Riwayat Kekerasan Terhadap Pers Dari Masa ke Masa

http://image.tempointeraktif.com/?id=40138&width=274
Seorang anggota TNI AD sedang mengabadikan bekas ledakan bom molotov di Kantor Majalah Tempo, jalan Proklamasi, Jakarta, (6/7). Bom molotov tersebut dilempar orang tak dikenal sekitar pukul 02.40 dini hari tadi.TEMPO/Dwi Narwoko


Riwayat Kekerasan Terhadap Pers Dari Masa ke Masa - Kekerasan terhadap pers kembali terjadi. Dini hari tadi, kantor Majalah Tempo di jalan Proklamasi 72 Menteng Jakarta Pusat dilempari tiga bom molotov Selasa (6/7) dini hari pukul 02.40.


Tri Priatno, petugas keamanan kantor Majalah Tempo yang menyaksikan peristiwa itu menuturkan pelaku pelemparan dilakukan dua orang mengendarai satu motor bebek. Tapi Tri tidak melihat wajah pelempar dan plat nomor motor. “Mereka pakai jaket warna gelap,” katanya, Selasa (6/7).

Bom meledak tepat di kaca depan kantor Tempo. Bom tersebut dilempar dari luar gerbang Tempo yang berjarak 10 meter dari kaca depan. Aksi pelemparan ini diketahui oleh penjaga keamanan, Sutrisno, Rambat, Tri Prianto, dan Mulyana.

Dari catatan yang ada, aksi kekerasan terhadap pers ini bukan hanya kali ini saja terjadi tapi sudah ratusan kali. Sejumlah kekerasan terjadi terkait erat dengan pemberitaan yang dilakukan oleh media. Berikut catatan sejumlah kekerasan terhadap dunia pers yang pernah terjadi:

  • Tahun 2009 : 44 kasus
  • Tahun 2008 : 33 kasus
  • Tahun 2007 : 75 kasus
  • Tahun 2006 : 53 kasus
  • Tahun 2005 : 43 kasus
  • Tahun 2004 : 27 kasus
  • Tahun 2003 : 97 kasus
  • Tahun 2002 : 70 kasus
  • Tahun 2001 : 95 kasus
  • 1999-2000 : 106 kasus

Beberapa pekerja pers yang tewas dibunuh :

  1. Fuad Muhammad Syafruddin atau Udin, wartawan Harian Bernas Yogyakarta tewas dibunuh pada 16 Agustus 1996
  2. Reporter RCTI, Sory Ersa Siregar tewas setelah diculik di Nanggro Aceh Darusalam pada tahun 2003
  3. Wartawan koran Berita Sore, Medan, Elyudin tewas setelah diculik orang tidak dikenal pada 24 Agustus 2005
  4. Telaumbanua diculik pihak tak dikenal di Pulau Nias, Sumatera Utara pada tahun 2005.
  5. Herliyanto dari Tabloid Delta Post Sidoarjo, Jawa Timur, tewas pada 29 April 2006
  6. Wartawan Radar Bali bernama Anak Agung Gde Bagus Narendra Prabangsa, ditemukan tewas mengambang di permukaan laut pada 16 Februari 2009.

Kasus menonjol :

Harian Jawa Pos terpaksa berhenti terbit satu hari pada tanggal 7 Mei 2000, akibat pendudukan massa Banser Jawa Timur, yang marah terhadap pemberitaan menyangkut Presiden Abdurrahman Wahid.

Kesepakatan terjadi setelah pihak Jawa Pos mau memenuhi tuntutan: memuat permintaan maaf di halaman satu, sebesar seperdelapan halaman selama satu minggu, memecat tiga wartawan yang menulis berita, bersedia membangun masjid yang dapat menampung 500 jemaat. ( tempointeraktif.com )




Mungkin Artikel Berikut Juga Anda Butuhkan...!!!



No comments:

Post a Comment