal yang sama?”
Sebagian besar kasus dimasukkan dalam kategori stolen valor yang berisi ketentuan mengenai para pemalsu yang ingin mendapatkan tunjangan veteran atau bentuk bantuan keuangan lainnya.
Namun, kasus Johnston agaknya menjadi kasus pertama yang didokumentasikan dalam hal ini.
Terungkapnya hal itu terjadi beberapa bulan setelah AD menerima kritikan karena tidak mampu memperingatkan mengenai aktivitas psikiater Angkatan Darat yang dituding membunuh 13 orang prajurit dan melukai puluhan lainnya di Fort Hood.
Jesse Bernard Johnston III bergabung dengan pasukan cadangan Angkatan Darat AS pada Februari dengan pangkat sesan dan ditugaskan di Fort Worth. Kemudian terungkap mengenai pengalaman militer Johnston.
Mayor Shawn Haney, juru bicara wanita Marine Manpower and Reserve Affairs, mengatakan Johnston tidak menyelesaikan enam minggu terakhir kursus tersebut. “Dia bahkan tidak dianggap sebagai Marinir,” katanya.
Masalah yang tengah diselidiki Angkatan Darat AS tersebut berarti bahwa seseorang telah mendapatkan izin keamanan dan bisa memimpin pasukan dalam perang, meski ia tidak pernah melalui pelatihan dasar atau mengabdikan diri pada militer.
Coffman mendorong agar diciptakan sebuah database tuggal untuk merekam seluruh catatan militer untuk meminimalkan kemungkinan penipuan.
Para pejabat Angkatan Darat menolak memberikan rincian pendaftaran Johnston atau mengatakan apakah ia dicurigai memberikan dokumen palsu atau menggunakan cara lain untuk mengklaim diri sebagai mantan anggota Marinir.
Tanda tanya dikemukakan oleh seorang perwira yang curiga ketika Johnston tidak bisa memberikan penjelasan yang memuaskan mengenai caranya mendapatkan medali dan pita Marinir yang ia perlihatkan. Perwira yang tidak menyebutkan namanya tersebut mengatakan dirinya telah menghubungi otoritas hukum Marinir dan Angkatan Darat, dari situ diketahui bahwa Johnston tidak punya pengalaman militer.
Letnan Kolonel Maria Quon, juru bicara wanita Komando Sumber Daya Manusia Angkatan Darat, mengatakan databasse tersebut berisi data yang menunjukkan bahwa Johnston bergabung militer pada 2002, tapi tidak ada dokumen yang mendukung tanggal tersebut.
Ia mengatakan, tidak adanya dokumentasi tersebut adalah hal yang aneh, ia menduga tanggal tersebut baru dimasukkan tahun ini. Pusat Catatan Personel Nasional, yang mengumpulkan informasi mengenai orang-orang yang pernah diberhentikan dari militer, memberitahu kantor berita AP bahwa pihaknya tidak bisa menemukan bukti Johnston pernah mengabdikan diri.
Dalam proses di persidangan batu-baru ini, mantan istri Johnston, yang juga anggota cadangan AD, menudingnya telah menggunakan dokumen palsu agar terkesan seolah pernah bertugas di Marinir. Melanie Rolfing, 24, membuat klaim tersebut dalam sebuah penyataan tersumpah yang dilayangkan bulan lalu di persidangan keluarga Fort Worth, yang menjadi tempat pembatalan status pernikahannya yang berusia 2 tahun.
Pada tahun 2005, Kongres AS mengeluarkan kebijakan untuk menindak para pemalsu identitas militer dengan meloloskan peraturan yang menggolongkan hal semacam itu sebagai kejahatan. ( suaramedia.com )
No comments:
Post a Comment