Guus Hiddink, Dari Tsar Menjadi Sultan

Guus Hiddink, Dari Tsar Menjadi Sultan. Guus Hiddink menjadi pelatih tim nasional Turki. Itu adalah negara kelima binaannya. Sebelumnya pelatih berusia 63 tahun itu memimpin timnas Belanda, Korea Selatan, Australia dan Rusia.

Hiddink, dianggap sebagai "produk" ekspor paling laris Belanda di bidang olahraga. Pekan lalu, Hiddink mengumumkan untuk tidak lagi melatih timnas Rusia yang sudah diasuhnya selama empat tahun. Rusia tidak lolos ke putaran final Piala Dunia di Afrika Selatan. Sejak itu berhembuslah spekulasi siapa yang bakal menyewa salah satu pelatih paling sukses Belanda itu.

Hiddink Latih Timnas Turki
Guus Hiddink


Tawaran Menggiurkan

Nama Guus Hiddink akhirnya dihubung-hubungkan dengan klub-klub Eropa besar seperti Juventus hingga Chelsea. Selain itu banyak negara juga meliriknya. Ia ditawari sebagai pelatih timnas Nigeria, Pantai Gading dan Cina. Bahkan Korea Utara yang lolos ke babak final Piala Dunia juga meliriknya. Hiddink akhirnya memilih Turki. Di sana ia tidak asing lagi dengan budaya sepakbola negeri itu. Pada 1990-1991, Hiddink sempat melatih Fenerbahce.

Hiddink akan melatih timnas Turki sekitar bulan September-Oktober. Ia menandatangani kontrak dua tahun dengan kemungkinan perpanjangan dua tahun berikutnya. Tugas utamanya adalah membawa Turki lolos ke putaran final Piala Eropa di tahun 2012 yang berlangsung di Polandia dan Ukraina. Karena seperti halnya Rusia, Turki tidak lolos ke putaran final Piala Dunia di Afrika Selatan pada 11 Juni higga 11 Juli mendatang.


Afrika Selatan

Karena Hiddink baru menjankan tugasnya di Turki setelah Piala Dunia, maka masih ada kemungkinan ia menjadi pelatih timnas sementara Afrika Selatan. Ia tidak menutup kemungkinan itu, demikian ditegaskannya akhir pekan lalu di radio Belanda dalam acara olahraga Sepanjang Garis. Selain itu manajernya juga mmpertegas: kami sedang sibuk mengurusnya.

Kesuksesan

Hiddink adalah salah satu pelatih sepakbola tersukses di Belanda. Ia membawa Belanda 1998, Korea Selatan (2002) dan Australia (2006) ke putaran final piala Dunia. Baik Belanda maupun Korea Selatan--yang kala itu menjadi tuan rumah, dibawa Hiddink sampai ke babak semifinal. Di bawah asuhan Hiddink, Rusia juga melaju ke semifinal Piala Dunia 2008. Ia dianggap turut bertanggung jawab atas terlemparnya Belanda yang waktu itu favorit di Piala Eropa. Ia dipuja akan pendekatan kemanusiaannya dan dicap sebagai people's manager, pelatih yang selalu memperhatikan anak asuhnya.

Guus yang Beruntung

Berkat kesuksesannya Hiddink mendapat julukan Guus yang Beruntung. Fans Korea Selatan masih sering mengunjungi tempat kelahirannya Varsseveld, Belanda. Tempat itu oleh warga Korea Selatan dianggap sebagai sebuah tempat suci. Prestasi Hiddink luar biasa, ia sempat mengantar PSV Eindhoven merebut enam kali juara nasional Belanda dan bersama Hiddink pula, klub itu sempat meraih Piala Eropa tahun 1987-1988.

Duta Besar

Di Belanda ia dianggap sejajar dengan nama besar lainnya seperti Johan Cruijff, Ruud Gullit dan Marco van Basten. Sementara di luar negeri bersama Louis van Gaal, dianggap menjadi wakil dan dutabesar sepakbola pola menyerang Belanda. ( rnw.nl )





Mungkin Artikel Berikut Juga Anda Butuhkan...!!!



No comments:

Post a Comment